Bola.com, Jakarta - Sejak pertama kali Timnas Indonesia beraksi di Piala Dunia 1938 dengan nama Hindia Belanda, sudah ada 40 pelatih yang menangani tim yang kini dijuluki Garuda itu. Namun, dalam 82 tahun kiprah Tim Garuda, masih minim torehan prestasi yang bisa diperoleh
Tercatat hanya Bertje Matulapelwa dan Anatoli Polosin yang mampu mengantarkan Timnas Indonesia meraih prestasi tertinggi hingga sejauh ini. Bertje mengantar Tim Garuda meraih medali emas SEA Games 1987 di Jakarta, sementara Anatoli Polosin mengantar Timnas Indonesia meraih medali yang sama pada ajang yang sama empat tahun kemudian di Filipina.
Advertisement
Namun, medali emas SEA Games 1991 di Manila, Filipina, itu hingga sekarang menjadi prestasi terbaik Timnas Indonesia. Tim Garuda belum lagi meraih prestasi di segala kejuaraan internasional.
Torehan medali emas tersebut memang membuat nama Bertje Matulapelwa dan Anatoli Polosin dianggap sebagai pelatih terbaik Tim Garuda hingga saat ini. Selain membawa Timnas Indonesia meraih medali emas SEA Games 1987, Bertje juga membawa tim yang sama menjuarai Piala Kemerdekaan Indonesia 1987.
Sementara itu, Anatoli Polosin yang menangani Timnas Indonesia setelah Bertje sempat lebih dulu mengantar Tim Garuda meraih medali perunggu di SEA Games 1989 di Malaysia. Tapi, pelatih asal Uni Soviet itu mampu mempersembahkan prestasi yang lebih baik di ajang yang sama pada 1991.
Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Nyaris Juara
Selain dua pelatih tersebut, sebenarnya ada nama Antun Pogacnik, pelatih Yugoslavia yang memimpin Tim Garuda pada 1954 hingga 1963. Setelah membawa Timnas Indonesia jadi semifinalis Asian Games 1954 dan melangkah hingga perempat final Olimpiade 1956 di Melbourne, Pogacnik membawa Tim Garuda mempersembahkan medali perunggu Asian Games 1958 untuk Indonesia.
Kemudian ada nama Henk Wullems yang membawa Timnas Indonesia meraih medali perak SEA Games 1997, juga Bernhard Schumm, pelatih asal Jerman yang membawa Tim Garuda meraih medali perunggu pada SEA Games 1999, yang merupakan edisi terakhir tim senior tampil di level SEA Games.
Ya, setelah itu, atau tepatnya SEA Gamaes 2001 di Malaysia, tim sepak bola yang harus mengikutinya adalah tim U-22. Namun, hingga saat ini Timnas Indonesia U-23 juga belum berhasil meraih medali emas di pesta olahraga negara Asia Tenggara itu.
Setelah digantikan Timnas Indonesia U-22 untuk SEA Games, Indonesia tercatat hanya menambah tiga medali perak pada SEA Games 2011, 2013, dan 2019, serta medali perunggu pada 2017. Rahmad Darmawan mempersembahkan dua medali perak SEA Games pada 2011 dan 2013.
Sementara Indra Sjafri mempersembahkan medali perak SEA Games 2019 di Filipina bersama Timnas Indonesia U-22. Dua tahun sebelumnya, pelatih asal Spanyol, Luis Milla, hanya mempersembahkan medali perunggu di SEA Games 2017 di Malaysia.
Torehan lain Timnas Indonesia adalah menjadi spesialis runner-up di Piala AFF, atau yang pertama kali digelar pada 1996 dengan nama Piala Tiger. Nandar Iskandar, Ivan Kolev, Peter Withe, dan Alfred Riedl adalah pelatih yang membawa Tim Garuda hingga ke partai puncak kejuaraan sepak bola Asia Tenggara itu, di mana Riedl dua kali membawa timnya dua kali mencapai final, yaitu 2010 dan 2016.
Advertisement
Prestasi di Timnas Indonesia Kategori Usia
Performa Timnas Indonesia dalam satu dekade terakhir justru lebih baik di level kategori umur. Indra Sjafri mempersembahkan trofi juara Piala AFF U-19 2013 bersama Timnas Indonesia U-19 yang diperkuat Evan Dimas, Hansamu Yama, dan rekan-rekan seusianya.
Tidak sampai di situ saja, Indra Sjafri yang terus berkonsentrasi dengan tim nasional kategori umur dipercaya untuk menangani Timnas Indonesia U-22 selepas Luis Milla. Indra Sjafri pun kembali mempersembahkan trofi bersama Tim Garuda Muda dengan menjuarai Piala AFF U-22 2019.
Selain itu, Indra Sjafri juga membawa Timnas Indonesia U-19 meraih peringkat ketiga di Piala AFF U-19 2017 dan 2018, serta Kemudian medali perak SEA Games 2019 di Filipina.
Prestasi lain di level kategori usia diraih oleh Fakhri Husaini yang dipercaya menangani Timnas Indonesia U-16 mulai 2017 hingga 2019. Tim Garuda Muda asuhan Fakhri Husaini meraih trofi juara Piala AFF U-16 2018.
Daftar Pelatih Timnas Indonesia
Belanda
- Johannes Christoffel van Mastenbroek 1938
- Wiel Coerver 1975-1976
- Frans Van Balkom 1978-1979
- Henk Wullems 1996-1997
- Wim Rijsbergen 2011-2012
- Peter Huistra 2015
Singapura
- Choo Seng Quee 1951-1953
Yugoslavia
- Antun Pogacnik 1954-1964
- Ivan Toplak 1991-1993
Indonesia
- E.A. Mangindaan 1966-1970
- Endang Witarsa 1970
- Suwardi Arlan 1972-1974, 1976-1978
- Djamiat Dalhar 1974
- Aang Witarsa 1974-1975
- Harry Tjong 1981-1982
- Sinyo Aliandoe 1982-1983, 1987
- M. Basri, Iswadi Idris, Abdul Kadir 1983-1984
- Bertje Matulapelwa 1985-1987
- Danurwindo 1995-1996
- Rusdy Bahalwan 1998
- Nandar Iskandar 1999-2000
- Benny Dollo 2008-2010, 2015
- Aji Santoso 2012
- Nilmaizar 2012-2013
- Rahmad Darmawan 2013
- Bima Sakti 2018
Turki
- Yusuf Balik 1971-1972
Polandia
- Marek Janota 1979-1980
Jerman
- Bernd Fischer 1980-1981
- Bernard Schumm 1999
Rusia
- Anatoli Polosin 1987-1991
Italia
- Rommano Matte 1993-1995
Bulgaria
- Ivan Kolev 2002-2004, 2007
Inggris
- Peter Withe 2004-2007
Austria
- Alfred Riedl 2010-2011, 2013-2014, 2016
Argentina
- Luis Manuel Blanco 2013
Brasil
- Jacksen Tiago 2013
Spanyol
- Luis Milla 2017-2018
Skotlandia
- Simon McMenemy 2018-2019
Korea Selatan
- Shin Tae-yong 2019-????
Advertisement