Bola.com, Jakarta - Tiga setengah tahun Wiljan Pluim tinggal di Indonesia. Hanya PSM Makassar klub yang dibelanya sejak pertengahan 2016. PeriodeĀ itu cukup bagi gelandang asal Belanda ini untuk merasakan begitu banyak fenomena yang sering terjadi di Tanah Air.
"Saya melihat ular sepanjang tiga kaki seperti anaconda!" ujar Wiljan Pluim kepada media Belanda, Voetbal International.
Baca Juga
Netizen Ngeri dengan Skuad Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024: Ada Trio Ronaldo - Rivaldo - Kaka
Pratama Arhan Merapat tapi Telat, Kepastian Pemain Abroad Gabung Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 Ditentukan pada 5 Desember 2024
Legenda Australia: Socceroos Bakal Kalahkan Timnas Indonesia dan Makin Cepat Lolos ke Piala Dunia 2026
Advertisement
"Saya juga sering melihat monyet di Papua. Alam di sana luar biasa," kata alumnus Eredivisie Belanda ini.
Dua cerita itu hanya sedikit dari kisah tidak terlupakan Pluim saat ini. Ular yang mirip dengan anaconda disaksikannya ketika berlatih bersama PSM di Stadion Andi Mattalatta, Mattoangin, Makassar.
"Di stadion kami, masih ada sepotong rumput di belakang gawang. Kadang-kadang, rumputnya sangat tinggi. Saat kami berlatih, pengelola stadion memegang sesuatu. Kami hanya melihatnya lalu kembali berlatih lagi," tutur Wiljan Pluim.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Doa Tak Pernah Putus Iringi Perjalanan ke Papua
Selama tiga setengah tahun di Indonesia, Wiljan Pluim berujar telah melahap 100 penerbangan karena luasnya geografis Tanah Air. Nyaris setiap pertandingan tandang harus dilalui dengan transportasi udara.
"Saya tidak takut naik pesawat. Namun, suatu waktu kami harus pergi ke Papua. Ketika kami tiba di sana dengan pesawat, kami harus terbang selama 30 menit lagi dengan pesawat lain. Semacam bus dengan baling-baling," imbuh mantan pemain Twente ini.
"Saya bukan orang yang terlalu percaya. Namun di sana, saya selalu berdoa 20 kali sebelum berangkat. Saya tidak menyesal ketika tim dari Papua itu terdegradasi," ucapnya.
Maksud dari cerita Pluim itu adalah momen perjalanan tandang PSM ke Pulau Yapen, markas dari Perseru Serui. Klub ini sebenarnya tidak terdedradasi dan berganti nama pada musim lalu dengan identitas baru Perseru Badak Lampung yang bermarkas di Bandar Lampung.
"Kami bermain di tengah hutan. Rekan-rekan setim memberitahu saya bahwa di Papua masih terdapat ketel uap dan tombak. Tapi, saya belum melihatnya," kata Pluim mengenang.
Advertisement