Bola.com, Yogyakarta - Sudah satu bulan skuat PSIM Yogyakarta diberikan kesempatan kembali ke kampung halaman masing-masing. Hal itu tidak lepas dari berhentinya kompetisi Liga 2 2020, imbas dari wabah virus Corona. Kendati demikian, pelatih PSIM, Seto Nurdiyantoro, optimistis seluruh anggota timnya dalam kondisi optimal.
Benny Wahyudi dan kawan-kawan, belum tahu kapan kembali dikumpulkan. Kompetisi juga belum pasti kapan bakal dilanjutkan, atau bahkan kemungkinan terburuk kompetisi dibubarkan.
Advertisement
Tidak ada tugas khusus yang diberikan oleh tim pelatih PSIM Yogyakarta, termasuk dari pelatih kepala Seto Nurdiyantoro, selain tetap menjaga kondisi fisik setiap pemain dalam menjalani karantina di rumah.
Seto Nurdiyantoro mempercayakan sepenuhnya kepada para pemain, tentang hidup berkualitas meski di tengah pandemi COVID-19. Vakumnya kompetisi dan berada dalam masa karantina, bukan berarti tidak ada aktivitas yang positif.
"Saat ini yang bisa dilakukan adalah menjaga diri sendiri sekaligus orang lain. Saya tidak mau membebani pemain saat situasinya seperti ini. Bagi saya yang penting adalah kesehatan masing-masing," terang Seto Nurdiyantoro saat dihubungi Bola.com, Rabu (22/4/2020).
"Kegiatan individu masing-masing saja. Tidak ada unsur-unsur harus mengerjakan ini dan itu. Sebagai atlet pastinya tahu kok apa yang seharusnya dilakukan dalam menjaga dirinya," tutur pelatih PSIM Yogyakarta itu.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pengawasan Tidak Ketat
Seto Nurdiyantoro merasa tidak perlu secara detail mengawasi aktivitas apa saja yang dilakukan skuat PSIM Yogyakarta. Menurutnya, para pemain dapat menjalankan kegiatan positif saat penerapan social maupun physical distancing.
Pelatih yang mempunyai lisensi AFC Pro tersebut berharap semua pihak dalam dunia sepak bola untuk sementara fokus terhadap kondisi kesehatan. Wabah virus corona yang membahayakan, bisa mengancam siapapun dan sulit dideteksi.
"Kalau komunikasi iya, tapi tidak memonitor per individu mereka melakukan apa saja. Artinya saya percaya kepada pemain. Risikonya adalah semua akan berawal dari nol, saat kompetisi bisa dilanjutkan kembali," katanya.
"Saya melihat kompetisi belum pasti, belum jelas. Tidak perlu latihan berat, takutnya sistem imun pemain jadi drop. Saya justru ingin pemain bisa menikmati kegiatan olahraga saja," jelas mantan pelatih PSS Sleman itu.
Advertisement