Bola.com, Makassar - PSM Makassar dikenal dengan gaya bermain keras dan cepat untuk menaklukkan tim lawan. Dari era Perserikatan, karakter ini melekat kental pada pemain asli Makassar.
Satu di antaranya adalah Alibaba, bek tangguh Juku Eja yang dikenal dengan penampilan tanpa kompromi saat mengawal striker lawan. Sebelum membela PSM pada Liga Indonesia 1994-1995, kemampuan Alibaba matang pada kompetisi Galatama. Dia pernah memperkuat Makassar Utama dan Putra Samarinda. Pada dua klub itu, jebolan Diklat PPLP Makassar ini lebih banyak berperan sebagai gelandang jangkar.
Advertisement
Peran sebagai stoper baru dilakoninya setelah ia kembali ke PSM. Terutama saat Juku Eja ditangani pelatih kawakan M. Basri pada Liga Indonesia 1995-1996.
Pada musim itu, Alibaba dan PSM mampu menembus final yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno. Tapi, Juku Eja gagal meraih trofi juara setelah takluk ditangan Mastrans Bandung Raya 0-2.
Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Seperti Apa Sosok Alibaba?
Militansi Alibaba di lapangan hijau diakui oleh Syamsuddin Umar, pelatih yang pernah menanganinya di Makassar Utama serta ketika PSM meraih trofi juara di Liga Indonesia 1999-2000. Menurut Syamsuddin, Alibaba adalah sosok yang pendiam dan bertanggungjawab.
"Alibaba adalah pemain yang cerdas. Sebelum tampil, saya hanya bilang matikan pemain A, jangan sampai lolos apalagi mencetak gol. Mayoritas ia melakukan tugasnya dengan baik," kata Syamsuddin Umar.
Selain kuat dalam mengawal striker lawan, Alibaba juga dikenal memiliki tendangan yang keras. Itulah mengapa, ia sering menjadi eksekutor tendangan bola mati di luar kotak penalti.
"Alibaba juga jarang panik saat lini belakang PSM mendapat tekanan lawan. Itu karena Alibaba sudah terbiasa bermain di segala posisi. Ketika membela Makassar Utama, saya bisa memainkannya sebagai gelandang tengah atau sayap kanan," terang Syamsuddin.
Hal senada dikatakan Jacksen Tiago, pelatih Persipura Jayapura yang bersama Alibaba di PSM musim 1995-1996. Menurutnya permainan keras Alibaba di lapangan sesuai intruksi pelatih.
Di luar lapangan, sosok Alibaba buat Jacksen adalah teman yang baik. Menariknya pada musim 1994-95, Jacksen sempat terlibat insiden kecil dengan Alibaba. Kala itu, Jacksen memperkuat Petrokmia Putera menghadapi PSM di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin.
Advertisement
Komentar Alibaba
Pada berbagai kesempatan pertemuan dengan Bola.com, Alibaba menjelaskan mengapa dirinya tampil militan di lapangan. Dia mengaku ingin selalu menjadi bagian penting dalam penampilan tim.
"Kalau saya tampil tak sesuai intruksi pelatih, bisa jadi saya tak lagi mendapat menit bermain pada pertandingan berikutnya," tegas Alibaba.
Karakter kuat yang dimiliki Alibaba di lapangan kental mewarnai sepak terjang Juku Eja pada masa awal Liga Indonesia. Alhasil, meski tak pernah memperkuat tim nasional Indonesia, pamor Alibaba tak kalah mentereng.
Selain membawa PSM meraih trofi juara dan dua kali runner-up Liga Indonesia, Alibaba juga mencetak sukses bersama PSM di level internasional.
Di Piala Bangabandhu Bangladesh 1997, PSM menembus final. Empat tahun kemudian, Alibaba jadi bagian PSM saat meraih tiket perempat final Liga Champions Asia.
Bergelar Doktor Ilmu Manajemen
Setelah pensiun sebagai pemain, Alibaba fokus menyelesaikan kuliahnya di Universitas Muslim Indonesia Makassar. Ia menyandang gelar sarjana ekonomi pada 2003 dan menjadi dosen pada sejumlah perguruan tinggi swasta di Makassar.
Sebagai dosen yang dituntut terus meningkatkan kualitasnya akademiknya, Alibaba kemudian melanjutkan studinya di program pasca pasca sarjana.
Meski sudah berstatus dosen, Alibaba tak bisa melupakan lapangan hijau. Ia sempat menjadi asisten pelatih di PSM mendampingi Carlos de Mello (2006) dan Raja Isa (2008). Tuntutan pekerjaan sebagai dosen membuat Alibaba akhirnya memilih fokus ke dunia pendidikan.
Pada 2013, ia resmi menyandang gelar Doktor ilmu manajemen di Universitas Muslim Indonesia dengan disertasi berjudul: "Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia, Sarana Prasarana, Motivasi, dan Komitmen terhadap Loyalitas dan Kinerja Pengurus PSSI di Indonesia".
Di sela waktu luangnya sebagai dosen, Alibaba sesekali turun ke lapangan untuk bersilaturrahim dengan sesama mantan pemain PSM d Lapangan Karebosi Makassar.
Pada 9 Juli 2019, Alibaba mengembuskan nafas terakhirnya pada usia 51 tahun akibat penyakit dalam yang dideritanya setahun terakhir.
Advertisement