Bola.com, Jakarta - Witan Sulaeman adalah fenomena unik pesepak bola di Indonesia. Hal itu terjadi karena sang pemain kerap mendapatkan kesempatan membela tim yang melampaui usianya.
Witan Sulaeman pertama kali menimba ilmu sepak bola di SSB Galara Utama Palu. Pada 2015, di mana saat itu baru berusia 14 tahun, Witan berhasil menembus seleksi Timnas Indonesia U-16 asuhan Fakhri Husaini.
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia
Advertisement
Namun, impian membela Timnas Indonesia U-16 harus tertunda karena Indonesia mendapatkan sanksi dari FIFA. Namun, inilah yang justru menjadi hikmah dalam karier Witan.
"Ketika itu ada seleksi untuk Timnas Indonesia U-16 bersama pelatih Fakhri Husaini. Alhamdulillah lolos, namun batal ikut turnamen karena ketika itu PSSI sedang dibekukan. Kemudian saya merantau ke Jakarta dan bersekolah di SKO Ragunan," kata Witan kepada Bola.com pada 2019.
Bakat yang dimiliki Witan makin berkembang di SKO Ragunan. Meskipun berusia muda, tapi kenyataannya Witan mampu menghadirkan performa berbeda.
Witan berhasil mencatatkan penampilan kariernya di usia muda bersama Timnas Indonesia U-19. Witan masih berusia 16 tahun ketika mengawali debutnya bersama Timnas U-19 pada 31 Mei 2017 di Toulon Tournament.
Namun, berkat kualitas yang dimilikinya, Witan mampu mengimbangi rekan setimnya yang memiliki usia lebih tua. Witan Sulaeman merupakan pemain yang lincah dan kerap merepotkan lawan di sektor sayap dan lini depan.
Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Murid Kesayangan
Tidak bisa dimungkiri adanya peran besar pelatih Indra Sjafri di balik karier gemilang Witan Sulaeman. Pelatih asal Sumatra Barat itulah yang mempromosikan Witan untuk bermain di Timnas Indonesia U-19 hingga U-22.
Insting yang dimiliki Indra Sjafri berhasil menempa Witan menjadi pemain berkualitas. Selain memiliki kelincahan dan kecepatan, Witan juga bisa diandalkan untuk mencetak gol.
Setelah memiliki penampilan gemilang di Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri kemudian membawa Witan Sulaeman menembus level yang lebih tinggi lagi. Nama Witan dimasukkan Indra Sjafri ke Timnas Indonesia U-22.
Witan kembali memulai debutnya sebagai pemain paling muda di Timnas Indonesia U-22 di Piala AFF U-22 2019. Usianya ketika itu 17 tahun atau lebih muda 5 tahun dari batas maksimal untuk mengikuti turnamen tersebut.
"Usia mereka terlalu jauh dari saya, kekuatan otot mereka jauh lebih bagus. Jadi, saya harus bisa menyaingi mereka," tegas Witan Sulaeman ketika itu.
Meski begitu, Witan Sulaeman berhasil memberikan penampilan gemilang dan membantu Timnas Indonesia U-22 menjadi juara. Ketika itu, Witan berhasil menyumbang satu gol.
Indra Sjafri kemudian memasukkan Witan Sulaeman ke PSIM Yogyakarta pada 2019. Hal itu dilakukan sebagai cara agar bisa tampil di SEA Games 2019.
Maklum, syarat mutlak untuk tampil di SEA Games adalah pernah bermain untuk klub profesional. Adapun Witan, ketika itu masih bocah yang menempa ilmu di SKO Ragunan.
Witan sempat tampil selama enam kali untuk klub berjulukan Laskar Mataram itu. Witan juga kemudian masuk skuat Garuda di SEA Games 2019 pada usia 17 tahun, lagi-lagi sebagai pemain termuda di skuat Timnas Indonesia U-22.
Hal itulah yang membuat label pemain kesayangan Indra Sjafri makin melekat terhadap Witan Sulaeman. Apalagi ini menjadi edisi ketiga Indra Sjafri membawa Witan ke tim nasional yang levelnya berbeda dari usia sang pemain.
Pada SEA Games 2019, Indra Sjafri tak banyak memberikan Witan Sulaeman kesempatan bermain sehingga hanya mampu mencetak satu gol. Indra Sjafri tak ingin terlalu memaksakan Witan untuk tampil di turnamen yang lebih keras untuk ukuran usianya yang baru 17 tahun.
"Alasan saya belum memainkan Witan Sulaeman karena saat ini kami memilih pemain yang terbaik dulu. Pemain yang sesuai dengan siapa yang menjadi lawan kami. Meski demikian, yang jelas 20 pemain yang saya pilih adalah yang terbaik. Termasuk Witan," tegas Indra Sjafri.
Advertisement
Hijrah ke Serbia
Witan Sulaeman akhirnya menjawab teka-teki seputar masa depannya pada 11 Februari 2020. Witan resmi bergabung dengan klub Serbia, FK Radnik Surdulica.
Kepergian Witan ke Serbia mendapatkan perhatian besar dari masyarakat hingga pemerintah. Maklum, Witan menjadi pemain muda Indonesia kedua setelah Egy Maulana Vikri yang mampu menembus Eropa.
"Saya kira ini suatu hal positif dan membanggakan buat kami bahwa ada pemain kami lagi yang bermain di sana," kata Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia, Zainudin Amali.
Menpora juga sampai mewanti-wanti Witan untuk fokus berlatih dan berkarier di FK Radnik Surdulica. Witan juga diberi pesan untuk tidak mudah bolak-balik pulang ke Indonesia.
"Pak Zainudin berpesan kepada saya untuk selalu fokus dalam berkarier dan juga membuat latihan tambahan untuk ke depannya. Saya juga diminta oleh Pak Zainudin untuk jangan cepat memikirkan pulang kampung ke Indonesia," ucap Witan Sulaeman.
Pada usia 18 tahun, Witan mendapatkan kontrak berdurasi 3,5 tahun di FK Radnik Surdulica. Satu yang menarik, ada klausul unik dalam kontrak Witan dengan FK Radnik Surdulica.
Klub yang bermarkas Surdulica City Stadium itu dilarang menghalangi Witan untuk memenuhi panggilan Timnas Indonesia. Maklum, Witan merupakan pemain yang menjadi prioritas untuk membela Timnas Indonesia pada Piala Dunia U-20 2021.
"Dalam kontrak saya juga sudah meminta kepada klub pada saat persiapan Piala Dunia U-20 2021, ketika pemusatan latihan, Witan Sulaeman harus diizinkan pulang," kata agen Witan Sulaeman, Dusan Bogdanovic.
Namun, belum sempat mencicipi Liga Serbia, Witan harus pulang ke Palu. Pandemi virus corona yang melanda Serbia menghentikan jalannya kompetisi.
Dusan Bogdanovic mengatakan kliennya telah berada di kampung halamannya, Palu, Sulawesi Selatan. Namun, pemain Timnas Indonesia U-19 ini tetap berlatih secara mandiri.
"Kompetisi Liga Serbia sedang disetop. Jadi, Witan Sulaeman pulang ke Indonesia. Dia sudah berada di Palu. Dia berlatih di pantai untuk menjaga kondisi tubuhnya," jelas Dusan.