Bola.com, Solo - Persis Solo kabarnya diguncang krisis finansial sebagai imbas dari penghentian kompetisi Liga 2 2020. Gaji untuk Maret 2020 tak kunjung cair hingga pertengahan April ini dan membuat pemain mulai menjerit.
Satu di antara pemain Persis Solo yang enggan disebutkan namanya, mengaku belum menerima gaji Maret. Padahal sudah tepat satu bulan lamanya Persis tidak ada aktivitas pasca pembatalan laga perdana melawan PSCS Cilacap (15/3/2020).
Baca Juga
Advertisement
"Sampai saat ini tidak ada kabar dari manajemen soal gaji kami untuk Maret. Terakhir kali kami menerima bayaran adalah beberapa hari sebelum jadwal pertandingan melawan PSCS Cilacap bulan lalu," ungkapnya kepada Bola.com, Rabu (15/4/2020).
Pengakuannya, terakhir menerima gaji dari Persis pada tanggal 12 Maret 2020. Atau tiga hari menjelang jadwal sepak mula Liga 2 wilayah timur melawan PSCS Cilacap. Dirinya sudah berusaha mencari tahu tentang gaji Maret, namun masih nihil karena manajemen bungkam.
"Kami menerima gaji setiap tanggal 3 atau paling lambat tanggal 5 setiap bulannya. Bulan lalu dibayarkan karena menjelang kick-off, itupun dicicil. Kalau kompetisi saat ini diundur, kami juga tidak tahu kapan gajian," katanya.
"Harapannya Maret ya bisa dibayar secara penuh. Memang laga melawan PSCS batal, tapi menjelang jadwal pertandingan kami latihan dengan keras. Saat menunggu nasib kompetisi pun kami masih berlatih, meski akhirnya diliburkan sampai sekarang," jelas sang pemain Persis Solo.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Diminta Transparan
Dukungan untuk pemain Persis Solo datang dari lingkungan suporter Pasoepati. Pembina Pasoepati, Ginda Ferachtriawan, berharap manajemen Persis bisa transparan kepada para pemain dan elemen di tim.
Mulai dari nominal pemotongan gaji atas imbauan federasi, hingga kabar pemain yang belum menerima sepeserpun gaji Maret. Menurutnya, profesionalitas klub sebesar Persis dipertaruhkan jika tidak segera menyelesaikan tanggung jawabnya kepada pemain dan elemen di tim.
"Mestinya segera dicari solusi, jangan membuat pemain menunggu dengan ketidakpastian. Saat wabah seperti ini, pemain sangat butuh pemasukan untuk menopang biaya hidup," ujar Ginda yang merupakan anggota DPRD Kota Surakarta.
Advertisement