Bola.com, Kediri - Tiap manusia memiliki target dan cita-cita dalam menjalani hidup. Begitu pula Djoko Malis Mustofa. Mantan pemain Niac Mitra, eks klub era Galatama ini, pernah bersumpah berhenti menggeluti profesi seputar sepak bola.
Sumpah itu pun telah dipenuhinya sejak terakhir menukangi Persik Kediri pada 2010-2011. Apa alasan pria yang berdomisili di Jombang, Jatim ini pensiun dari sepak bola? Padahal saat jadi pelatih, Djoko Malis termasuk bertangan dingin.
Baca Juga
Efek Nataru, Timnas Vietnam Harus Dibagi Dua Kloter setelah Menjalani Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024
10 Wonderkid Pilihan Lionel Messi dan Nasibnya Sekarang: Ada Timo Werner dan Pinjaman Abadi
Cerita Para Raksasa yang Tenggelam di Pegadaian Liga 2 2024/2025: Berjuang Lolos dari Ancaman Degradasi
"Hampir separuh hidup saya telah tercurahkan di sepak bola. Mulai jadi pemain level junior, profesional, hingga melatih beberapa klub. Suatu saat, saya harus berhenti dan meninggalkan sepak bola," katanya suatu ketika.
Advertisement
Usut punya usut, ternyata pemain yang pernah menjebol gawang Arsenal pada laga persahabatan Internasional melawan Niac Mitra 2-0 di Stadion Gelora 10 November, Surabaya, pada 1983, ini bercita-cita lengser. Syaratnya, dia harus pernah melatih Persik. Ppada pentas IPL 2011, janji itu telah dipenuhi.
"Persik Kediri dan keluarga jadi alasan utama saya pensiun dari sepak bola. Saya pernah berjanji pada diri sendiri, saya akan berhenti jadi pelatih kalau sudah pernah melatih Persik. Janji itu sudah saya tepati," tuturnya, kala itu.
Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pelabuhan Terakhir
Kenapa Djoko Malis memilih Persik Kediri jadi pelabuhan terakhir, bukan Persebaya yang juga pernah melambungkan namanya?
"Saya penasaran dengan Persik. Klub ini tak terkenal, tapi bisa prestasi. Saya makin penasaran, karena Persik yang menjegal Persmin Minahasa di semifinal Liga Indonesia 2006. Musim itu, Persik jadi juaranya," ucapnya.
Kini, Djoko Malis menggeluti bisnis properti dan produksi roti.
"Hidup saya telah habis di sepak bola. Saatnya, sisa usia ini saya manfaatkan semaksimal mungkin untuk ibadah dan keluarga. Saya sudah merintis usaha properti dan bikin roti," ujarnya.
Advertisement