Bola.com, Jakarta - Prestasi terbaik Timnas Indonesia di Asian Games adalah meraih medali perunggu pada 1958 di Jepang, yang merupakan edisi ketiga pesta olahraga se-Asia itu. Namun, saat itu tim yang bertanding merupakan tim senior, bukan Timnas Indonesia U-23 yang baru dimulai sejak Asian Games 2002.
Sejak aturan menggunakan tim U-23 berlaku sejak Asian Games 2002, Indonesia baru tiga kali tampil di pesta olahraga antarnegara Asia itu. Asian Games 2006 di Qatar menjadi edisi pertama Tim Garuda Muda tampil di ajang ini.
Baca Juga
Duel Pelatih Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Paul Munster Pengalaman, Carlos Pena Memesona
Adu Gemerlap Pemain Asing Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Mewah! Panas di Tengah dan Depan
Sempat Diragukan, Lalu Bisa Kandaskan Arab Saudi: Yuk Bedah Taktik Timnas Indonesia, Kuncinya Perubahan Lini Depan
Advertisement
Saat itu Tim Garuda Muda diperkuat oleh pemain-pemain seperti Zulkifli Syukur, Jajang Mulyana, Ahmad Bustomi, Ian Louis Kabes, Tony Sucipto, dan Ferry Rotinsulu. Namun, sayang saat itu Timnas Indonesia U-23 tidak berjalan jauh.
Timnas Indonesia U-23 hanya menjadi juru kunci Grup B setelah hanya mampu bermain imbang 1-1 dengan Singapura. Selain itu, tim asuhan Foppe de Haan itu kalah 0-6 dari Irak dan 1-4 dari Suriah.
Sempat tidak berlaga di Asian Games 2010 di Guangzhou, China, Timnas Indonesia U-23 kembali berlaga di Asian Games 2014 dan 2018. Asian Games 2014 di gelar di Korea Selatan dan pada 2018 Indonesia menjadi tuan rumah pesta olahraga tersebut.
Dalam dua perhelatan Asian Games tersebut, Timnas Indonesia U-23 berhasil melewati fase grup dengan baik, tapi harus tersingkir ketika sudah berada di babak 16 besar. Bagaimana perjalanan kedua tim di dua Asian Games itu? Berikut ulasannya.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Asian Games 2014: 2 Kemenangan Telak, Tersingkir di Tangan Korut
Timnas Indonesia U-23 yang berlaga di Asian Games 2014 sempat diragukan tampil bagus di Korea Selatan. Penyebabnya tidak lain adalah sejumlah masalah yang mendera sepak bola nasional karena sempat ada dualisme kompetisi dan kepengurusan PSSI.
Aji Santoso menjadi arsitek Tim Garuda Muda saat itu. Jauh sebelum berangkat, Aji Santoso menegaskan optimistis bisa memenuhi target dari PSSI, yaitu melangkah hingga delapan besar.
"Saya akan membuktikan keputusan PSSI yang menunjuk saya sebagai pelatih tidak salah. Saya akan berusaha untuk mencapai target yang ditetapkan PSSI, yakni melangkah sampai babak delapan besar," ujar Aji Santoso.
Pelatih asal Malang yang juga merupakan mantan pemain Timnas Indonesia itu pada akhirnya membawa 26 pemain terbaik ke Korea Selatan.
Teguh Amiruddin dan Andritany Ardhiyasa menjadi pilihan di bawah mistar gawang. Selain itu ada sejumlah pemain muda asal Maluku yang dibawa Aji Santoso, seperti Alfin Tuasalamony, Ramdani Lestaluhu, Manahati Lestusen, dan Rizky Pellu.
Selain itu, Aji Santoso membawa tiga pemain senior yang memang merupakan kuota dari penyelenggara. Ketiga pemain itu adalah Achmad Jufriyanto, Ferdinand Sinaga, dan pemain naturalisasi, Victor Igbonefo.
Kemudian juga ada pemain yang kini menjadi pilar penting klub profesional Indonesia, seperti Dedi Kusnandar, Rasyid Bakri, Novri Setiawan, Bayu Gatra, Fandi Utomo, dan Yandi Sofyan. Aji Santoso cukup percaya diri dengan skuat yang dimilikinya.
Saat itu, Timnas Indonesia U-23 tergabung bersama Thailand, Maladewa, dan Timor Leste. Melihat komposisi lawan yang harus dihadapi, Aji Santoso cukup optimistis, mengingat memang hanya Thailand yang dianggap bakal menyulitkan.
