Bola.com, Jakarta - Piala Presiden kini dikenal sebagai sebuah turnamen pramusim bagi klub sepak bola Indonesia sebelum tampil di kompetisi yang sesungguhnya. Namun, pada edisi pertamanya pada 2015, Piala Presiden hadir sebagai pengisi kekosongan saat sepak bola Indonesia dihukum oleh FIFA.
Saat itu, Persib Bandung menjadi juara Piala Presiden 2015 setelah berhasil mengalahkan Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu 18 Oktober 2015.
Baca Juga
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Lini Depan Timnas Indonesia Angin-anginan: Maksimalkan Eliano Reijnders dan Marselino Ferdinan atau Butuh Goal-getter Alami?
Advertisement
Persib Bandung menjadi juara edisi pertama Piala Presiden setelah menang 2-0 atas Sriwijaya FC di SUGBK yang dipadati oleh 75 ribu penonton, baik pendukung Persib maupun Sriwijaya FC. Achmad Jufriyanto dan Makan Konate menjadi pahlawan kemenangan Maung Bandung lewat gol yang mereka cetak.
Tim asuhan Djadjang Nurdjaman itu memang layak menjadi juara saat itu. Selain karena baru saja menjadi juara Indonesia Super League 2014, Persib memang mengawali turnamen tersebut dengan sangat baik.
Maung Bandung mampu melewati tiga pertandingan di Grup A Piala Presiden 2015 dengan hasil sempurna. Berstatus sebagai tuan rumah grup, Persib meraih tiga kemenangan tanpa satu kali kebobolan di Stadion Si Jalak Harupat.
Persiba Balikpapan menjadi korban pertama Persib. Dua gol Ilija Spasojevic dan tambahan dua gol yang dicetak Zulham Zamrun dan Tantan, membuat Maung Bandung menang telak 4-0 di depan bobotoh.
Zulham Zamrun dan Tantan kemudian mencetak gol kedua mereka di pertandingan selanjutnya. Masing-masing pemain mencetak gol yang membawa Persib menang 2-0 atas Persebaya Surabaya.
Setelah itu, Zulham Zamrun menggila dengan mencetak hattrick dalam pertandingan kontra Martapura FC di laga terakhir fase grup. Hattrick Zulham plus satu gol dari Makan Konate membuat Persib menang 4-0 dan melangkah ke perempat final dengan torehan 10 gol dan tanpa satu kali pun kebobolan.
Persib pun harus menghadapi Pusamania Borneo FC di perempat final yang digelar dengan sistem dua leg. Persib lebih dulu bertandang ke Samarinda dan pulang dengan kekalahan 2-3. Namun, kemenangan 2-1 di leg kedua yang digelar di Stadion Si Jalak Harupat membuat Persib melangkah ke semifinal dengan unggul gol tandang.
Mitra Kukar jadi lawan Persib di semifinal, dan lagi-lagi tim asuhan Djadjang Nurdjaman itu harus lebih dulu berandang ke Tenggarong di leg pertama. Persib pun pulang dengan kekalahan tipis 0-1 yang membuat peluang mereka untuk ke final tetap terbuka.
Pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman, tetap optimistis tim asuhannya mampu melangkah ke final Piala Presiden 2015 meski tertinggal satu gol dulu dari leg pertama. Bahkan Djanur, sapaan karibnya, merasa yakin timnya bisa menjadi juara di Piala Presiden 2015.
"Relatif berat tidaknya yang pasti kami akan berusaha semaksimal mungkin karena peluang masih ada untuk maju ke final dengan catatan seperti itu. Kami nanti bakal turun dengan seluruh kekutan karena pemain kami yang kemarin absen bisa dimainkan lagi dan mudah-mudahan hasilnya lebih baik," katanya di Bandung, Selasa (6/10/2015).
"Kita ingin juara di turnamen ini dan peluang untuk itu sangat terbuka. Pemain sadar itu, dan saya yakin pemain punya motivasi yang besar," tegas Djanur.
Peluang itu pun dimaksimalkan oleh Persib saat menjamu Mitra Kukar di leg kedua. Bermain di hadapan bobotoh, Persib menang 3-1 atas Naga Mekes. Maung Bandung pun melangkah ke final dan menghadapi Sriwijaya FC yang lolos ke partai puncak Piala Presiden 2015 setelah menang 3-2 secara agregat atas Arema Cronus.
Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Drama di Sekitar Senayan
Fakta masuknya Persib Bandung ke final Piala Presiden 2015 tentu menjadi sangat menarik, mengingat puncak turnamen ini digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan. Mengingat turnamen tersebut digelar untuk menjadi hiburan di tengah hukuman yang dijatuhkan FIFA kepada Indonesia, harapannya agar suporter dari kedua tim yang bertanding bisa hadir.
Kenyataannya, suporter Persib, Bobotoh, merupakan rival bebuyutan suporter Persija Jakarta, The Jakmania. Wacana hadirnya bobotoh di Jakarta pun mengundang potensi kericuhan bakal terjadi di kawasan Senayan. Penolakan tidak bisa dihindari.
