Bola.com, Semarang - PSIS Semarang masuk dalam daftar tim legendaris di Indonesia. Sejauh ini, PSIS merupakan tim tersukses bersanding dengan Persis Solo sebagai wakil Provinsi Jawa Tengah yang punya sejarah besar.
Gelar juara kompetisi Perserikatan pada 1987 dan kampiun Liga Indonesia 1999, menjadi lambang supremasi tertinggi PSIS Semarang di kancah persepakbolaan tanah air.
Advertisement
PSIS juga seperti tidak pernah kehabisan talenta lintas generasi. Setiap eranya, tim berjulukan Mahesa Jenar mempunyai pilar penting dalam mengarungi kompetisi.
Baik produk sendiri maupun rekrutan dari tim lain, sejumlah pemain punya kontribusi besar dalam sejarah klub kota Atlas. Memiliki peran pembeda, beberapa wajah pernah membuat pengaruh di PSIS.
Bola.com merangkum sejumlah pemain yang pernah memberikan pengaruh besar di klub PSIS Semarang, khususnya di era Liga Indonesia hingga saat ini.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Agung Setyabudi
Begitu beruntungnya PSIS Semarang, seperti mendapat duritan runtuh saat bubarnya tim Arseto Solo pada 1998. Nama Agung Setyabudi ikut rombongan pemain yang eksodus dari Arseto ke Mahesa Jenar.
Gelar juara Liga Indonesia langsung dipersembahkannya untuk PSIS. Nama besar Agung Setyabudi sudah jauh lebih mentereng sebelum datang ke Semarang. Ia merpakan jebolan program PSSI Garuda II yang lama menembus Timnas Indonesia sejak pertengahan dekade 1990-an.
Satu posisi di bek kanan PSIS sudah pasti menjadi milik pria asal Solo tersebut. Kepiawaian Agung dalam beroperasi di bek sayap kanan, menjadikan kekuatan tersendiri. Agung dikenal memiliki permainan keras, lugas, dan tanpa kompromi.
Advertisement
2. Ali Sunan
Menjadi seorang leader saat PSIS Semarang merengkuh gelar juara Ligina 1999. Ali Sunan senasib dengan Agung Setyabudi sebagai bintang Arseto yang memutuskan hijrah ke PSIS.
Ia dipercaya sebagai kapten tim PSIS ketika itu. Perannya sebagai sosok sentral di lini tengah membuat keseimbangan permainan PSIS begitu terjaga. Meski tidak segarang Ebanda Timothy, tapi visi bermain membuatnya menjadi nyawa tersendiri.
Gelar juara Liga Indonesia 1999, membuat Ali Sunan berkesempatan tampil bersama Timnas Indonesia. Melawan Kamboja pada 31 Juli 1999, menjadi debutnya di Timnas Indonesia.
3. Indriyanto Nugroho
Jebolan program PSSI Primavera yang ikut memberikan warna tersendiri di barisan depan PSIS Semarang pada musim 2006. PSIS yang memiliki bomber andalan Emanuel De Porras, menjadikan Indriyanto Nugroho sebagai seorang supersub.
Pemain asal Kabupaten Sukoharjo ini mendapat banyak pengalaman panjang sebelum bergabung dengan PSIS. Terutama saat masih memperkuat Pelita Jaya, kemudian hijrah ke Persijatim Solo FC.
Pria yang akrab disapa Nunung juga memiliki pengalaman bersama Timnas Indonesia. Hal itu membuat PSIS punya kedalaman skuad yang apik kala itu. Indriyanto Nugroho kerap menjadi penentu ketika baru masuk pada menit-menit krusial.
Advertisement
4. Khusnul Yakin
Pria asal Brebes ini menjadi satu di antara pemain yang cukup loyal berseragam PSIS Semarang. Khusnul Yakin mengawali kariernya sebagai pemain PSIS pada awal era 2000.
Meski sempat hijrah ke tim lain, seperti Pelita Bandung Raya, ia kembali lagi ke pangkuan PSIS. Meski ia menutup kariernya sebagai pemain di Persab Brebes.
Berstatus sebagai penyerang lokal, Khusnul Yakin mempunyai kecepatan dan kelincahan. Instingnya dalam mencetak gol juga tergolong baik.
Hanya saja dia masih kalah pamor dari pemain depan asing PSIS tahun ke tahun, seperti Emanuel De Porras, Julio Lopez, Roberto Kwateh, hingga Vitor Borges.
5. Harry Salisbury
Pemain istimewa yang pernah dimiliki PSIS Semarang. Harry tidak tergantikan saat beroperasi sebagai bek sayap kiri karena spesialisasi menggunakan kaki kiri miliknya.
Harry didatangkan dari Persijatim Solo FC pada 2004, seiring mantan klubnya pindah ke Palembang. Harry Salisbury juga dikenal memiliki kemampuan tendangan bebas mematikan.
Sebagian besar golnya lahir dari eksekusi tendangan bebas kaki kiri. Dua golnya yang berkesan oleh publik PSIS adalah tendangan bebasnya ke gawang Arema pada musim 2007 dan ke gawang PSMS Medan di musim berikutnya.
Advertisement