Bola.com, Solo - Klub-klub sepak bola yang menjadi wakil Provinsi Jawa Tengah dan DIY, sedang bersaing dengan provinsi lain dalam meraih prestasi.
Di Jateng-DIY hanya ada dua klub yang sudah berada di kasta Liga 1, yakni PSIS Semarang dan PSS Sleman.
Baca Juga
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
BRI Liga 1: Mazola Junior Klaim PSS Sleman Makin Kuat di Putaran Kedua, Ini Alasannya
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Advertisement
Sementara, tim-tim lain lebih berkutat di divisi dua dan tiga, yakni Persis Solo, PSIM Yogyakarta, Persijap Jepara, PSCS Cilacap, hingga PPSM Magelang.
Jika melihat ke belakang, tim-tim asal Jateng dan DIY punya sejarah cukup panjang dan prestasi yang apik. PSIS misalnya, mereka menjuarai Perserikatan 1987 dan Liga Indonesia 1998-1999. Sementara, Persis merupakan klub yang berkibar di era Perserikatan.
PSCS pernah menjadi juara ISC B dan Persijap pernah memanaskan persaingan di Liga Super Indonesia.
Klub-klub tersebut kini memiliki markas yang bagus. Pemerintah daerah masing-masing, menggelontor dana, termasuk bantuan dari pemerintah pusat, untuk merenovasi stadion.
Tiga di antaranya dirombak besar-besaran, yakni Stadion Mandala Krida, Jatidiri, dan Manahan. Tentunya, dengan adanya markas yang representatif, klub Jateng-DIY diharapkan meraih prestasi.
Bola.com merangkum lima stadion megah di wilayah Jateng-DIY, yang belum punya dampak signifikan pada prestasi klub sepak bola setempat.
Â
Saksikan Video Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Stadion Manahan
Persis Solo sebagai satu di antara tim legendaris Indonesia, beruntung memiliki Stadion Manahan. Stadion ini dibangun pada 1989 dan sebenarnya untuk Arseto Solo.
Namun, seiring klub keluarga Cendana tersebut bubar pada tahun 1998, Persis Solo menjadi satu-satunya penghuni Manahan. Terkini, stadion yang berkapasitas 20 ribu penonton itu telah mengalami perubahan besar.
Pemerintah pusat menggelontorkan dana Rp300 miliar dan menyulap Manahan menjadi stadion modern dengan berbagai fasilitas mewah. Sayangnya, Persis belum bisa kembali ke masa kejayaan dengan predikat tujuh gelar juara kompetisi Perserikatan.
Tim kebanggaan masyarakat Solo tersebut masih berkutat di kasta Divisi Utama hingga sekarang.
Advertisement
2. Stadion Mandala Krida
Markas klub PSIM Yogyakarta ikut menjadi saksi lahirnya PSSI pada tahun 1930. Stadion Mandala Krida merupakan simbol kebesaran sepak bola di tanah Mataram.
PSS Sleman juga pernah berkandang di stadion ini, sebagai persatuan masyarakat DIY.
Belum lama ini, Stadion Mandala Krida dipugar setelah mendapat bantuan dana dari pemerintah sebesar Rp158 miliar.
Kini, stadion yang terletak di pusat kota Yogyakarta itu masuk dalam daftar venue untuk Piala Dunia U-2021 bersanding dengan Stadion Manahan Solo.
Sayangnya, PSIM Yogyakarta juga belum dapat bangkit layaknya tim-tim legendaris lainnya. Seperti halnya Persis, Laskar Mataram masih berkompetisi di Divisi Utama sejak 2007 hingga sekarang.
3. Stadion Moch Soebroto
Stadion yang berada di Kota Magelang ini dibangun pada tahun 2008. Nama yang dipilih adalah untuk menghormati Wali Kota Magelang tahun 1971-1981, yakni Moch Soebroto.
Stadion yang dulu bernama Stadion Madya ini cukup unik. Meskipun cukup megah dengan kapasitas yang besar, Stadion Moch Soebroto sampai saat ini beluk memiliki tribune sebelah utara.
Menghabiskan yang dibangun dengan anggaran Rp124 miliar ini bisa menampung penonton hingga 20 ribu orang.
Saat ini, Stadion Moch Soebroto digunakan PSIS Semarang sejak musim 2018. Sementara, tim asli Magelang yakni PPSM justru masih di kasta ketiga, sejak terdegradasi pada 2017.
Advertisement
4. Stadion Maguwoharjo
Stadion Maguwoharjo dikenal seperti markas duo Milan, San Siro atau Giuseppe Meazza karena bentuk bangunannya yang mirip. Stadion Maguwoharjo adalah kebanggaan sekaligus nyawa PSS Sleman.
Stadion yang bisa menampung 35 ribu penonton ini menjadi satu di antara stadion khusus sepak bola karena tidak memiliki lintasan lari.Â
Stadion Maguwoharjo dibangun pada 2005 dengan anggaran Rp100 miliar. Maguwoharjo juga pernah direhab karena bencana gempa bumi DIY tahun 2007.
Stadion Maguwoharjo baru digunakan dalam pentas kasta tertinggi setelah PSS promosi.Â
5. Stadion Jatidiri
Selama berkandang di Stadion Jatidiri, satu-satunya prestasi yang diraih PSIS Semarang adalah juara Ligina tahun 1998-1999. Setelah itu, pencapaian PSIS pasang surut.
PSIS berkutat di kasta kedua dalam beberapa tahun. Tim Mahesa Jenar kembali ke Liga 1 pada 2017. Sayangnya, saat promosi ke kasta tertinggi, tim pujaan Panser Biru dan Snex ini justru belum bisa kembali ke Stadion Jatidiri, karena stadion itu direnovasi.
Stadion yang berada di kawasan Karangrejo, Semarang Selatan ini baru bisa digunakan pada 2021.Â
Advertisement