Bola.com, Jakarta - Kiper Bali United, Nadeo Argawinata, memiliki paras yang tampan layaknya pesepak bola Eropa. Bahkan, publik di Tanah Air menyebut Nadeo mirip dengan penjaga gawang Chelsea, Kepa Arrizabalaga.
Kemiripan Nadeo dengan Kepa pertama kali membuat heboh pada perhelatan SEA Games 2019. Ketika itu, kiper berusia 23 tahun tersebut membela Timnas Indonesia U-22.
Advertisement
Beberapa fan menilai wajah Nadeo Argawinata mirip Kepa Arrizabalaga. Jika dilihat sepintas, keduanya memang memiliki perawakan yang serupa.
Gaya rambut Nadeo sama dengan sang kiper Chelsea. Tinggi kedua kiper beda kompetisi itu juga tak jauh berbeda.
Nadeo memiliki tinggi 1,85 meter, sementara Kepa 1,86 meter. Bedanya, usia Kepa lebih tua daripada Nadeo. Pada 9 Maret lalu, Nadeo Argawinata merayakan ulang tahunnya yang ke-23, sedangkan Kepa telah menginjak usia 25 tahun.
Selain Nadeo Argawinata, Bola.com mengumpulkan delapan pemain Indonesia yang mirip dengan bintang sepak bola dunia. Seberapa mirip mereka dengan nama-nama tenar kelas internasional?
Anda boleh tidak setuju dengan pilihan kami. Nikmati parade kemiripan, yang tidak perlu terlalu disikapi secara serius:
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Andik Vermansah dan Lionel Messi
Berperawakan dan bermain di posisi yang sama, Andik Vermansah kerap disamakan dengan bintang Barcelona, Lionel Messi. Situs FIFA pada 31 Oktober 2013 pernah membuat tulisan khusus soal Andik yang disebut Messi dari Indonesia.
FIFA menyebutkan beberapa kelebihan yang dimiliki Andik, yakni: kecepatan, akselerasi, dan dribel. Seusai pertandingan antara Indonesia All-Stars melawan LA Galaxy pada 2011, David Beckham yang terpukau dengan aksi Andik meminta bertukar jersey.
Saat berduel di lapangan Beckham sempat melakukan pelanggaran keras ke Andik, yang aksinya merepotkan sang mega bintang.
Julukan Messi asal Indonesia juga diberikan media-media asal Jepang saat Andik menjalani trial di klub J-League 1, Ventforet Kofu pada 2013 silam. Berita bombastis sama juga dilansir media-media asal Malaysia kala Andik digaet Selangor FA pada awal 2014.
Andik Vermansah mengaku sejatinya kurang nyaman disamakan dengan Lionel Messi. "Saya lebih senang jadi diri sendiri. Messi pemain hebat, Andik hanya pesepak bola kelas kampung," ujar pemain kelahiran 23 November 1991 tersebut.
Uniknya walau kerap disebandingkan dengan Messi, Andik justru lebih mengidolai Cristiano Ronaldo. Bahkan ia bermimpi bisa bermain di Real Madrid.
Advertisement
Evan Dimas dan Andres Iniesta
Gelandang serang Barcelona, Andres Iniesta, jadi pemain idola Evan Dimas. Keduanya kebetulan bermain di posisi yang sama, yakni gelandang tengah. Evan mengaku sering mengamati gaya main mantan bintang Barcelona itu.
Tak hanya memiliki skill di atas rata-rata, Iniesta menjadi juga pengatur tempo ulung serta pelayan umpan-umpan terukur ketika masih berseragam El Barca.Â
Evan mengaku gaya mainnya saat ini amat terinspirasi dengan idolanya. Jika dilihat-lihat, perawakan keduanya hampir mirip, kurus dan tinggi badan sedang-sedang saja. Tinggi badan Evan Dimas hanya kurang 4 cm dengan Iniesta (171 cm).
Pemain yang kini membela Persija Jakarta itu sempat menyaksikan idolanya saat mendapat kesempatan berlatih di klub Spanyol, Espanyol B, pada awal 2016.
