Bola.com, Yogyakarta - Wabah virus corona di Indonesia sangat dirasakan berbagai lapisan masyarakat, termasuk para pelaku sepak bola. Kompetisi yang menjadi napas kehidupan, sementara berhenti karena pandemi COVID-19.
Kelanjutan nasib Liga 1 maupun Liga 2 belum jelas, seiring masih merebaknya wabah virus corona. Problem saat ini adalah bagaimana para pelaku sepak bola tetap bisa mendapatkan penghasilan yang berasal dari luar lapangan hijau.
Baca Juga
Advertisement
Dilema tersebut juga dihadapi pelatih PSIM Yogyakarta, Seto Nurdiyantoro. Pria berusia 45 tahun tersebut mulai memikirkan mencari usaha sampingan di luar keahliannya sebagai pelatih sepak bola.
Kepada Bola.com, pelatih berlisensi AFC Pro tersebut mengatakan vakumnya kompetisi dan pertandingan berdampak besar bagi pihak-pihak yang sangat bergantung pada olahraga si kulit bundar.
"Sangat berdampak, dan itu besar. Apalagi harus memulai pekerjaan di luar keahliannya. Termasuk saya pun ada resikonya pemasukan terhenti. Tapi ada sisi positifnya, Tuhan memproses kita tidak hanya di sepak bola saja," ungkap Seto dalam obrolannya, Jumat (1/5/2020).
"Hanya saja kalau bergerak di tengah kondisi sekarang ini, belum memungkinkan. Terpenting ada ide terlebih dulu, tinggal nanti mengalirnya ke mana," imbuh Seto Nurdiyantoro.Â
Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bisnis Kuliner dan Politik
Ketika ditanya tentang bidang apa yang bisa dijalankan di luar sepak bola, Seto belum dapat menentukan pilihan. Ia berkelakar antara profesi menjadi pengusaha kuliner atau politisi, bisa menjadi alternatifnya.
Usaha kuliner di Yogyakarta tumbuh begitu pesat. Yogyakarta yang identik dengan kota pelajar membuat bisnis menjajakan makanan sangat ramai dan bersaing. Sementara untuk politisi, Seto sempat diisukan bersiap maju menjadi kepala daerah di Kabupaten Sleman.
Terlebih saat dirinya sudah tidak diperpanjang kontraknya oleh PSS Sleman beberapa waktu lalu. Ia sempat berujar mengenai potensi maju dalam pemilihan Bupati Sleman pada 2020, sebelum PSIM Yogyakarta meminang sang pelatih.
"Banyak peminatnya mungkin di kuliner, tapi saya tidak tahu Tuhan mengarahkan saya seperti apa. Bisa jadi di dunia kuliner atau politisi, saya tidak tahu. Mengalir saja, ambil positifnya saja bahwa sepak bola tidak bisa menjadi tumpuan utama, perlu ada ranting lain," terang Seto.
"Sebenarnya untuk politisi belum ada passion. Kalau untuk kuliner memang ada keinginan ke sana," jelasnya.Â
Advertisement