Bola.com, Sleman - PSS Sleman mulai naik daun di kancah persepakbolaan Indonesia pada awal dekade 2000. Tim asal Kabupaten Sleman tersebut menjadi satu diantara kekuatan baru di jagat sepak bola nasional kala itu.
Sebagai saudara muda dari PSIM Yogyakarta di tanah Mataram, kiprah PSS tidak bisa dianggap remeh begitu saja. Didirikan pada 1976, PSS Sleman sudah banyak berbicara di pentas Liga Indonesia, terutama sejak Liga Bank Mandiri pada 2000.
Baca Juga
Advertisement
Sederet prestasi sempat ditorehkan PSS seperti menjuarai Divisi Utama LPIS (dualisme kompetisi) pada 2013. Hingga puncaknya adalah menjadi kampiun Liga 2 2018. PSS juga menjelma menjadi tim underdog di Shopee Liga 1 2019 dengan finis di peringkat delapan.
Tim berjulukan Elang Jawa juga pernah memiliki pemain-pemain hebat yang dicintai suporter dan ikonik. Sejumlah pemain menjadi idola publik bumi Sembada kala sejak masih berkandang di Stadion Tridadi hingga Stadion Maguwoharjo.
Banyak kenangan mengesankan bagi pemain besar yang pernah mengenakan jersey kebesaran klub berlogo Candi tersebut. Berikut ini lima pemain ikonik PSS Sleman yang dirangkum versi Bola.com.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Seto Nurdiyantoro
Nama pria asal Kalasan, Kabupaten Sleman ini tidak akan bisa dipisahkan dengan PSS. Sebagai putra daerah asli Sleman, Seto Nurdiyantoro adalah ikon PSS.
Mengawali karier di PSS, Seto memang berkelana ke sejumlah klub mapan termasuk Pelita Jaya, PSIM Yogyakarta, hingga Persiba Bantul. Seto turut menjadi bagian dari Timnas Indonesia berkat penampilannya saat masih aktif bermain.
Seto tidak hanya sukses sebagai pemain PSS, karena ikut menorehkan prestasi bersejarah sebagai pelatih Laskar Sembada. Trofi Liga 2 musim 2018 sukses ia persembahkan bagi publik Brigata Curva Sud (BCS) dan Slemania.
Advertisement
2. Muhammad Eksan
Putra daerah Kabupaten Sleman lain yang tidak kalah hebat selain Seto Nurdiyantoro adalah Muhammad Eksan. Dirinya bersama dengan Seto menjalani musim-musim hebat dengan kostum kebesaran PSS.
Meski namanya tidak setenar Seto, Eksan adalah mutiara berharga asli produk PSS. Eksan merupakan predator di kotak penalti lawan, sebagai pencetak gol ulung. Duetnya dengan Seto mewarnai ketajaman lini depan PSS saat itu.
Kontribusi besarnya di PSS, bisa menjadi mentor bagi pemain-pemain muda. Pengabdiannya untuk PSS cukup besar hingga sekarang. Eksan saat ini memiliki tugas sebagai asisten manajer tim PSS, mendampingi manajer Danilo Fernando.
3. Gaston Castano
Pemain asal Argentina itu menjadi primadona di Liga Indonesia saat pertama kalinya berkarier di PSS. Posisinya sebagai striker yang cukup produktif, membuat dirinya cepat memikat hati penggemar.
PSS merupakan tim pertama di Indonesia yang ia bela pada Liga Djarum musim 2006-2007. Meski hanya satu musim, Gaston mampu melesakkan 10 gol dari total 30 penampilannya.
Mantan kekasih Julia Perez ini dikenal piawai dalam mengeksekusi tendangan bebas. Gaston mulai menjadi pemain besar setelah hengkang dari PSS, bergabung dengan tim seperti PSIS, Persiba Balikpapan, PSMS Medan, dan Pelita Bandung Raya.
Advertisement
4. Marcelo Braga
Satu sosok ekspatriat tersukses yang pernah dimiliki oleh PSS adalah Marcelo Braga. Pemain berdarah Brasil yang menjadi andalan lini depan, selain bersama Seto Nurdiyantoro maupun Muhammad Eksan.
Kesuksesan PSS bersama Marcelo Braga dirasakan saat kompetisi Liga Bank Mandiri 2003, Braga menjadi pemain kunci dan membuat PSS menduduki posisi papan atas.
Dia juga termasuk pemain subur dalam urusan mencetak gol. Musim 2003 adalah era keemasannya dengan mampu mengoleksi 21 gol. Terpaut 10 gol dari topscorer saat itu, Oscar Aravena (PSM Makassar) yang mencetak 31 gol. Kemudian Braga menerima pinangan Persebaya Surabaya.
5. Cristian Gonzales
Satu diantara pemain terbaik di Indonesia sepanjang sejarah, memang pantas disematkan kepada Cristian Gonzales. PSS Sleman ikut menjadi bagian dari kariernya fenomenalnya, meski hanya satu musim yakni pada kompetisi Liga 2 musim 2018.
Cristian Gonzales mampu menjadi momok menakutkan bagi lawan. El Loco mampu mempersembahkan gelar juara kasta kedua untuk PSS, sekaligus tiket promosi ke Liga 1.
Tidak hanya itu, dia menjadi pencetak gol terbanyak klubnya PSS dengan torehan 15 gol pada usianya yang sudah berkepala empat. Nama Cristian Gonzales tetap masuk sebagai ikon besar PSS dalam sejarah klub.
Advertisement