Bola.com, Jakarta - Tahun ini menjadi musim kedua Sriwijaya FC berkutat di Liga 2 sejak terdegradasi pada 2018. Jika tak segera bangkit, tim berjulukan Laskar Wong Kito ini terancam bisa awet di kasta bawah.
Saat turun kasta dari Liga 1 pada 2018, Sriwijaya FC dihajar krisis finansial. Begitu menjanjikan saat menyusun skuat, gerbong Laskar Wong Kito runtuh saat memasuki pertengahan musim. Satu per satu pemain memilih hengkang karena gajinya tidak dibayarkan.
Baca Juga
Sempat Diragukan, Lalu Bisa Kandaskan Arab Saudi: Yuk Bedah Taktik Timnas Indonesia, Kuncinya Perubahan Lini Depan
Justin Hubner Jadi Biang Kerok Timnas Indonesia Vs Arab Saudi: The Real Preman, Langganan Kartu!
3 Striker Keturunan yang Diincar Timnas Indonesia untuk R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026: Ole Romeny Sudah, Selanjutnya Bang Depok?
Advertisement
Sriwijaya FC hampir kembali ke Liga 1 untuk musim ini. Sudah melaju hingga babak empat besar Liga 2 tahun lalu, Laskar Wong Kito dikalahkan Persita Tangerang 2-3 melalui babak adu penalti.
Saat kesempatan untuk naik kasta masih ada di perebutan tempat ketiga, Sriwijaya FC juga kalah 0-1 dari Persiraja Banda Aceh. Untuk tahun depan, tentu Laskar Wong Kito ingin kembali bersaing di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
"Dengan usaha dan doa, serta dengan kerja sama yang baik, kami berharap bisa lolos ke Liga 1. Semua pemain siap tempur dengan kondisi cukup prima. Para pemain juga sangat antusias melakukan latihan di hari pertama ini," ujar pelatih Sriwijaya FC, Budiardjo Thalib.
Setelah mengakuisisi Persijatim Solo FC pada 2004, Sriwijaya FC melejit sebagai tim raksasa di kancah sepak bola Nasional. Laskar Wong Kito tercatat mengoleksi satu trofi Liga Indonesia pada 2007-2008 dan satu gelar Indonesia Super League (ISL) 2011-2012, di mana saat itu bukan kompetisi resmi karena PSSI membentuk Liga Primer Indonesia.
Selain itu, Sriwijaya FC juga berhasil tiga kali menjadi juara Copa Indonesia, yaitu pada 2007-2008, 2008-2009, dan 2010.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Nasib Miris Persiwa Wamena
Pelan-pelan, Persiwa Wamena menghilang bak ditelan bumi. Runner up Liga Indonesia musim 2008-2009 ini itu saat ini terpuruk di Liga 3. Pada 2018 lalu, Persiwa dikabarkan merger dengan klub Bina Putra FC dan berpindah kandang ke Cirebon.
Persiwa pernah disegani di kancah sepak bola Indonesia pada akhir 2000-an. Selain menduduki peringkat kedua musim 2008-2009, Badai Pegunungan juga mewakili Indonesia di Piala AFC 2010.
Beberapa pemain beken lahir di Persiwa. Sebut saja Ferdinand Sinaga, Boakay Eddie Foday, Erick Weeks, Pieter Rumaropen, dan Vendry Mofu.
Setelah promosi ke Divisi Utama, kompetisi kasta tertinggi waktu itu pada 2006, penampilan Persiwa terbilang konsisten. Setelah tujuh tahun, Badai Pegunungan akhirnya menyerah dan terdegradasi ke Divisi Utama, level kedua Liga Indonesia, pada 2014.
Advertisement
Pasang Surut Semen Padang dan PSMS Medan
Terdegradasi pada 2017, naik kasta pada 2018, dan kembali turun level pada 2019. Itulah pencapaian Semen Padang pada tiga musim belakangan. Tim dengan koleksi satu gelar Liga Indonesia ini kini mendekap di Liga 2.
Semen Padang bak kehilangan rohnya saat ditinggalkan Esteban Vizcarra ke Persib Bandung dan Riko Simanjuntak ke Persija Jakarta pada 2018. Tim berjulukan Kabau Sirah ini juga tidak menemukan pengganti setajam Edward Wilson Junior dan Marcel Sacramento.
Kondisi yang sama menghantui PSMS Medan. Kesebelasan berjulukan Ayam Kinantan ini pernah begitu disegani di era Perserikatan dan Liga Indonesia (Ligina).
PSMS adalah pemilik lima gelar Perserikatan. Ayam Kinantan juga pernah sekali menjadi runner up Ligina era Divisi Utama pada 2007-2008.
Kesaktian PSMS menghilang ketika degradasi pada 2008. Ayam Kinantan kembali ke kasta teratas pada musim 2011-2012. Hanya bertahan setahun, kesebelasan kebanggaan SMeCK ini lagi-lagi turun kasta.
Enam tahun menunggu, PSMS berhasil promosi ke Liga 1 2018. Sempat tampil meyakinkan pada pramusim dengan menduduki peringkat keempat Piala Presiden, Ayam Kinantan tidak berdaya di kompetisi resmi.
PSMS mengakhiri musim di posisi buncit dan terpaksa bermain di Liga 2 sampai dengan saat ini.