Sukses


FIFPro Terkejut dengan Keputusan PSSI Terkait Pemotongan Gaji Pemain Sebesar 75 Persen

Bola.com, Jakarta - Federasi Internasional Asosiasi Pesepak Bola Profesional (FIFPro) terkejut dengan keputusan PSSI terkait imbauan pemotongan gaji pemain sebesar 75 persen selama pandemi virus corona. Hal itu diungkapkan langsung oleh Kuasa Hukum Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI), Mohammad Agus Riza.

Keputusan tersebut diungkapkan PSSI dalam surat bernomor SKEP/48/III/2020 pada 27 Maret lalu. Dalam surat itu, PSSI merestui klub untuk melakukan pemotongan gaji pemain sampai 75 persen pada situasi pandemi virus corona.

Riza menilai, hal semacam itu tidak lazim di sepak bola internasional. Federasi tidak boleh ikut campur dalam negosiasi gaji karena hal tersebut sudah memasuki wilayah klub dan pemain.

"FIFPro kaget PSSI mengeluarkan kebijakan seperti itu. Di mana-mana, termasuk Eropa, negosiasi gaji itu antara klub dengan pemain," kata Riza seperti dikutip Antara, Jumat (10/4/2020).

"Federasi tidak ikut campur dan hanya mengarahkan saja. Bahkan, FIFA yang mengeluarkan pedoman di tengah pandemi Covid-19 ini juga menyatakan hal seperti itu," ujar Riza.

Dalam laman resminya, FIFA menyadari pandemi virus corona berdampak besar pada pemasukan klub. Hal itulah yang membuat FIFA sangat mendorong klub dan pemain untuk bekerja sama menemukan kesepakatan dari masalah tersebut.

Adapun PSSI secara sepihak sudah menerapkan aturan baku minimal 25 persen sebagai batas bawah gaji pemain. Hal itu dilakukan tanpa terlebih dahulu berkoordinasi dengan APPI dan klub.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Menuai Kritikan

Salah satu efek dari regulasi PSSI tersebut, Persita Tangerang yang notabene klub promosi Liga 1 2020 hanya mampu memenuhi kewajiban 10 persen untuk gaji medio April-Mei dengan catatan gaji pada Maret dibayarkan secara penuh.

“Bagaimanapun juga penghentian kompetisi sementara ini memang pasti berdampak kurang baik, terutama untuk pemasukan klub," kata Manajer Persita, I Nyoman Suryanthara.

"Kami mau tidak mau harus menyesuaikan untuk bisa menjami operasional tim ke depannya. Jadi ini sudah kami perhitungkan secara matang,” lanjutnya.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer