Bola.com, Bandung - Persib Bandung telah merasakan dua kali menjadi juara dalam kompetisi tertinggi sepak bola ketika sudah memasuki era Liga Indonesia. Raihan juara itu didapat tim berjulukan Maung Bandung ini pada edisi perdana Liga Indonesia 1994-1995.
Kemudian yang kedua pada ISL 2014, setelah 19 tahun tanpa gelar. Dalam dua kali juara Liga Indonesia yang didapat Persib Bandung, keduanya diraih berkat tangan dingin arsitek lokal, yakni Indra Thohir dan Djadjang Nurdjaman.
Baca Juga
Mengenal Sosok Mauro Zijlstra, Striker Keturunan Bandung yang Dikabarkan Bakal Dinaturalisasi Timnas Indonesia
PSSI Cari Pelapis Maarten Paes di Timnas Indonesia, Intip-Intip Emil Audero: Apalagi Kalau Lolos ke Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Piala AFF 2024: Timnas Indonesia Tak Perlu Main Cantik saat Menjamu Filipina, yang Penting Menang dan ke Semifinal
Advertisement
Indra Thohir merupakan pelatih sejak era perserikatan. Berada di bawah polesan tangan dinginnya, Persib pun juara pada era perserikatan yakni musim 1993-1994.
Pria kelahiran Bandung, 7 Juli 1941 ini memang cukup lama bergumul dengan tim berjulukan Maung Bandung ini. Ia pelatih pertama yang sukses membawa Persib juara.
Berawal sebagai pelatih fisik pada tahun 1984, Indra Thohir mampu mengangkat performa Persib. Ia merupakan pelatih fisik Maung Bandung hingga Kompetisi Divisi Utama Perserikatan 1991/1992.
Bersama Pelatih Kepala Nandar Iskandar dan Ade Dana, Thohir membantu Persib juara Kompetisi Divisi Utama Perserikatan 1986 dan 1989/1990 serta Pesta Sukan Brunei Darussalam II/1986.
Menjelang Kompetisi Divisi Utama Perserikatan 1993/1994, Thohir pun naik jadi pelatih kepala. Kepercayaan dari manajemen Persib kala itu, mampu dibuktikan Thohir dengan mempersembahkan dua gelar untuk Persib, yakni juara Kompetisi Perserikatan 1993/1994 dan Liga Indonesia (LI) edisi perdana 1994/1995.
Thohir juga sukses mengantarkan Persib menembus babak perempat final Piala Champions Asia 1995 setelah menyingkirkan Bangkok Bank (Thailand) dan Passay City (Filipina). Langkah Persib di ajang Internasional itu baru terhenti oleh tiga klub raksasa Asia di masa itu, yakni Ilhwa Chunwa (Korea Selatan), Thai Farmers Bank (Thailand), dan Jubilo Iwata (Jepang).
Meski demikian kehebatan Tohir dalam membesut pasukannya mendapat penghargaan dari AFC. Ia dinobatkan sebagai pelatih terbaik Asia oleh AFC edisi September 1995 setelah menyingkirkan Bangkok Bank.
Pada era Liga Indonesia, Thohir masih sempat menangani Persib pada LI VI 1999/2000, LI VII 2001, dan LI XI 2005. Dalam era itu, Tohir sempat membawa Persib ke babak 8 besar LI VII 2001.
Setelah itu, Thohir yang hobi berolahraga golf ini istirahat dari Persib. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya sebagai dosen di beberapa universitas negeri di Jawa Barat.
Namun, jelang putaran dua kompetisi Liga musim 2012, Thohir kembali dipanggil untuk menjadi penasehat teknis setelah Persib terpuruk pada putaran pertama. Kehadirannya pun cukup mengangkat performa Maung Bandung.
Meski sudah tidak berkecimpung lagi di Persib Bandung, sosok Thohir yang keras saat melatih tetap mengikuti perkembangan tim yang kini di bawah naungan PT Persib Bandung Bermartabat (PBB).
Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Djadjang Nurdjaman, Tak Hanya Juara sebagai Pelatih, tapi juga Pemain
Musim 2014 apa yang ditunggu-tunggu bobotoh terwujud. Persib Bandung juara ISL 2014 setelah 19 tahun tanpa gelar juara kompetisi tertinggi di Indonesia.
Adalah Djadjang Nurdjaman, sosok yang akrab disapa Djanur, yang mampu membawa kembali Persib menorehkan prestasi sebagai jawara di kompetisi tertinggi Indonesia.
Djanur tidak hanya merasakan juara bersama Persib sebagai pelatih. Tapi, juga pernah merasakan saat menjadi pemain dan asisten pelatih Persib.
Pelatih kelahiran Majalengka, Jawa Barat, 30 Maret 1959 ini saat jadi pemain membawa Persib juara Kompetisi Perserikatan 1986, 1989-1990, dan 1993-1994. Sebelum ke Persib, Djanur sempat menjadi pemain profesional yang tampil di Kompetisi Galatama.
Tim yang dibelanya di Galatama saat itu adalah Sari Bumi Raya Bandung (1979-1980), Sari Bumi Raya Yogyakarta (1980-1982), dan Mercu Buana Medan (1982-1985).
Pertengahan 1985, Mercu Buana bubar sehingga Djanur memutuskan untuk pulang ke Bandung. Kepulangan Djanur tidak lantas membuat kariernya terhenti. Ia direkrut pelatih Persib, Nandar Iskandar, saat melakoni Kompetisi Perserikatan 1986.
Pada 1986 ini Djanur membawa Persib juara Kompetisi Perserikatan 1986. Bahkan Djanur menjadi pahlawan dalam laga final melawan Perseman Manokwari di Stadion Utama Senayan, Jakarta, di mana berkat gol Djanur pada menit 77, Persib menjadi juara.
Musim 1990, Djanur kembali membawa juara Persib di Kompetisi Perserikatan 1990. Dalam laga final lawan Persebaya Surabaya, Persib menang 2-0. Bahkan salah satu gol yang dicetak Dede Rosadi itu merupakan assist dari Djanur.
Tidak lama kemudian, Djanur pun direkrut Indra Thohir menjadi asisten pelatih Persib dan merasakan juara kompetisi Liga Indonesia perdana pada musim 1994-1995.
Djanur pun tetap dipercaya sebagai asisten pelatih hingga musim 1996. Kemudian, eks gelandang Persib Bandung ini berkarir di kepelatihan dan menjadi arsitek Persib U-23.
Pada tahun 2006, Djanur kembali menjadi asisten pelatih untuk membantu Arcan Iurie yang menjadi pelatih Persib. Bersama Arcan Iurie, Djanur pun merasakan Persib juara paruh musim.
Kemudian Djanur mengambil kursus kepelatihan hingga akhirnya pada 2012, pria yang juga hobi bermain bulutangkis ini dipercaya manajemen Persib sebagai pelatih kepala untuk persiapan Indonesia Super League 2013 dan berhasil membawa Persib juara pada musim 2014.
Musim 2015, Djanur menjalani musim ketiga bersama Persib. Di QNBL 2015 Djanur berhasil meraih dua kali kemenangan dari dua pertandingan sebelum liga dihentikan karena PSSI dibekukan oleh FIFA.
Sementara di kompetisi Piala AFC, Djanur berhasil membawa Persib lolos ke babak 16 besar, namun langkah Persib terhenti karena kalah 0-2 dari Hanoi T&T .
Para bobotoh kembali puas dengan kinerja Djanur setelah membawa juara turnamen Piala Presiden 2015.
Advertisement