Bola.com, Jakarta - Sepak bola selalu menjadi olah raga nomor satu di Indonesia. Meskipun sepak bola Indonesia cukup lama kering prestasi, masyarakat masih menambatkan hati dan harapannya pada olahraga ini.
Kegairahan dan fanatisme masyarakat Indonesia terhadap sepak bola tak perlu diragukan lagi. Stadion-stadion sepak bola masih penuh penonton di berbagai kasta kompetisi, dari level tertinggi hingga divisi bawah.
Baca Juga
Advertisement
Kegairahan publik Indonesia akan berlipat-lipat saat Timnas Indonesia beraksi. Bukan hanya di level senior, bahkan turnamen di kelompok umur seperti U-19 hingga U-16 tetap mendapat atensi tinggi. Penonton rela berbondong-bondong datang ke stadion, demi melihat Merah Putih berkibar tinggi di pentas dunia.
Turnamen sekelas tarkam alias antarkampung juga menjadi magnet besar. Penonton secara suka rela menyesaki sisi lapangan demi menyaksikan pertandingan yang kerap kali penuh kejutan. Bahkan, pesepak bola papan atas kadang-kadang ikut nongol di turnamen-turnamen kelas tarkam tersebut.
Bicara fanatisme suporter, Indonesia memang tidak kalah dengan negara-negara kuat sepak bola di dunia. Namun, ada hal-hal unik yang kadang hanya bisa ditemui di sepak bola Indonesia.
Seperti apa contohnya? Pernah melihat suatu turnamen yang digelar lebih dari setahun alias melebihi satu musim dan baru kelar? Mungkin itu hanya ada di Indonesia.
Berikut 6 hal-hal unik dan langka yang mungkin hanya bisa dijumpai di sepak bola Indonesia, yang disajikan dalam tiga tulisan berseri berikut ini.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Ketua Umum PSSI Memimpin dari Balik Jeruji Penjara
Peristiwa yang satu ini benar-benar nyeleneh dan unik. Di Indonesia, Ketua Umum PSSI masih bisa memimpin dari balik jeruji penjara. Siapa lagi kalau bukan Nurdin Halid.
Menggantikan Agum Gumelar, Nurdin Halid terpilih sebagai Ketua Umum PSSI pada Rapat Anggota PSSI di Hotel Indonesia tahun 2003. Ia dikenal sebagai sosok kontroversial karena beberapa kali memimpin organisasi dari balik terali besi penjara.
Pada 16 Juli 2004, pria asal Makassar tersebut ditahan sebagai tersangka dalam kasus penyelundupan gula impor ilegal. Ia kemudian juga ditahan atas dugaan korupsi dalam distribusi minyak goreng.
Pada 16 Juni 2005, dia dinyatakan tidak bersalah atas tuduhan tersebut oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan dibebaskan. Hanya saja putusan itu kemudian dibatalkan Mahkamah Agung pada 13 September 2007. MA memvonis Nurdin dua tahun penjara.
Selanjutnya ia kemudian dituntut dalam kasus yang gula impor pada September 2005, namun dakwaan terhadapnya ditolak majelis hakim pada 15 Desember 2005 karena berita acara pemeriksaan (BAP) perkaranya cacat hukum.
Selain kasus ini, ia juga terlibat kasus pelanggaran kepabeanan impor beras dari Vietnam dan divonis penjara dua tahun 6 bulan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada 9 Agustus 2005. Pada 17 Agustus 2006 ia dibebaskan setelah mendapatkan remisi dari pemerintah bertepatan dengan HUT Kemerdekaan Indonesia.
Pada 13 Agustus 2007, Nurdin Halid kembali divonis dua tahun penjara akibat tindak pidana korupsi dalam pengadaan minyak goreng. Berdasarkan standar statuta FIFA, seorang pelaku kriminal tidak boleh menjabat sebagai ketua umum sebuah asosiasi sepak bola nasional.
Nurdin didesak untuk mundur dari berbagai pihak. Jusuf Kalla (Wakil Presiden RI), Agum Gumelar (Ketua KONI), dan juga FIFA bersuara kritis ke NH.
