Bola.com, Pati - Di tengah Liga 1 musim ini yang terhenti serta memasuki Ramadan, tak sedikit pesepak bola yang menurunkan intensitas latihan. Namun, hal berbeda dilakukan penjaga gawang PSIS Semarang, Joko Ribowo.
Alih-alih mengurangi latihan, Joko justru semakin giat berlatih pada Ramadan tahun ini. Kiper berusia 31 tahun tersebut menempuh program latihan khusus, meski menjalani ibadah puasa.
Advertisement
"Saya privat latihan kiper selama Ramadan ini bersama eks pelatih saya di Kudus. Rencananya sepekan tiga kali saya akan berlatih privat ini," kata Joko kepada Bola.net.
Sebelumnya Joko juga sudah rutin berlatih kendati kompetisi mandek. Kiper yang berdomisili di Pati itu berlatih rutin di rumah dengan materi latihan penguatan.
"Saya berlatih penguatan sendiri di rumah seperti latihan plank," tuturnya.
Selain di rumah, Joko pun berlatih di lapangan dekat rumahnya. Mantan pemain Arema FC itu juga berlatih koordinasi dan jogging ringan di lapangan.
"Yang penting, meski ke lapangan, saya selalu coba menghindari kerumunan. Situasi sekarang kan belum memungkinkan berlatih seperti biasa," ujar kiper PSIS Semarang itu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berharap Kembali Normal
Lebih lanjut, Joko menampik anggapan jika dirinya sengaja berlatih keras demi menyiapkan untuk bermain di turnamen, yang akan dihelat jika kompetisi dihentikan secara permanen. Dia bahkan mengaku belum berpikir soal turnamen tersebut.
"Yang paling penting, semua kembali normal. Pandemi ini harus usai lebih dulu," kata Joko.
Menurut Joko, sebelum menggelar turnamen, semua harus bisa memastikan pandemi virus corona selesai dan aktivitas masyarakat kembali normal. Dia menyebut jangan sampai ketika kondisi belum normal dan pandemi virus corona belum sepenuhnya hilang, turnamen sudah digelar.
"Kita enggak boleh egois mementingkan sepak bola, sedangkan keselamatan publik masih terancam," tuturnya.
Disadur dari: Bola.net (Penulis: Dendy Gandakusumah/Editor: Ari Prayoga/Published: 25/04/2020)
Advertisement