Bola.com, Bangkalan - COO Madura United, Annisa Zhafarina Qosasi, turut merayakan Hari Kartini yang jatuh hari ini, Selasa (21/4/2020). Hari ini kerap dijadikan sebagai momentum dalam upaya emansipasi wanita Indonesia.
Annisa ingin membawa semangat perjuangan Kartini pada masa lalu dalam dunia sepak bola. Selama ini, olahraga nomor satu dunia itu masih sering dilekatkan sebagai olahraga maskulin dan didominasi oleh laki-laki.
Baca Juga
Erick Thohir tentang Cedera Kevin Diks dan Terancam Absen Bela Timnas Indonesia Vs Arab Saudi: Usaha Recovery, FC Copenhagen Kehilangan
Ole Romeny Tetap Yakin Dinaturalisasi ketika Ditanya Erick Thohir Setelah Timnas Indonesia Kalah 0-4 dari Jepang: Anak Medan
Erick Thohir soal Eliano Reijnders Tak Terpakai di Timnas Indonesia: Keputusan Shin Tae-yong, yang Terbaik Harus Bermain
Advertisement
“Untuk wanita di sepak bola, jangan pernah takut bersaing di dalam industri yang male-dominated. Kita semua dibuat dengan kualitas dan kemampuan yang unik, dan zaman sudah membiarkan wanita untuk menunjukkan kemampuan-kemampuannya,” ungkap Annisa.
Masyarakat di dunia memandang perbedaan gender telah muncul dalam perbedaan yang bersifat kodrati. Padahal, gender dikonstruksi oleh kondisi sosio-kultural masyarakat yang memungkinkan laki-laki dan perempuan bertukar peran.
Bias gender masih kerap terjadi di tengah kepungan budaya patriarki. Komentar seksis dengan meremehkan kemampuan perempuan juga kerap menjadi konsumsi masyarakat umum.
Annisa hanyalah satu dari beberapa wanita yang mampu eksis di dunia sepak bola dengan pengurus serta pelakunya berisi laki-laki.
“Industri penuh laki-laki bukan berarti hanya untuk laki-laki saja, wanita pun bisa bersinar di dalamnya. Semoga wanita bisa lebih dihargai lagi perannya di sepak bola. Semoga tidak ada lagi yang meragukan kemampuan wanita dalam industrinya,” ucap COO Madura United lulusan Universitas Indonesia tersebut.
“Selamat Hari Kartini untuk semua wanita Indonesia. Jangan pernah ada yang melupakan jasa Ibu Kartini untuk semua wanita Indonesia di zaman sekarang. Jangan pernah berhenti berjuang, jangan pernah berhenti belajar, dan jangan pernah takut untuk berkarya. Wanita bisa, wanita kuat,” imbuhnya.
Sampai sekarang, sepak bola masih menjadi cabang olahraga yang dianggap pantas dimainkan dan dinikmati oleh laki-laki. Akibatnya, banyak muncul istilah yang menjadikan perempuan sebagai sub-ordinat bagi laki-laki. Klub-klub sepak bola perempuan juga terpatron pada tim laki-laki.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sepak Bola Putri di Indonesia
PSSI sebenarnya membuat langkah apik dengan mengadakan Liga 1 Putri 2019. Dari nama kompetisi itu sudah dipastikan menjadi sub-ordinat bagi kompetisi laki-laki, yaitu Liga 1. Pun dengan kontestan Liga 1 Putri yang berisikan tim wanita dari klub pria seperti Persebaya, Persipura, Arema, hingga Persib, termasuk Madura United.
Dalam sejarahnya, Indonesia pernah memiliki kompetisi wanita bernama Galanita (Liga Sepak Bola Wanita) pada 1980-an. Namun, kompetisi itu tidak berjalan mulus.
Bahkan, federasi setara FIFA juga dianggap “memarjinalkan” turnamen wanita dalam Piala Dunia Wanita, yang dianggap sebagai sub-ordinat Piala Dunia — yang diadakan untuk tim pria.
Advertisement