Sebelumnya saat memperkuat Timnas Indonesia U-19 pada 2014 silam, Evan sempat menjajal kekuatan Barcelona B yang ketika itu dibela Luis Suarez. Sayangnya, dalam pertandingan itu gelandang serang kelahiran Surabaya, 13 Maret 1995 itu tidak bersua Iniesta.
Boaz Solossa dan Ramirez
Posisi bermain Boaz Solossa dengan eks bintang Chelsea asal Brasil, Ramires berbeda. Jika Boaz jadi penyerang sayap, Ramires beroperasi sebagai gelandang tengah.
Bicara soal produktivitas, Boaz tentu lebih tajam dibanding Ramires. Sepanjang karier profesionalnya sejak 2004 pemain asal Sorong, Papua, tersebut mengoleksi 173 gol. Bandingkan dengan Ramires yang mengoleksi 76 gol dari 460 laga di seluruh ajang di level klub.Â
Kemiripannya keduanya lebih pada perawakan fisik. Hanya walau bermain di dua posisi berbeda keduanya punya kelebihan yang sama yakni dari sisi kecepatan. Kecepatan lari mereka berdua sering merepotkan pemain-pemain bertahan lawan.
Menariknya, baik Boaz dan Ramires lahir pada bulan Maret. Boaz Solossa yang lahir pada 16 Maret 1986, lebih tua setahun dibanding Ramires yang lahir pada 24 Maret 1987.
Advertisement
Ruben Sanadi dan Ashley Cole
Bek sayap kiri Bhayangkara FC, Ruben Sanadi, kerap dibandingkan dengan bintang asal Inggris, Ashley Cole. Ruben dianggap mirip dengan Cole ketika bermain di Pelita Jaya musim 2010-2012. Adalah manajer Pelita Jaya, Laru Mara Satriawangsa, yang memanggil Ruben dengan panggilan Ashley Cole.
"Gaya bermain keduanya amat mirip. Sama seperti Cole, Ruben tipikal pemain yang taktis saat bertahan dan membantu serangan dari sektor sayap kiri. Ditambah lagi jika diperhatikan postur keduanya amat mirip. Jadilah saya menyebut Ruben dengan sebutan Ashley Cole asal Pelita Jaya," ungkap Laru Mara.
Kocaknya Ruben Sanadi, yang kelahiran 8 Januari 1987, justru mengidolai bek sayap kiri legendaris, Roberto Carlos. Sama dengan dirinya, Carlos amat suka berpenampilan kepala plontos.
Walau keduanya mirip, karier Ruben di level klub dan timnas tidak secemerlang Cole. Ia baru sekali mempersembahkan gelar juara buat Persipura Jayapura pada musim 2013. Selebihnya klub-klub yang dibelanya tak pernah masuk persaingan elite. Namanya baru masuk Timnas Indonesia saat Jacksen F. Tiago (pelatih Persipura) jadi caretaker pada 2013.
Bandingkan dengan Cole yang jadi langganan Timnas Inggris periode 2001-2014. Saat masih aktif bermain, Ashley Cole meraih 16 gelar juara bersama Arsenal dan Chelsea.Â
Ahmad Maulana dan Marouane Fellaini
Sosok gelandang serang Belgia berdarah Maroko, Marouane Fellaini, menarik perhatian pencinta sepak bola dunia kala membela Everton dengan model gaya rambut ala legenda rock Jimi Hendrix. Dengan gaya rambutnya afro atau kribo, Fellaini dengan mudah dikenali saat beraksi di lapangan.
Bek yang mulai mencuri perhatian saat membela PSM Makassar, Ahmad Maulana Putra, secara terus terang mengaku menduplikat gaya rambut kribo, Fellaini. Satu hal yang belum bisa diikuti Maulana dari sosok Fellaini adalah kesusesan dalam berkarier.
Mengawali karier dari klub kampung halamanya Belgia, Standard Liege, Fellaini masih menjadi langganan Timnas Belgia. Si kribo tampil memukau di Piala Dunia 2014. Di mana Belgia membuat kejutan hingga menembus perempat final.
