Bola.com, Jakarta - Gelandang Persipura Jayapura, Muhammad Tahir, mengaku laga timnya melawan PSM Makassar di Liga 1 selalu spesial. Hal itu karena Tahir harus menghadapi tim kota kelahiran sang orang tua.
Muhammad Tahir lahir di Jayapura pada 4 Januari 1994. Meskipun lahir di Jayapura, pemilik nomor punggung 32 itu bukan asli Papua.
Baca Juga
Update 25 Pemain Timnas Indonesia Menuju Piala AFF 2024: Justin Hubner, Rafael Struick, Ivar Jenner, Marselino Ferdinan, Asnawi Mangkualam
Media Vietnam Sebut Skuad Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 Menakutkan: Ada Pemain Diaspora, Tetap Lebih Kuat daripada The Golden Star
Pandit Malaysia Desak Oxford United Segera Beri Menit Bermain yang Cukup untuk Marselino Ferdinan
Advertisement
Tahir merupakan pemain keturunan Makassar. Orang tua Tahir pindah ke Papua ketika mengikuti program transmigrasi pemerintah pada 1980-an.
"Pertandingan paling berkesan adalah sewaktu menghadapi PSM Makassar. Saya lahir di Jayapura, sedangkan orang tua saya di Makassar," kata Muhammad Tahir dalam akun Youtube Persipura.
Meskipun demikian, Muhammad Tahir mengaku selalu profesional ketika menghadapi PSM. Sebagai pemain kelahiran Jayapura, Tahir tentu tak ingin tim kota kelahirannya menelan hasil negatif.
"Pertandingan itu sangat berkesan karena saya harus bermain secara profesional. Namun, saya juga harus membela tim kota kelahiran saya yaitu Persipura Jayapura," ujar pemain berusia 26 tahun itu.
Muhammad Tahir bergabung dengan Persipura Jayapura pada 2016. Sampai saat ini, pemain yang berperan sebagai gelandang itu sudah tampil sebanyak 86 laga bersama klub berjuluk Mutiara Hitam tersebut.
Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mengidolai Boaz Solossa
Muhammad Tahir mengaku mengidolai sosok Boaz Solossa. Hal itu terasa wajar mengingat pemain yang akrab disapa Bochi itu sudah menjadi legenda hidup dari Persipura Jayapura.
"Saya mengidolai Boaz Solossa dan menjadikannya panutan. Selain itu, saya juga menjadikan Ricardo Salampessy, Ian Louis Kabes, dan Yustinus Pae sebagai panutan," tegas Tahir.
Sumber: Youtube Persipura
Advertisement