Bola.com, Jakarta - Mantan pelatih Timnas Indonesia, Luis Manuel Blanco didapati positif terpapar virus corona COVID-19. Kini, kondisinya telah membaik dan kabar terakhir menyebutkan jika alat bantu pernapasan telah dicopot.
Luis Blanco dirawat di Rumah Sakit Costa del Sol, Marbella, Spanyol. Pelatih asal Argentina itu diketahui positif COVID-19 pada 7 April silam dan sejak itu mendapatkan perawatan intensif.
Baca Juga
Hasil Liga Inggris: Dipaksa Imbang Everton, Chelsea Gagal Kudeta Liverpool dari Puncak
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
Advertisement
"Blanco berangsur membaik dan respirator (alat bantu pernapasan) artifisial sudah dicopot dari wajahnya," klaim Mundo Ascent.
Pelatih yang kini menangani klub Gibraltar, Mons Calpe itu juga sudah bisa berkomunikasi dengan anggota keluarganya di Argentina. Ia juga sudah bisa berjalan dan mengirimkan informasi kepada awak media.
"Saya tahu Anda pasti sudah berbicara dengan Direktur Klub. Tim medis bekerja dengan baik. Saat ini saya sudah meninggalkan ruang terapi dan pindah ke ruang penyembuhan," kata Luis Blanco kepada jurnalis Ole, Juan Pablo Mendez.
"Saya mau berterima kasih kepada Anda semua, kepada media Ole yang menaruh perhatian lebih kepada saya, dan semua yang mendoakan saya."
"Buat Pablo Mendez, yang telah membantu saya, walau saya kesulitan berbicara, saya ingin memeluk Anda, saat ini saya baru bisa berbicara saja, terima kasih banyak," kata Luis Blanco lagi.
Â
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Karier Singkat di Indonesia
Luis Blanco (60) menghabiskan banyak karier melatihnya di Argentina. Ia pernah melatih Los Andes, Huracan, Platense, Belgrano, Independiente, Gimnasia Jujuy, Godoy Cruz, dan Flarinda.
Pada 2013 silam, Luis Blanco juga sempat melatih Indonesia. Kariernya pendek di Timnas Indonesia karena faktor noteknis. Ia bahkan tak sempat memimpin penggawa Garuda berlaga di pentas internasional.
Proses penunjukkan Luis Manuel Blanco sejak awal menyisakan tanda tanya. Djohar Arifin mengklaim penunjukan sang pelatih disetujui Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin mengatakan kedatangan tim pelatih asal Argentina ini merupakan tindak lanjut pertemuan antara SBY dengan Preseiden Argentina Cristina Elisabet Fernandez de Kirchner, Kamis (17/1/2013).
Salah satu pertemuan itu disebut-sebut membahas kerja sama dalam bidang sepak bola antara kedua negara.
"Ini merupakan lanjutan pembicaraan dua negara antara Indonesia dan Argentina. Manuel Blanco dikontrak dua tahun ke depan untuk menangani Timnas Senior dan Timnas U-23 untuk SEA Games 2013," beber Djohar saat memperkenalkan Luis cs kepada wartawan di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Kamis (7/2/2013).
"Ya, saya disini untuk menjadi pelatih kepala Timnas Indonesia. Saya berharap bisa membuat Indonesia disegani di persaingan Asia," ungkap Manuel Blanco kelahiran 13 Desember 1952 itu.
Â
Advertisement
'Pelatih gila! Gua tonjok juga ini!'
Apesnya saat hendak memulai latihan persiapan buat keperluan Piala Asia 2015 dan juara Piala AFF 2014, Luis Blanco seperti tak dianggap oleh para pemain.
Ia sempat dikerjai oleh oknum karyawan PSSI, datang ke Lapangan Halim, Jakarta Timur, untuk memimpin sesi latihan Timnas Indonesia jelang laga Kualifikasi Piala Asia 2015 melawan China dan Arab Saudi, ternyata para pemain justru ada di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Blanco yang kesal dengan kasus ini mengumbar amarahnya dengan menggeber latihan fisik keras di hari-hari awal latihan Timnas Indonesia.
Para pemain Timnas Indonesia pun berontak. Mereka menolak mengikuti sesi latihan yang dipimpin Blanco. Mereka datang ke SUGBK, namun tidak masuk lapangan hanya berdiri-diri saja di area setelban.
Â
"Pelatih gila. Gue tonjok juga ini. Pemain baru bergabung kelelahan usai menempuh perjalanan jauh tiba-tiba disuruh lari belasan kali memutari lapangan," kata Hamka Hamzah, salah satu pilar Timnas Indoensia saat itu.
"Pola latihannya tak jelas. Dia pelatih profesional atau abal-abal sih?" ujar Boaz Solossa, pilar Tim Merah-Putih lainnya.
Â
Pada puncaknya para pemain mogok total menolak menjalani latihan. Mereka menggelar sesi konfrensi pers di Hotel Sultan tempat mereka menginap.
"Mewaliki teman-teman yang gelisah melihat tindak-tanduk pelatih, kami bersepakat meminta PSSI untuk memecat Luis Blanco dan kemudian mencari pelatih baru," ucap Firman Utina, kapten Timnas Indonesia di hadapan para wartawan.
Blanco dan asisten pelatih yang juga berasal dari Argentina, merespons dengan mencoret sebanyak 14 dari 21 pemain yang dianggap melakukan tindakan indisipliner.
Melihat perkembangan yang berpotensi memicu konflik besar, Ketua Badan Tim Nasional (BTN) PSSI, La Nyalla Mattalitti, mengistirahatkan Luis Blanco. Ia digeser jadi pelatih Timnas U-19.
Sebagai caretaker PSSI menunjuk duo Rahmad Darmawan (Arema FC) dan Jacksen F. Tiago (Persipura Jayapura). "Kami diberi tahu mendadak soal penunjukkan sebagai caretaker Timnas Indonesia. Kami tidak mau tahu ada masalah apa antara pemain dengan pelatih sebelumnya, fokus utama kami menyelamatkan timnas," tutur RD.
Sumber: Lavoz del Pueblo, Mundo Ascent