Di sisi lain, Maulana belum pernah sekalipun mengecap pengalaman bermain di Timnas Indonesia. Saat ini sang pemain berkiprah bersama klub Semen Padang di Liga 2.
Advertisement
Syamsir Alam dan Neymar
Sepantaran dari sisi usia (28 tahun) Syamsir Alam dan bintang Paris Saint-Germain, Neymar, dikenal sebagai pesepak bola yang hobi berdandan. Keduanya selalu tampak modis, mengikuti tren dunia fashion, saat sedang menjalani aktivitas di luar lapangan. Pakaian yang dipakai Syamsir dan Neymar serba bermerk.
Mereka juga dikenal sebagai playboy doyan gonta-ganti pacar. Lucunya, Syamsir Alam yang awalnya amat mengidolai superstar Real Madrid, Cristiano Ronaldo, belakangan kepincut dengan gaya berdandan ala Neymar.
Dengan perawakan tinggi dan kurus, ditambah tato yang relatif banyak di kedua lengannya, semakin membuat Syamsir seperti saudara kembar Neymar.
Sayangnya, karier Syamsir Alam tak secemerlang Neymar. Sejak pulang ke Tanah Air dari Belgia selepas bermain di SC Vise pada 2013, karier penyerang kelahiran 6 Juli 1992 itu meredup. Setelah sempat membela Sriwijaya FC, Persipasi Bandung Raya, dan Persiba Balikpapan, Syamsir tak lagi memperkuat klub sejak 2017.Â
Zulham Zamrun dan Cristiano Ronaldo
Zulham Zamrun tampil memesona bersama Persib Bandung di ajang Piala Jenderal Sudirman 2015. Ia jadi pemain terbaik sekaligus top skorer turnamen. Penyerang sayap asal Ternate, Maluku tersebut punya ciri khas baru saat berselebrasi merayakan gol.
Ia beraksi mirip bintang asal Portugal, Christiano Ronaldo: saat berselebrasi selalu membelakangi penonton sekaligus menunjuk-nunjuk nomor punggungnya.
Zulham pun sempat dijuluki dengan inisial yang mengacu nomor punggung di Tim Maung Bandung, ZR54. Mirip dengan Ronaldo dengan inisial CR7.
Zulham tak menampik kalau Ronaldo pemain idolanya. Tak hanya ingin meniru gaya bermain CR7, Zulham terobsesi bersolek ala pemain idolanya. Rambut belah pinggir tertata rapi yang dibasuh minyak milik Zulham sama persis dengan Ronaldo.
Hanya belakangan banyak orang bilang wajah Zulham kini mirip gelandang serang Turki yang bermain di Barcelona, Arda Turan. Hal ini karena jenggot lebat yang kini menghiasi dagunya.
Advertisement
Ponaryo Astaman dan Xabi Alonso
Ponaryo Astaman dan Xabi Alonso punya kemiripan dari sisi peran yang dijalankan saat bermain. Keduanya jadi sosok pemain senior dengan karakter kepemimpinan yang kuat.
Mereka figur yang dihormati dan disegani pemain muda di klubnya. Saat berlaga di lapangan, gaya bermain keduanya sedikit berbeda.
Ponaryo yang mengidolai Steven Gerrard, tipikal gelandang yang mengedepankan power. Pria yang kini berusia 40 tahun itu, jarang memegang bola lama-lama.
Jika pada awal kariernya Ponaryo dikenal sebagai gelandang yang sering membantu serangan, pada pengujung kariernya ia lebih sering jadi pemain jangkar pelapis pertahanan.
Di sisi lain, Xabi tipikal gelandang tengah Spanyol tulen yang dianugerahi bakat mengolah bola di atas rata-rata. Pria berusia 38 tahun tersebut jadi pembagi bola sekaligus pengatur tempo permainan.
Kalaupun ada persamaan antara Ponaryo dan Xabi adalah kedoyanan keduanya bermain keras. Demi kepentingan tim keduanya tak ragu-ragu melakukan pelanggaran keras yang berbuah kartu. Secara fisik jika diperhatikan keduanya agak-agak mirip dengan ciri khas brewok.