Bola.com, Jakarta - Dua dasawarsa terakhir, tidak ada yang bisa menandingi Persipura Jayapura di Liga Indonesia. Mutiara Hitam, sebutan untuk klub kebanggaan warga Papua ini, berhasil lima kali merengkuh trofi kompetisi kasta tertinggi, termasuk Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016.
Semasa masih bermain di Perserikatan, Persipura Jayapura tak bertaji. Mutiara Hitam kalah bersaing dari klub-klub semacam Persija Jakarta, Persebaya Surabaya hingga PSMS Medan.
Baca Juga
Advertisement
Baru ketika Rahmad Darmawan merapat sebagai pelatih pada 2005, Persipura mulai menancapkan dominasinya di Liga Indonesia.
Bermodalkan alumnus generasi emas Papua di PON 2004 semodel Boaz Solossa, Ian Kabes, Korinus Fingkreuw sampai Christian Worabay, Rahmad berhasil memoles Persipura. Para pemain muda tersebut dipadukan dengan wajah-wajah berpengalaman seperti Jendri Pitoy, Jack Komboy, Mauly Lessy, Marwal Iskandar hingga Eduard Ivakdalam.
Belum lagi dukungan dari para pemain asing beken semisal Victor Igbonefo, Cristian Lenglolo, dan Erick Mabenga. Mutiara Hitam dilabeli kuda hitam pada musim tersebut.
Persipura lolos ke babak delapan besar dengan status jawara Wilayah Timur. Berada satu grup dengan PSMS Medan, Persik Kediri, dan Arema Malang, Mutiara Hitam melesat ke babak semifinal tanpa terkalahkan sebagai juara grup.
Format kompetisi kala itu langsung mempertemukan antarjuara grup di babak delapan besar. Persipura sebagai wakil terbaik Grup Timur, menantang Persija Jakarta yang berhasil menguasai Grup Barat.
Pertandingan final berlangsung seru. Kedua tim saling membalas gol. Laga mesti dituntaskan lewat babak perpanjangan waktu. Di fase ini, Mutiara Hitam menunjukkan mentalitas juara. Gol Ian Kabes pada menit ke-101 mengakhiri pertandingan untuk kemenangan Persipura Jayapura.
Mutiara Hitam berpesta. Rakyat Papua berdansa. Untuk pertama kalinya, trofi Liga Indonesia dibawa ke Papua.
"Kami pantas menjadi juara. Para pemain tampil stabil dan disiplin sepanjang pertandingan," ujar Rahmad.
"Persipura bermain lebih baik. Mereka menguasai lini tengah. Mereka memang layak menjadi juara," timpal manajer Persija, I.G.K. Manila.
Skuat Persipura Jayapura 2005
Kiper: Jendri Pitoy
Belakang: Jack Komboy, Mauly Lessy, Ridwan Bauw, Cristian Worabay
Tengah: Ian Kabes, Marwal Iskandar, Eduard Ivakdalam, Victor Sergio
Depan: Boaz Solossa, Cristian Lenglolo, Korinus Fingkrew, Erick Mabenga
Pelatih: Rahmad Darmawan
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Musim 2008-2009
Tidak butuh waktu lama untuk Persipura Jayapura menambah koleksi trofinya. Pada musim 2008-2009, Mutiara Hitam kembali keluar sebagai kampiun Liga Indonesia bertitel Indonesia Super League (ISL).
Kali ini, skuat Mutiara Hitam lebih mentereng. Pos pemain asing diisi Alberto Goncalves, Ernest Jeremiah, David da Rocha, Victor Igbonefo, dan Bio Paulin. Kelimanya bahu-membahu bersama pemain lokal dengan loyalitas tinggi macam Boaz, Ian Kabes, dan Ricardo Salampessy.
Pelatih asal Brasil, Jacksen Tiago ditunjuk sebagai pelatih untuk meramu skuat bertabur bintang Persipura. Pada musim itu, Mutiara Hitam begitu dominan. Boaz dkk berhasil menjuarai Liga Indonesia dengan unggul 14 poin atas pesaing terdekatnya, Persiwa Wamena.
Skuat Persipura Jayapura 2008-2009
Kiper: Jendri Pitoy, Ferdiansyah, Jacoob Haay
Belakang: Ricardo Salampessy, Jack Komboy, Paulo Rumere, Ardilles Rumbiak, Victor Igbonefo, Bio Paulin, Ortizan Solossa, Gerald Pangkali, Yustinus Pae
Tengah: Heru Nerly, Ian Kabes, Imanuel Wanggai, David da Rocha, Stevi Bonsapia
Depan: Boaz Solossa, Alberto Goncalves, Ernest Jeremiah, Kornelis Kaimu
Pelatih:Â Jacksen Tiago
Advertisement
Musim 2010-2011
Setelah gagal mempertahankan gelar juara 2009-2010, Persipura kembali membawa pulang trofi ISL ke Tanah Papua semusim berselang, tepatnya pada 2010-2011. Pada musim itu, Mutiara Hitam masih ditangani oleh Jacksen Tiago.
