Bola.com, Jakarta - Gelandang asing Persebaya, Mahmoud Eid, tidak bisa berdiam diri dalam situasi pandemi virus corona. Dia terus berusaha menjaga kondisi kebugaran meski juga harus berpuasa selama 18 jam di negara asalnya Swedia.
Pemain berdarah Palestina itu malah ikut berlatih bersama mantan klubnya, Nykoping BIS. Klub tersebut merupakan kontestan kasta ketiga Swedia yang berbasis di kota kelahiran sekaligus domisili Mahmoud Eid, Nykoping, selama di Swedia.
Advertisement
“Saya ikut berlatih bersama mantan klub saya di Swedia, Nykoping. Di kota ini juga saya lahir dan tinggal. Biasanya, saya berlatih bersama mereka dengan porsi tiga kali sepak bola di lapangan, dan dua kali di tempat kebugaran,” ungkap Mahmoud Eid kepada Bola.com, Rabu (6/5/2020).
Pemain yang berposisi sebagai penyerang sayap itu tercatat pernah membela klub berjulukan Bissarna itu selama dua setengah musim. Itu terjadi pada pertengahan 2013 hingga akhir musim 2015.
Selama berseragam Nykoping BIS, Mahmoud Eid mampu membukukan 21 gol dalam 48 penampilan. Satu-satunya hasil terbaik yang dicapainya bersama Nykoping adalah peringkat ketiga klasemen akhir kasta ketiga pada musim 2013.
Sayang, mereka tak bisa promosi ke kasta kedua. Regulasi di Swedia hanya memberi tiket promosi untuk dua tim teratas di klasemen akhir.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Siasati Latihan di Tengah Ramadhan
Pemain berusia 26 tahun itu terus berusaha menjaga kondisi kebugarannya di tengah bulan Ramadhan. Sebagai muslim, dia tetap mengatur jadwal latihan dan berpuasa.
“Saat berlatih, biasanya adrenalin saya meningkat dan tidak terpikir lapar atau haus. Kondisi tubuh saya juga tergantung dengan istirahat. Meski, sempat pula saya kesulitan berlari. Tapi, saya harus menyiasati itu,” imbuh pemain bernomor punggung 9 di Persebaya itu.
Mahmoud menjalani puasa selama 18 jam dengan waktu sahur pada 03.30 waktu setempat dan berbuka menjelang pukul 21.00. Kondisi itu harus dihadapi oleh Mahmoud mengingat Swedia merupakan negara yang terletak di Eropa Utara.
Semakin mendekati kutub utara, maka masyarakat setempat harus berpuasa lebih lama. Apalagi, sekarang musim semi dan menjelang musim panas. Pemain berdarah Palestina itu masih beruntung karena tinggal di Nykoping, kota yang terletak di sisi selatan Swedia.
Durasi puasa yang harus mereka jalani tidak lama seperti wilayah utara yang bisa mencapai 21 jam berpuasa.
Advertisement