Bola.com, Jakarta - Waktu terus berputar dan kita harus terus menapaki perjalanan hidup dengan optimisme tinggi, utamanya di masa tua. Begitu kalimat yang meluncur dari lisan Purwanto.
Untuk diketahui, mantan wasit terbaik Indonesia era 1990 sampai 2000-an ini sedang menghadapi masa akhir purna tugasnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemkot Kediri.
Baca Juga
Advertisement
Dua tahun lagi, sosok yang dijuluki Mr. Clean karena idealisme sebagai sosok yang menolak kecurangan berupa suap saat aktif menjadi wasit akan pensiun dari status sebagai ASN.
"Hidup itu ada awal dan akhir. Saya telah memulai mengabdi di Pemkot Kediri sejak 2002 lalu. Insyaallah, sebentar lagi, saya juga akan mengakhiri tugas di Brawijaya," kata Purwanto saat berbincang dengan Bola.com.
"Semoga karier saya happy ending di sini. Saya tetap harus menjalani masa penisun dengan optimisme, karena kehidupan saya terus berjalan," lanjutnya.
Jika lengser dari ASN, praktis, Purwanto pun harus meninggalkan Stadion Brawijaya yang telah diakrabi dan dirawatnya selama 18 tahun, sehingga ia layak disebut 'juru kunci' stadion ini.
Pria berputra dua ini juga jadi saksi hidup perjalanan sepak bola Kediri. Terutama pasang surut prestasi Persik di pentas nasional.
"Brawijaya rumah kedua bagi saya dan teman-teman kru lapangan. Kami sudah seperti keluarga. Suka dan duka kami alami bersama," Purwanto menerangkan.
"Saya manusia biasa, wajar bila punya perasaan berat terhadap Brawijaya. Saya bangga bisa jadi saksi kejayaan dan keterpurukan Persik, hingga sekarang naik ke Shopee Liga 1 lagi. Itulah kehidupan," tambahnya.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Stadion Brawijaya
Purwanto memiliki karakter keras, disiplin, dan totalitas terhadap tugas yang diembannya. Namun dia bersikap realistis dan tak mau menuruti emosi jiwanya.
Selama tiga kali pergantian Walikota Kediri sejak era HA Maschut hingga Abdullah Abubakar sekarang, Purwanto selalu dipercaya sebagai 'juru kunci' Brawijaya.
Bahkan, dia rela menginap di stadion dan meninggalkan keluarga tercintanya yang tinggal di Desa Damar Wulan, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri selama beberapa hari, jika ada sesuatu yang penting di stadion.
"Saya hanya menjalankan tugas dan amanah. Prinsip saya semua harus dikerjakan dengan hati ikhlas, total, dan sesuai aturan," kata Purwanto.
"Tapi kadang orang salah menilai. Saya dibilang kaku dan tak kompromi. Padahal semua saya lakukan demi kebaikan," ucapnya.
Purwanto menyikapi momen akhir masa tugas di Brawijaya ini dengan legawa. Apalagi ia pernah memiliki pengalaman ketika harus mengakhiri karier sebagai wasit.
"Saya pernah mengalami hal seperti ini. Ketika beberapa tahun lalu, saya harus pensiun jadi wasit. Kuncinya hati harus legawa agar saya bisa menjalani kehidupan selanjutnya dengan tenang," jelasnya.
Advertisement
Berkebun
Diam-diam Purwanto telah menyiapkan kesibukan dengan berkebun jika masa purna tugas nanti tiba.
"Saya orang desa. Seperti orang desa lainnya, saya juga suka berkebun. Saya orangnya tak bisa diam. Jadi di sekitar rumah, saya tanami berbagai macam buah-buahan untuk hiburan sehari-hari," ungkapnya.
Beberapa tahun lalu, Purwanto telah menanami kebunnya dengan buah nangka, pisang, mangga, rambutan, hingga durian. Jika ada buah yang masak, dia selalu membawa ke Brawijaya untuk dinikmati bersama kru lapangan.
"Pohon durian ini yang saya tunggu buahnya. Ini jenis durian merah. Saya beli bibitnya saat tugas Porprov Jatim di Banyuwangi empat tahun lalu. Ini durian istimewa, karena saya pernah merasakan kelezatannya," katanya.
Tahun lalu, ketika sepak bola Indonesia dihantam badai dengan ditangkapnya pengurus PSSI hingga beberapa wasit oleh Satgas Antimafia Sepak Bola, Purwanto pun merasa prihatin.
Juni 2019, Purwanto pun memutuskan mengundurkan diri sebagai anggota Komisi Wasit PSSI. Namun hingga kini, dia masih tetap aktif di Asprov PSSI Jatim.
"Sepak bola bagian hidup saya. Saya tak tahu sampai kapan mengabdi di olahraga ini. Selama masih sehat dan kuat, saya tetap siap membantu. Saya sudah tua, jadi saya batasi lingkupnya di Jatim saja," ujar Purwanto.
"Saya yakin suatu saat Indonesia pasti melahirkan wasit-wasit berkualitas, berdedikasi tinggi dengan akhlak bagus," tambahnya.