FIFA bahkan mengancam untuk menjatuhkan sanksi kepada PSSI jika tidak diselenggarakan pemilihan ulang ketua umum. Namun, Nurdin tetap bersikeras untuk tidak mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI. Kekuasaannya tidak goyah sekalipun ia mengendalikan organisasi dari penjara.
Kontroversi muncul saat ia mengubah statuta PSSI, berkaitan dengan status ketua umum. Statuta yang sebelum berbunyi "harus tidak pernah terlibat dalam kasus kriminal" (They..., must not have been previously found guilty of a criminal offense) diubah dengan menghapuskan kata "pernah" (have been previously).
Arti harafiah dari pasal tersebut menjadi "harus tidak sedang dinyatakan bersalah atas suatu tindakan kriminal" (must not found guilty of a criminal offense). Para anggota PSSI menyetujui perubahan tersebut. Posisi Nurdin aman sebagai Ketua Umum PSSI. Nurdin bebas bersyarat dari penjara pada November 2008.
Advertisement
2. Piala Indonesia 2018 Baru Kelar 2019, Berdurasi Lebih dari Setahun
Piala Indonesia sempat vakum sejak 2013. Pada tahun lalu, turnamen tersebut akhirnya kembali digelar dengan tajuk "Piala Indonesia 2018".
Piala Indonesia 2018 resmi digelar pada 8 Mei. Namun, dalam beberapa kesempatan turnamen tersebut mengalami kemoloran.
Awalnya, turnamen tersebut dijadwalkan rampung sebelum Liga 1 2019 bergulir pada Mei tahun ini. Namun, jadwal Piala Indonesia ditunda demi pelaksanaan Piala Presiden 2019.
Alhasil, turnamen molor lebih dari setahun. Final Piala Indonesia yang digelar dua leg baru berlangsung pada 21 Juli 2019 dan 8 Agustus 2019. PSM Makassar keluar sebagai kampiun. Turnamen tersebut baru rampung dalam 14 bulan!
PSM Makassar menyerah 0-1 pada leg pertama di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (21/7/2019). Mereka kemudian berjaya 2-0 pada duel penentu di Stadion Andi Mattalata Mattoangin, Selasa (6/8/2019).
Kemungkinan di negara-negara lain tak ada turnamen sepak bola yang bergulir lebih dari satu tahun. Biasanya turnamen-turnamen seperti itu berjalan beriringan, contohnya La Liga dan Copa del Rey di Spanyol atau Serie A dan Coppa Italia. Saat liga rampung, turnamen pengiringnya juga kelar. Tapi, kasus di Indonesia ini benar-benar ajaib.
Kurang unik dan kurang lama apa coba?
3. Jadwal Kickoff Liga Susah Ditebak
Di liga-liga dunia, jadwal kickoff biasanya tak mengalami pergeseran signifikan. Liga seperti Premier League, La Liga, Serie A biasanya akan bergulir pada Agustus dan selesai pada Mei tahun berikutnya.
Selalu begitu setiap tahun. Jadwal lengkap juga sudah bisa diakses bahkan sebelum liga bergulir. Jika pun ada penundaan pertandingan biasanya karena kondisi darurat, seperti cuaca buruk.
Hal seperti itu sulit terjadi di Indonesia. Kick off liga benar-benar sulit ditebak. Kok bisa?
Ambil contoh jadwal kick off Liga 1 dalam tiga musim terakhir. Kickoff dalam tiga musim terakhir digelar pada tiga bulan yang berbeda.
Pekan pertama Liga 1 2017 bergulir April, adapun laga pertama Liga 1 2018 digelar Maret. Pada tahun ini Liga 1 2019 baru bergulir pada Mei. Mengapa kickoff-nya bisa bebeda-beda? Alasannya bermacam-macam, termasuk agenda politik. Contohnya Liga 1 2019 baru digelar setelah pemiihan presiden RI yang berlangsung pada April.
Bagaimana dengan jadwal pertandingan? Memang ada jadwal pertandingan lengkap, tapi seiring berjalannya waktu bisa ada berbagai penundaan dan pergeseran karena berbagai alasan. Apakah keunikan seperti ini ada di negara lain?
Advertisement
4. Fenomena Tim Musafir
Tim musafir merupakan salah satu fenomena unik di sepak bola Indonesia. Jadi, ada tim asal kota tertentu tapi bermarkas di kota lain. Alasannya bermacam-macam, tapi biasanya mereka tidak bisa tampil di rumah sendiri karena stadion kebanggaan tidak lolos verifikasi atau sedang direnovasi.
