Bola.com, Jakarta - "Kurniawan Dwi Yulianto was here!" Kira-kira, seperti itulah penggalan kalimat yang tertulis pada bunk bed atau kasur tingkat di Mes Diklat Salatiga sekitar 1997 silam. Tempat tidur tingkat tersebut ditinggalkan sang empunya setelah lulus dan mulai meniti karier sebagai pemain profesional.
Sekitar empat tahun setelah Kurniawan Dwi Yulianto keluar sebagai alumnus, Bambang Pamungkas masuk sebagai siswa Diklat Salatiga. Entah kebetulan atau tidak, pemain yang karib dipanggil Bepe ini kebagian tempat tidur tingkat bekas peninggalan Kurniawan.
Advertisement
"Ketika saya masuk Diklat Salatiga pertama kali pada 1997, ada cerita unik. Saya tidur di bunk bed bekas Kurniawan. Dia empat tahun di atas saya. Jadi ketika saya masuk, dia telah lulus," ujar Bepe membuka cerita pada podcats dengan Makna Talks.
"Di situ ada tulisan, Kurniawan was here. Saat itu, Kurniawan adalah pemain Timnas Indonesia dan semua orang mengidolakan dia. Jadi, yang pertama saya bilang saat itu, kalau Kurniawan bisa, kenapa saya tidak bisa," ucap Bepe.
Tulisan Kurniawan was here dimaksudkan sebagai penanda bahwa dia pernah tinggal atau singgah di suatu tempat. Umumnya, peninggalan tersebut dijadikan sebuah kenangan yang tidak bisa dibawanya.
"Orang yang berani menuliskan namanya seperti ini, Kurniawan Dwi Yulianto was here, pasti orang yang sangat percaya diri. Sebab, dia yakin bahwa tulisannya akan menginspirasi orang," jelas Bepe.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bambang Pamungkas Was Here!
Benar saja. Tulisan tersebut menginspirasi Bepe. Hanya berselang setahun, kerja kerasnya berbuah hasil. Timnas Indonesia mengakui kualitasnya. Pada 1998, penyerang kelahiran Semarang, Jawa Tengah ini untuk pertama kalinya dipanggil ke timnas.
"Sejak saat itu, saya sering menuliskan Bambang was here di meja-meja. Satu hal yang saya tanamkan, suatu hari saya akan bermain dengan Kurniawan di Timnas Indonesia," tutur Bepe mengenang.
Satu di antara impian Bepe terwujud, membela Timnas Indonesia. Ditambah, bisa bertandem dengan Kurniawan Dwi Yulianto, pemain yang ia idolakan.
"Dua tahun kemudian, saya bermain bareng Kurniawan di Timnas Indonesia. Bak mimpi menjadi kenyataan buat saya bermain bersama dengannya yang notabene merupakan idola saya. Kami berasal dari diklat yang sama. Sayangnya, kami hanya bermain bareng selama kira-kira dua tahun di Timnas Indonesia," terang Bepe.
Advertisement