Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 pernah dihuni pemain-pemain Papua bertalenta pada SEA Games 2011. Mereka adalah Patrich Wanggai dan Titus Bonai.
Pelatih Rahmad Darmawan merekrut kedua pemain untuk memperkuat Timnas Indonesia U-23. Tuntutan yang dihadapi Rahmad terasa tinggi karena saat itu Indonesia merupakan tuan rumah dari event olahraga antarnegara ASEAN tersebut.
Advertisement
Patrich Wanggai dan Titus Bonai merupakan pemain muda yang tajam semasa itu. Keputusan memanggil kedua nama tersebut tak disesali Rahmad Darmawan.
Patrich Wanggai dan Titus Bonai secara konsisten mencetak gol untuk Timnas Indonesia U-23 mulai babak penyisihan grup hingga semifinal. Sebanyak sembilan gol lahir dari kedua pemain tersebut dengan perincian Patrich Wanggai lima gol dan Titus Bonai empat gol.
Akan tetapi, keganasan Patrich Wanggai dan Titus Bonai akhirnya antiklimaks. Pada laga final, kedua pemain itu gagal mencetak gol sehingga Timnas Indonesia U-23 harus menyerah 3-4 dari Malaysia.
Meski demikian, Patrich Wanggai didapuk sebagai pemain terbaik di SEA Games 2011. Hal itu tak terlepas dari pencapaiannya dengan sumbangan lima gol untuk Timnas Indonesia U-23.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bukan Langganan Timnas Indonesia
Ketajaman kedua pemain pada SEA Games 2011 gagal dipertahankan. Setelah event tersebut, performa Patrich Wanggai dan Titus Bonai perlahan meredup.
Kedua pemain sempat digadang-gadang sebagai penerus talenta Boaz Solossa sebagai talenta berkualitas dari Papua di Timnas Indonesia. Namun, keduanya tak pernah mencapai, bahkan mendekati pencapaian Boaz.
Titus Bonai berhasil menembus skuat Timnas Indonesia senior pada 2012. Namun, penampilan inkonsistennya membuat pemain yang akrab disapa Tibo itu tak jadi langganan.
Sampai saat ini, Tibo baru bermain sebanyak delapan kali untuk Timnas Indonesia. Pemain berusia 31 tahun itu juga hanya mencetak sebiji gol ke gawang Kirgistan dalam laga persahabatan pada 2013.
Sementara itu, pencapaian Patrich Wanggai lebih buruk. Sejak menembus skuat Timnas Indonesia pada 2012, Wanggai baru tampil sebanyak dua kali dan mencetak sebiji gol yang ketika itu ke gawang Filipina dalam laga persahabatan.
Advertisement
Kompak 1 Gelar di Liga Indonesia
Di level klub, pencapaian Patrich Wanggai dan Titus Bonai juga tak terlalu mengilap. Keduanya sama-sama baru sekali mencicipi gelar liga di Indonesia.
Tibo merasakan gelar liga ketika menjadi bagian dari Persipura Jayapura pada Liga Super 2010-2011. Ketika itu, Tibo mencetak tujuh gol dalam 21 laga yang dimainkannya.
Setelah itu, Tibo sempat memperkuat Semen Padang, Sriwijaya FC, PSM Makassar, dan Borneo FC. Pada 2019, Tibo kembali ke Persipura dan sukses mencetak 13 gol dalam 26 laga. Jumlah tersebut menjadi yang paling tinggi dilakukan Tibo bersama klub.
Sementara itu, Patrich Wanggai juga mencicipi satu-satunya gelar liga bersama Persipura pada 2013. Ketika itu, Patrich Wanggai berkontribusi dengan sumbangan 12 gol dalam 26 laga yang dimainkannya.
Sejak saat itu, gol Patrich Wanggai di liga tak pernah melebihi jumlah tersebut. Padahal, Wanggai sudah bertualang ke Sriwijaya FC, Borneo FC, Persib Bandung, Kalteng Putra, dan kini belum mencetak gol di Persebaya Surabaya.
Menilik dari pencapaian Patrich Wanggai dan Titus Bonai di Timnas Indonesia dan klub sepertinya masih jauh dari harapan membanggakan. Apalagi saat ini keduanya sudah berusia 31 tahun.