Jika melihat ke belakang, tepatnya musim 2018, PSIS Semarang menjadi tim musafir permanen. Pada Liga 1 musim lalu status tim musafir masih disandang PSIS. Tim berjulukan Mahesa Jenar itu memakai Stadion Stadion dr. H. Moch Soebroto di Magelang sebagai markas tetap menyusul belum tuntasnya renovasi Stadion Jatidiri.
Untungnya, jarak dari Semarang ke Magelang tidak terlalu jauh untuk mengakomodir pendukung Mahesa Jenar.
Tim lain yang kerap menjadi muafir adalah Persija Jakarta. Persija Jakarta tak memiliki kandang lagi sejak Stadion Lebak Bulus dialihfungsikan menjadi Depo MRT pada 2015. Kadang kala Persija bisa memakai Gelora Bung Karno, tapi seringkali harus terusir karena berbagai alasan, misalnya faktor keamanan.
Persija pernah berkandang di berbagai stadion, bahkan di luar Jabodetabek. Persija bahkan pernah memainkan laga kandang di Stadion Manahan Solo.
Tim lain yang juga berstatus musafir antara lain Persis Solo, PSM Makassar, hingga Persipura Jayapura.
5. Punya Tim Kandang dan Tandang Demi Hemat Dana
Klub asal Papua, Yahukimo FC, pernah memakai cara unik membentuk dua tim untuk menyiasati kekurangan dana dan materi pemain saat berlaga pada Divisi Utama 2015.
Saat menjamu lawan atau berstatus memainkan laga kandang, mereka memakai Makassar sebagai markas tim. Begitu pula dengan pemain yang diturunkan, mayoritas asal Kota Daeng.
Sebaliknya, saat menjalani laga tandang, Yahukimo diperkuat pemain Papua.
"Kami bisa menekan biaya operasional tim karena pemain asal Makassar, makan dan tidur di rumah almarhum bapak. Kami juga tak pusing soal latihan karena di Makassar banyak lapangan," papar Kiki Rivai, yang menjadi penanggung jawab Yahukimo FC saat itu, kepada Bola.com.
Sangat kreatif kan?
Advertisement
6. Jalani Laga Tandang Harus Lewat Negara Lain, demi Hemat Ongkos
Mahalnya harga tiket penerbangan domestik membuat Persiraja Banda Aceh harus terbang ke Kuala Lumpur, Malaysia, lebih dulu saat melakukan partai tandangnya pada Liga 2 2019.
Persiraja berada di Grup Barat Liga 2 2019. Dalam grup ini, hanya kandang PSMS yang bisa dijangkau melalui jalur darat.
Peserta lain ialah Sriwijaya FC, BaBel United, PSPS Pekanbaru, Cilegon United, Persita Tangerang, Perserang Serang, PSCS Cilacap, Blitar United, Persibat Batang, dan PSGC Ciamis. Untuk bertandang ke markas 11 tim tersebut, Persiraja harus memutar otak agar tak boros.
Presiden Persiraja, Nazaruddin alias Dek Gam, mengungkapkan besarnya biaya penerbangan yang ditanggung manajemen musim ini.
Solusinya, Persiraja harus lebih dulu lewat Kuala Lumpur, sebelum masuk ke Indonesia lagi untuk jadwal tandang mereka. Karena dengan cara seperti ini biaya lebih hemat.
“Sekarang, jika ke Jakarta, sekali pergi saja setiap pemain perlu biaya Rp 2,5 juta. Musim kemarin biaya segitu bisa untuk pulang-pergi. Jadi, kalau via KL kami bisa hemat 100 juta sekali pergi,” ujarnya.
Karena rombongan Persiraja memasuki negara lain, maka ofisial dan pemain wajib punya paspor.
"Lucu juga. Kami berkompetisi Indonesia dan main di Indonesia, tapi harus memutar dulu ke Malaysia. Ketika kami transit di KL, sering dikira Persiraja mau main di luar negeri," ucap pelatih Persiraja Banda Aceh, Hendri Susilo.
Apakah hal unik seperti ini ada di negara lain? Mungkin, tapi sangat langka.