Bola.com, Jakarta - Mantan pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, baru-baru ini diwawancarai media negaranya Kurier berkaitan pandemi virus corona COVID-19 yang melanda banyak negara di dunia. Nakhoda asal Austria itu tak merasa heran negara-negara Asia jadi pusat penyebaran virus mematikan tersebut.
Alfred Riedl bisa bercerita banyak soal pengalaman uniknya saat bertualang ke berbagai negara Asia untuk melatih. Ia melihat perilaku jorok masyarakat Asia membuat penyebaran virus menjadi tidak terkendali.
Advertisement
Pria berusia 70 tahun itu tak merasa heran penyebaran virus corona pemicu penyakit COVID-19 bisa memamah biak di Asia dan ujungnya menjangkiti hampir seluruh negara di dunia.
"Semua virus atau kisah berbahaya lainnya yang ada di sana seharusnya tidak mengejutkan Anda," tegas Riedl.
Dia merujuk pengalamannya di Vietnam, Indonesia atau Laos, misalnya. "Jika Anda melihat apa yang terjadi di pasar di sana, apa yang dilakukan orang-orang di sana dengan hewan-hewan itu, seharusnya tidak mengherankan bahwa sesuatu dari hewan dapat ditransfer ke manusia," kata pelatih kelahiran 2 November 1949 itu.
Ia menyayangkan di negara-negara tersebut, masyarakatnya kurang peduli pada kebersihan. Pada saat melatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl kepada Bola.com pernah mengkritik masyakarat Indonesia yang tidak doyan cuci tangan usai buang air kecil.
"Saya selalu menolak diajak bersalaman, karena tangan mereka kotor usai dari toilet. Bukan saya sombong, hanya saja saya terbiasa hidup higenis," kata Alfred.
Tempat asal penyakit virus corona COVID-19 diduga kuat berasal dari sebuah pasar di kota Wuhan Cina, di mana daging dari pertanian normal, hewan hidup, dan ikan serta hewan liar dijual di sana.
“Tidak pernah ada yang seperti ini di generasi kita. Situasinya sangat sangat sulit kali ini, terutama di Afrika. Mereka sama sekali tidak siap untuk itu. Jika sesuatu terjadi di sana, mereka akan mati seperti lalat. Saya takut itu, ”jelas Alfred Riedl.
Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sinyal Ingin Pensiun
Alfred Riedl melatih Timnas Indonesia selama tiga periode, yakni di Piala AFF 2010, 2014, dan 2016. Dua di antaranya berbuah prestasi runner-up. Ia amat populer di Indonesia dan selalu dinantikan comebacknya walau gagal mempersembahkan sebiji trofi apapun buat Tim Merah-Putih.
Pada pertengahan Liga 1 2019 ia sempat ingin kembali ke Indonesia untuk melatih Persebaya Surabaya menggantikan Djadjang Nurdjaman yang dipecat, namun reuninya batal karena penyakit jantung. "Saya baru saja selesai dioperasi dan menjalani perawatan intens. Saya sejatinya ingin melatih Persebaya, namun situasinya sulit," katanya.
Masalah kesehatan kerap mengganggu karier Alfred Riedl sebagai pelatih. Ia sempat dioperasi gagal ginjal jelang Piala Asia 2007, saat dirinya menukangi Timnas Vietnam.
Salah satu warga Vietnam menyumbangkan ginjalnya pada Maret 2007. Kemudian 13 tahun berselang, kondisi kesehatan Riedl "tidak begitu baik". Ini adalah alasan lain mengapa kembalinya kepelatihan tidak menjadi masalah.
Ia memberi sinyal kemungkinan pensiun tak lagi melatih klub sepak bola.
“Saya bukan orang yang ambisius yang mengatakan ingin berada di bangku cadangan pada usia 75 tahun. Itu tidak akan menyenangkan bagi saya juga. Saya lebih suka bermain golf ketika saya baik-baik saja dan menikmati hidup selama saya bisa. ”
Advertisement
Begitu Dicintai
Selain di Indonesia, Alfred Riedl juga terhitung sukses saat menukangi Vietnam. Ia begitu dielu-elukan saat Tim Paman Hon lolos ke perempat final Piala Asia 2007. Alfred sempat dijuluki "Mesias Vietnam".
Indonesia jadi negara yang tak akan pernah bisa dilupakan olehnya.
“Orang-orang di sana gila jika kamu berhasil. Jika saya pergi ke Vietnam hari ini, orang-orang masih akan mengenali saya. Mereka berteriak-teriak untuk Anda. Itu sama di Indonesia, karena Anda tidak bisa keluar jalan-jalan secara normal,” tutur Riedl.