Komposisi pemain Persipura mulai banyak berubah. Tidak ada lagi nama duet penyerang haus gol, Beto Goncalves dan Ernest Jeremiah. David da Rocha juga ditendang untuk memberikan tempat kepada gelandang serang fenomenal saat itu, Zah Rahan.
Duo bek asing, Victor Igbonefo dan Bio Paulin masih dipertahankan. Keduanya ditemani oleh Hamka Hamzah di jantung pertahanan. Kiper asal Korea Selatan, Yoo Jae-hoon berdiri di bawah mistar gawang.
Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, Persipura mengandalkan pemain lokal untuk lini depan. Dipimpin oleh Boaz, Titus Bonai, Rahmat Rivai, dan Lukas Mandowen berhasil unjuk gigi pada musim tersebut.
Persipura kembali juara dengan hasil dominan. Mutiara Hitam unggul delapan poin dari peringkat kedua, Arema Indonesia.
Skuat Persipura Jayapura 2010-2011
Kiper: Yoo Jae-hoon, Ferdiansyah, Eki Sabililah
Belakang: Ricardo Salampessy, Kristian Uron, Hamka Hamzah, Yohanis Tjoe, Yustinus Pae, Gerald Pangkali, Victor Igbonefo, Bio Paulin, Steevans Hendambo, Ortizan Solossa, Marko Kabiay
Tengah: David Laly, Stevie Bonsapoa, Zah Rahan, Imanuel Wanggai, Ian Kabes, Moses Banggo
Depan: Boaz Solossa, Rahmat Rivai, Titus Bonai, Lukas Mandowen
Pelatih: Jacksen Tiago
Musim 2013
Tangan dingin Jacksen kembali berbuah trofi bagi Persipura. Pada ISL 2013, Mutiara Hitam mencatatkan gelar Liga Indonesia keempatnya.
Jacksen tidak banyak merombak susunan pemainnya. Hijrahnya Igbonevo ke Arema Cronus dapat ditambal oleh kedatangan Otavio Dutra, bek tersubur pada musim itu dengan torehan sepuluh gol.
Zah Rahan dan Ian Kabes masih mendominasi lini tengah. Keduanya dibantu oleh Immanuel Wanggai dan gelandang asal Korea Selatan, Lim Joon-sik.
Jacksen masih mempertahankan komposisi tanpa striker asing di lini depan. Boaz juga tetap dipercaya sebagai tukang gedor utama. Hasilnya? Persipura kembali memeruncing hegemoninya setelah menjuarai ISL dengan selisih 16 poin dari rival terdekatnya, Arema Cronus.
Skuat Persipura Jayapura 2013
Kiper: Yoo Jae-hoon, Ferdiansyah
Belakang: Fandry Imbiri, Otavio Dutra, Daniel Tata, Victor Pae, Bio Paulin, Ricardo Salampessy, Ruben Sanadi, Yustinus Pae, Yohanis Tjoe, Gerald Pangkali, Ortizan Solossa
Tengah: David Laly, Imanuel Wanggai, Ian Kabes, Victor Numberi, Zah Rahan, Nelson Alom, Lim Joon-sik
Depan: Boaz Solossa, Ricky Kayame, Patrich Wanggai, Ferinando Pahabol, Lukas Mandowen
Pelatih: Jacksen Tiago
Advertisement
Musim 2016
Persipura menatap ISC A 2016 dengan penuh rasa percaya diri. Kompetisi itu dijadikan persiapan sebelum mengarungi kompetisi resmi setahun berselang.
Secara materi pemain, Persipura tidak terbilang mewah. Mutiara Hitam masih mengandalkan talenta lokal Papua. Boaz, Salampessy, Yustinus Pae, Ian Kabes, Imanuel Wanggai masih menghiasi daftar pemain Persipura.
Deretan pemain asing yang dipunya bukan terhebat di eranya. Persipura hanya bermaterikan pemain impor gaek semodel Yoo Jae-hoon, Boakay Eddie Foday, dan James Koko Lomell.
Namun, tangan dingin Alfredo Vera yang mengambil alih kursi kepelatihan dari Jafri Sastra pada pertengahan musim terbukti ampuh. Dengan kombinasi antara pemain lokal dan asing yang terbilang seadanya, Mutiara Hitam berhasil merengkuh gelar juara.
Skuat Persipura Jayapura 2016
Kiper: Yoo Jae-hoon, Dede Sulaiman, Ferdiansyah
Belakang: Roni Beroperay, Ricardo Salampessy, Izaac Wanggai, Ruben Sanadi, Yustinus Pae, Andri Ibo, Dominggus Fakdawer, Yohanis Tjoe, Bio Paulin
Tengah: Fernandes Oliveira Thiago, Imanuel Wanggai, Nelson Alom, Ian Kabes, Nerius Alom, Muhammad Tahir, Ian Kabes
Depan: James Koko Lomell, Ferinando Pahabol, Ricky Kayame, Friska Womsiwor, Marinus Wanewar, Boakay Eddie Foday, Lukas Mandowen, Osvaldo Haay, Jaelani Arey, Boaz Solossa
Pelatih: Angel Alfredo Vera