Bahkan Ketua Umum PP The Jakmania saat itu, Richard Achmad, sempat meminta agar kepolisian dan Mahaka selaku penyelenggara turnamen bisa mempertimbangkan ulang venue laga final demi tidak memicu hal-hal yang merugikan banyak pihak. Saat itu muncul opsi Stadion Kapten I wayan Dipta, Gianyar, sebagai venue pertandingan final.
Segala konsolidasi dan pertemuan digelar sejumlah pihak, melibatkan Persib, Sriwijaya, kepolisian, pemerintah daerah, dan penyelenggara juga digelar. Kesepakatan yang dicapai bobotoh tetap diizinkan datang ke Jakarta, tapi dengan pengamanan yang sangat ketat. Bahkan Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama, meminta agar Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, untuk hadir langsung di SUGBK.
Malam sebelum pertandingan, personel pengamanan diturunkan di Senayan. Untuk pertandingan final ini, Kapolda Metro Jaya saat itu, Tito Karnavian, menegaskan menurunkan 30 ribu personel untuk mengamankan pertandingan dan kawasan Senayan. Bahkan rombongan bus yang membawa bobotoh pun mendapatkan pengawalan ketat dari kepolisian untuk mencegah adanya bentrok saat memasuki Jakarta.
Pada hari pertandingan, meski Kompleks GBK sempat menjadi arena olahraga untuk umum seperti biasanya pada pagi hari, pengamanan melakukan sterilisasi pada siang hari hingga akhirnya para penonton final Piala Presiden 2015, termasuk suporter Persib dan Sriwijaya, yang memiliki tiket bisa masuk ke dalam stadion.
Sejumlah potensi bentrok pun diredam oleh kepolisian, baik sebelum pertandingan atau saat Persib dan Sriwijaya FC tengah bertanding di dalam stadion. Para petugas keamanan yang berada di luar kompleks SUGBK harus bekerja keras menghadapi bentrok dengan sejumlah oknum pendukung Persija yang tetap tidak bisa menerima Persib bermain di Jakarta.
Polda Metro Jaya mengamankan sekitar 700 terduga perusuh di kawasan Senayan. Oknum perusuh tersebut diamankan dalam operasi pengamanan final Piala Presiden yang berlangsung sejak Minggu pagi hingga malam. Bahkan Kapolda Metro Jaya, Tito Karnavian, pada Senin (19/10/2015) mengatakan ada 39 orang ditetapkan sebagai tersangka.
"Dalam catatan kami ada 39 orang yang ditahan selama tiga hari operasi. Diantara mereka ada yang membawa senjata tajam, bom molotov dan ada yang membawa narkoba," ujar Tito di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (19/10/2015).
Advertisement
Persib Juara
Meski SUGBK sempat disterilkan dan hanya pendukung Persib dan Sriwijaya FC yang boleh hadir, pengamanan ketat juga diberikan kepada para pemain dari kedua tim. Para pemain Persib dan Sriwijaya FC mendapatkan pengamanan maksimal datang ke stadion menggunakan kendaraan taktis.
Pertandingan final Piala Presiden 2015 pun berjalan lancar. Meski sejumlah bentrok terjadi di luar kompleks GBK, pemain Persib dan Sriwijaya FC bertanding selama 90 menit dengan lancar.
Persib sudah meraih keunggulan saat laga baru berjalan enam menit. Sepakan dari sebuah momen tendangan bebas yang dilepaskan oleh Achmad Jufriyanto berhasil masuk ke dalam gawang Sriwijaya FC.
Tembakan tersebut sempat membentur pagar hidup mengubah arah bola dan membuat kiper Sriwijaya FC, Dian Agus Prasetyo, sudah mati langkah.
Makan Konate kemudian berhasil menggandakan keunggulan Persib pada menit ke-27. Menerima umpan di dalam kotak penalti Sriwijaya FC, Makan Konate sempat berputar dan melepaskan tembakan keras.
Bola sempat membentur mistar gawang dan terpantul ke punggung Dian Agus hingga akhirnya masuk ke dalam gawang Sriwijaya FC.
Keunggulan 2-0 bertahan hingga laga berakhir. Persib Bandung pun menjadi juara edisi pertama Piala Presiden dan melengkapi prestasi tim kebanggaan Jawa Barat itu setelah lebih dulu menjadi juara Indonesia Super League 2014.
Kemenangan ini pun membuat sang pelatih, Djadjang Nurdjaman, teringat keberhasilannya membawa Persib Bandung juara saat masih aktif bermain. Pasalnya, Djanur juga membawa Persib sebagai juara saat masih aktif bermain di stadion yang sama.
"Ini kemenangan luar biasa. Kemenangan ini mengingatkan saya akan kejayaan ketika Persib menjadi juara di Gelora Bung Karno," kata Djadjang saat diwawancara oleh Indosiar tepat setelah pertandingan usai.