Bola.com, Jakarta Jalan hidup memang tidak ada yang tahu. Kadang terpuruk, tapi beberapa tahun kemudian berjaya. Seperti yang dialami striker Arema FC, Kushedya Hari Yudo.
Pemain binaan Akademi Arema ini pernah mengalami masa sulit ketika belum bermain di Liga 1, tepatnya pada tahun 2017. Waktu itu Yudo merasa di titik jenuh bermain bola.
Baca Juga
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Maarten Paes Bawa Level Berbeda di Bawah Mistar Timnas Indonesia: Perlu Pesaing yang Lebih Kuat?
Advertisement
Yudo sempat membela tim kasta tertinggi, Persegres Gresik United tahun sebelumnya. Tapi, kariernya masih belum bersinar. Dia berpikir untuk mencari pekerjaan di luar sepak bola karena harus dapat pemasukan tetap untuk menghidupi keluarga.
“Tahun itu saya sempat galau. Main bola kok begini-begini saja. Pengen kerja, karena sudah menikah. Jadi punya tanggung jawab menghidupi keluarga. Akhirnya saya terima tawaran Persekam Metro FC dan dapat pekerjaan honorer di PDAM Kabupaten Malang. Tapi tidak lama. Mungkin dua bulan. Waktu itu juga sempat gali pipa untuk pelanggan PDAM,” kenangnya.
Seperti diketahui, Persekam Metro FC membentuk tim dengan materi pemain 100 persen putra daerah, Kabupaten Malang. Manajemen tim berjulukan Macan Kumbang itu memberikan pekerjaan sampingan kepada pemainnya sebagai honorer di PDAM, Pemadam Kebakaran hingga Dispora.
Tujuannya untuk memberikan pemasukan tambahan kepada pemain diluar sepak bola. Karena gaji di tim itu tidak tinggi. Sehingga pemasukan tambahan pemain didapat dari pekerjaan honorer.
Tapi, Yudo merasa main bola di kasta kedua sepak bola Indonesia, sambil bekerja di PDAM, tidak bisa menjamin masa depannya. Dia kembali berubah pikiran dan mencoba merintis karir sepak bola lebih serius dengan merantau lagi.
“Saya berpikir usia masih muda juga. Jadi saya tekadkan untuk merantau lagi membuat karier sepak bola yang lebih baik,” kenang pemain yang sudah mencetak dua gol di Arema ini.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Merangkak dari Kasta Ketiga
Sebelum gabung Metro FC, Yudo pernah bermain di klub kasta ketiga, PS Badung, Bali, Persewangi Banyuwangi.
Pada 2018, dia melanjutkan petualangan di Kalteng Putra. Di sanalah titik balik kariernya. Yudo berhasil membawa Kalteng Putra promosi dan dipinang klub kasta tertinggi, PSS Sleman tahun 2019.
“Sejak itu (di PSS) saya merasa percaya diri. Ternyata saya bisa bermain di kasta tertinggi. Alhamdulillah tahun ini bisa ke Arema. Tim asal saya,” sambungnya.
Di Arema, dia langsung jadi idola baru Aremania. Selain putra daerah dan alumni Akademi Arema, dia punya karakter ngeyel yang disukai suporter.
Dari tiga pertandingan awal Shopee Liga 1, dia jadi pemain tersubur Arema dengan mencetak dua gol. Semua gol itu disarangkannya dalam laga pembuka lawan Tira Persikabo pada 2 Maret lalu.
Yudo merasa ada di masa kejayaannya saat ini. Tapi, dia berharap bisa memberikan kontribusi lebih besar saat kompetisi dilanjutkan lagi jika persoalan virus corona saat ini sudah teratasi.
Advertisement