Bola.com, Jakarta - Bagi anak muda Papua, Boaz Solossa, adalah sosok idola dan panutan. Yanto Basna tak menampik fakta tersebut. Ia menyebut Boaz Solossa adalah satu dari sekian alasan dirinya menjadi pesepak bola.
"Saya tinggal satu kampung dengan kaka Boaz Solossa di Sorong. Jadi, saat bermain bola saya termovitasi dengan dia," kata Yanto Basna pada 2016.
Baca Juga
4 Alasan yang Membuat Jepang Jadi Lawan Menakutkan bagi Timnas Indonesia: Produktif Bikin Gol dan Susah Dibobol
Perjalanan Berliku PSS Sleman ‘Asapi’ Dua Tim Jawa Tengah: Start Minus Tiga Poin, Kini Sukses Hindari Zona Degradasi
Deretan Wonderkid Timnas Indonesia yang Bisa Mencakar Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Muda tapi Berbahaya!
Advertisement
Nama Yanto Basna awalnya mencuat ketika dipercaya masuk ke akademi Deportivo Indonesia pada 2011. Selama setahun, pemain kelahiran Sorong, 12 Juni 1995 itu menimba ilmu di Uruguay.
Namun, perjuangannya meraih mimpi tak semudah membalik telapak tangan. Yanto Basna sempat mendapatkan tentangan dari orang tuanya yang mengedepankan pendidikan ketimbang sepak bola.
"Mayoritas kami anak-anak Papua pasti orang tuanya lebih condong mengarahkan ke pendidikan. Sehingga banyak pemain bagus di Papua, yang dituntut ikut pendidikan jadi bermainnya setengah-setengah dan tidak menjadi pesepak bola," ucap Yanto Basna.
"Sewaktu saya terpilih ke Uruguay, orang tua saya memberikan pilihan mau sekolah atau sepak bola. Akhirnya saya memilih sepak bola dan orang tua menyetujuinya. Dengan catatan pendidikan juga harus jalan biar seimbang," imbuh Basna.
Pada 2013, Yanto Basna melanjutkan pendidikannya ke akademi Sriwijaya FC. Di sinilah bakat sepak bola Yanto Basna semakin terasah.
Setelah itu, Yanto Basna bergabung dengan Mitra Kukar yang jadi klub profesional pertamanya. Di sinilah nama Yanto Basna semakin dikenal sebagai bek tangguh karena berhasil mengantarkan Mitra Kukar menjuarai turnamen Piala Jenderal Sudirman 2015.
"Saya bersyukur karena mendapatkan pelatih asing waktu itu. Dia memberikan kepercayaan dan saya juga bekerja keras. Kemudian saya berhasil menjadi pemain terbaik di Piala Jenderal Sudirman yang membuat motivasi saya bertambah," ucap pemilik nama lengkap Rudolof Yanto Basna.
Setelah itu, Yanto Basna melanjutkan karier di Persib Bandung pada 2016-2017. Namun, pemain berpostur 182 cm itu hanya mendapatkan 17 kali kesempatan bermain.
Yanto Basna akhirnya memutuskan bergabung dengan Sriwijaya FC pada 2017 dan sukses menjadi andalan dengan total 24 pertandingan. Ini menjadi langkah pembuka karier Yanto Basna ke internasional.
Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Menembus Thailand
Petualangan Yanto Basna di luar negeri dimulai pada 2018. Ketika itu, Yanto Basna bergabung dengan klub Thai League 2, Khon Kaen.
Yanto Basna berhasil menunjukkan performa terbaik di lini belakang dan dipercaya tampil sebanyak 27 kali serta mampu menyumbang sebiji gol. Akan tetapi, Yanto Basna gagal membawa Khon Kaen promosi.
Pada 2019, Yanto Basna melanjutkan petualangan di Thailand dengan membela Thai League 1 bersama Sukhotai. Bersama klub berjuluk The Fire Bat itu, Yanto Basna hanya bermain sebanyak 11 kali dan mencetak dua gol.
Memasuki musim 2020, Yanto Basna kemudian bergabung dengan PT Prachuap. Di ini, Yanto Basna terpilih sebagai pemain inti dan sudah tampil sebanyak empat kali.
Yanto Basna mengaku betah bermain di PT Prachuap karena suasana kekeluargaan di klub itu sangat kental. Namun, hingga saat ini dirinya belum mampu memberikan kemenangan untuk PT Prachuap pada musim 2020.
"Saya suka dengan klub ini karena merasa suasananya seperti di Persipura, sangat terasa kekeluargaannya. Saya merasakan hal itu sejak hadir di sini dan kondisi ini membuat semuanya senang," ujar Yanto Basna.
"Mereka ingin saya menambah kontrak semusim lagi. Hanya saja, saya belum melakukannya karena masih fokus pada yang ada dan memberikan penampilan terbaik lagi," ucap Yanto Basna.
Advertisement
Sempat Terpinggir Kemudian Jadi Andalan
Yanto Basna mengawali kariernya di Timnas Indonesia ketika dipercaya tampil di Timnas Indonesia U-19 pada 2011. Namun, Yanto Basna tak banyak mendapatkan kesempatan bermain hingga akhirnya sampai 2014 hanya mencatatkan dua penampilan.
Yanto Basna kembali menghiasi Timnas Indonesia pada 2016 pada usia yang cukup muda yakni 21 tahun. Ketika itu, penampilan apiknya di Persib Bandung membuat pelatih Alfred Riedl kepincut untuk memboyongnya ke skuat Piala AFF 2016.
"Banyak pemain senior yang bagus, akan tetapi saya optimistis. Kalau dapat kesempatan, saya akan tunjukkan yang terbaik. Banyak pemain Indonesia yang bagus, saya akan fokus bermain dengan siapapun rekan saya," ujar Yanto Basna.
Memiliki tubuh yang tinggi dan badan yang besar membuat Yanto Basna ideal menghuni lini belakang Timnas Indonesia. Pada Piala AFF 2016 itu, Yanto Basna tampil sebanyak tiga kali.
Yanto Basna kemudian sempat tak dilirik Timnas Indonesia. Baru pada 2019 di bawah asuhan pelatih Simon McMenemy, Yanto Basna berhasil kembali ke Timnas Indonesia.
Yanto Basna adalah pemain andalan di lini belakang hingga diberi ban kapten. Pada Kualifikasi Piala Dunia 2022, Yanto Basna berhasil tampil sebanyak empat kali sebagai starting dan bermain penuh.
"Dia bisa berkomunikasi di lapangan dan memberi motivasi kepada pemain," kata Simon McMenemy ketika itu.