Bola.com, Jakarta - Penghentian sementara kompetisi Shopee Liga 1 2020 akibat pandemi virus corona terasa memukul bagi gelandang serang asing PSIS Semarang, Jonathan Cantillana. Berstatusnya sebagai pemain asing, ia khawatir kehilangan pekerjaan.
Menurut pemain asal Chile tersebut, dengan status sebagai ekspatriat membuat situasinya semakin rumit. Sebab, ia tidak bisa pulang dan berkumpul dengan keluarganya.
Baca Juga
Advertisement
”Ini adalah pengalaman pertama saya menghadapi situasi seperti ini. Dan sangat sulit bagi kami orang asing untuk tinggal di negara orang,” kata Jonathan pada Selasa (31/3/2020).
Pesepak bola kelahiran 26 Mei 1992 tersebut terus memantau perkembangan penyebaran virus corona di negaranya. Dan tentunya, dia khawatir karena tidak bisa mendampingi orang tuanya.
Jonathan memang bersama dua pemain asing PSIS lainnya, memang tidak pulang kampung meskipun tim diliburkan. Dia memilih tinggal di Semarang bersama istrinya.
Dan untuk mengurangi rasa khawatir, Jonathan terus berkomunikasi dengan keluarganya di Chile. Mereka saling memberi kabar walaupun hanya melalui aplikasi WhatsApp.
”Setiap hari kami intens berkomunikasi untuk saling memberi kabar terkini,” tutur mantan pemain Kuala Lumpur FA tersebut.
Tentunya, dia juga lebih tenang karena penyebaran virus Corona di Chile tidak terlalu masif. Ada beberapa orang yang terinfeksi, tetapi angka kematiannya sangat rendah.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pemotongan Gaji
Di sisi lain, manajemen PSIS Semarang belum memutuskan kebijakan perihal kejelasan kontrak pemain. Terutama menyangkut gaji saat Shopee Liga 1 2020 berhenti.
Sebelumnya, PSSI memberikan opsi terkait kontrak pemain setelah menyatakan status force majeure kompetisi. PSSI memperbolehkan klub untuk melakukan perubahan kontrak kerja yang disepakati oleh elemen di tim.
Klub mendapat kewajiban membayar gaji sebesar 25 persen dari nilai kontrak yang telah disepakati. Terutama pada bulan masa darurat wabah virus Corona, yakni Maret, April, Mei, dan Juni 2020.
Menanggapi hal itu, manajemen PSIS masih menyiapkan berbagai hal teknis berkaitan dengan hak pemain, pelatih, maupun ofisial. Mereka harus mematangkan kebijakan agar memuaskan kedua belah pihak.
"Kami belum memutuskan seperti apa kebijakan yang terbaik. Masih kami bahas di internal manajemen, supaya diantara kami tidak ada yang dirugikan. Untuk acuannya tetap arahan dari federasi perihal 25 persen dari nilai kontrak," terang CEO PSIS, Yoyok Sukawi, Selasa (31/3/2020).
Sumber asli: Bola.net
Disadur dari: Bola.net (Mustopa El Abdy, Published 31/3/2020)
Advertisement