Bola.com, Jakarta - Bojan Hodak boleh dibilang baru seumur jagung berkecimpung di dunia sepak bola Indonesia. Pelatih asal Kroasia itu ditunjuk PSM Makassar membesut skuad Juku Eja untuk kompetisi musim 2020.
PSM mengikat Bojan Hodak dengan kontrak pada akhir tahun 2019. Kontrak itu berdurasi satu tahun dengan opsi perpanjangan.
Baca Juga
Advertisement
Belum lama ini pelatih berusia 48 tahun itu blak-blakan dalam sebuah wawancara dengan media Malaysia, The Star, seputar sepak bola Indonesia.
Meski belum lama terjun di sepak bola Indonesia, Bojan Hodak sudah mendapat berbagai kesan. Ia melontarkan pujian terikat antusiasme tinggi suporter Indonesia dalam mendukung klub, khususnya PSM, yang tak pernah dilihatnya di negara lain.
Dalam kesempatan sama, mantan pelatih Timnas Malaysia U-19 itu juga membandingkan kompetisi di Indonesia dengan di Malaysia.
Sebelum menjabat sebagai nakhoda Timnas Malaysia U-19, Bojan Hodak pernah jadi pelatih klub Liga Super Malaysia, seperti Kelantan FA, Johor Darul Ta'zim, dan Penang FA.
Bojan Hodak menggumuli sepak bola Malaysia sejak 2012. Jadi, dia sudah memiliki cukup pengalaman untuk bicara tentang sepak bola Negeri Jiran.
Menurutnya, pemain-pemain Malaysia punya potensi membawa dampak di Liga Indonesia. Namun, persoalan besaran nilai kontrak, menjadikan mereka enggan berkiprah di Indonesia.
"Masalahnya adalah, hanya klub-klub top di Indonesia yang sekarang mampu menawari lebih banyak dari tim M-League (Liga Super Malaysia) dan hal itu juga sama di Thailand. Uangnya jauh lebih baik di Malaysia, dan Anda bisa melihat lebih banyak pemain Thailand dan Singapura bermain di M-League," tutur Bojan Hodak.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pandemi Virus Corona Bisa Membunuh Klub
Meski begitu, Bojan Hodak tetap beranggapan tak mustahil memboyong pemain asal Malaysia untuk untuk kebolehan di Liga 1 Indonesia. Mantan pelatih Phnom Penh Crown FC itu bahkan telah menyebut nama pemain yang ingin dibawanya ke Indonesia.
Pemain itu adalah kiper veteran, Khairul Fahmi Che Mat.
"Saya melihat pemain-pemain di M-League memiliki potensi bermain di Liga Indonesia. Pemain di Malaysia memiliki kualitas dan saya percaya Khairul Fahmi dapat membuat dampak instan," kata Hodak.
Sejatinya, sepak bola Indonesia tak asing dengan pemain-pemain dari Negeri Jiran. Contohnya saja, Safee Sali yang memperkuat dua klub Indonesia dalam dua periode berbeda, yakni Pelita Jaya pada 2010-2011 dan Arema pada 2013.
Namun, pertanyaan sekarang adalah, kapan Bojan Hodak bisa memboyong Khairul Fahmi atau pemain Malaysia lain ke Indonesia, di saat kompetisi di negara ini masih belum ada kejelasan?
Seperti diketahui, aktivitas sepak bola Indonesia vakum akibat pandemi virus corona. Sama halnya, kompetisi di negara-negara tetangga.
Bicara perihal pandemi virus corona, Bojan Hodak menilai pandemi ini akan memberi pukulan bagi liga-liga kecil di Asia Tenggara. Dia memprediksi butuh waktu antara enam hingga 12 bulan bagi industri sepak bola di kawasan ini untuk kembali normal.
"Tiga bulan tanpa sepak bola bisa membunuh sebuah klub di dunia ini. Tim-tim akan kehilangan pemasukan dari tiket masuk pertandingan, sponsor, dan hak siar. Apalagi di Indonesia, pemasukan dari tiket pertandingan, sangat besar," tuturnya.
"Beberapa klub bergantung sepenuhnya atau sebagian pada dana dari pemerintah, tapi sekarang dana itu digunakan untuk melawan COVID-19. Klub dengan sponsor yang tak banyak, akan merasakan dampak lebih dan pemain mereka bisa menderita akibat pemotongan gaji," lanjutnya.
Sumber: The Star
Advertisement