"Jadi menurut saya peluang sebenarnya merata. Tapi, kalau melihat saat ini, peluang cukup besar untuk kami bisa lolos," ujarnya.
Timnas Indonesia U-23 mengawali kiprah di Asian Games 2014 dengan kemenangan sempurna. Tim Garuda Muda menang telak 7-0, di mana empat gol di antaranya dicetak oleh Ferdinand Sinaga. Tiga gol lainnya dicetak Alfin Tuasalamony, Novri Setiawan, dan Fandi Utomo.
Kemenangan besar itu membawa percaya diri yang bagus bagi tim asuhan Aji Santoso. Victor Igbonefo dkk. meraih kemenangan telak 4-0 atas Maladewa pada laga kedua, di mana Ferdinand Sinaga mencetak dua gol, sementara dua gol lain dicetak Ramdani Lestaluhu dan Bayu Gatra.
Sayang, Timnas Indonesia U-23 kemudian harus melangkah ke babak 16 besar sebagai runner-up Grup E setelah kalah telak 0-6 dari Thailand di laga terakhir fase grup. Tim asuhan Kiatisuk Senamuang itu pun lolos sebagai juara grup.
Tim Garuda Muda harus menghadapi Korea Utara di babak 16 besar. Tertinggal 0-3 lebih dulu, Timnas Indonesia U-23 sempat membalas melalui gol Fandi Utomo pada menit ke-60. Namun, tambahan gol yang dicetak Jong Il-gwan enam menit berselang membuat tim asuhan Aji Santoso itu kalah 1-4 dan pulang lebih cepat.
"Saya tidak mau menyalahkan pemain. Malah saya puas dengan penampilan anak-anak. Para pemain sudah mengeluarkan kemampuan maksimal. Mereka juga telah berjuang maksimal melawan Korea Utara dan menjalankan instruksi dengan baik," ujar Aji Santoso setelah pertandingan berakhir.
"Kekalahan ini dialami tak lepas dari lawan yang dihadapi. Korea Utara memiliki kualitas dan permainan lebih baik. Kami harus akui Korea Selatan lebih baik dari kami. Namun, saya puas melihat permainan dan kerja keras yang diperlihatkan pemain sehingga harus diapresiasi," lanjutnya.
Advertisement
Asian Games 2018: Awal yang Optimistis, Tersingkir secara Dramatis
Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Hal tersebut membuat PSSI selaku federasi sepak bola Indonesia telah menetapkan target cukup tinggi bagi Timnas Indonesia U-23, yaitu melangkah hingga semifinal.
Namun, kegagalan Luis Milla membawa Timnas Indonesia U-22 meraih medali emas SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, di mana Hansamu Yama Pranata dkk. meraih medali perunggu dalam ajang pesta olahraga Asia Tenggara itu, sedikit menimbulkan keraguan.
Nasib pelatih asal Spanyol itu pun ditentukan lewat keberhasilannya di Asian Games 2018. Luis Milla menyadari hal tersebut, tapi tetap optimistis bisa membimbing pemain-pemain yang ditegaskannya sebagai yang terbaik di Indonesia.
"Saya sebagai pelatih yang ditugaskan oleh sebuah negara atau klub pasti akan dibebankan target. Hal pertama yang kami lihat itu adalah pemain yang dimiliki oleh Indonesia dan bagaimana sepak bolanya seperti apa," kata Luis Milla.
"Saya mencoba beradaptasi dengan gaya sepak bola di Indonesia, bukan pemain yang adaptasi dengan pelatih," lanjut pelatih asal Spanyol itu.
Luis Milla yang dibantu oleh Bima Sakti melanjutkan persiapan Asian Games 2018 dengan membawa tim yang sudah bersamanya berjuang di SEA Games 2017. Namun, pada periode ini, staf kepelatihan Timnas Indonesia itu juga harus menentukan tiga pemain senior yang bisa mereka mainkan.
Akhirnya Luis Milla memutuskan untuk membawa Andritany Ardhiyasa dan dua pemain naturalisasi, Stefano Lilipaly dan Alberto Goncalves, sebagai tiga pemain senior yang dimainkan di Asian Games 2018. Selain Andritany, Luis Milla membawa Awan Setho untuk mengawal gawang Tim Garuda Muda.
Sementara itu, pemain muda yang dibawa Luis Milla tidak jauh berbeda dengan skuat di SEA Games 2017. Ada Putu Gede Juni Antara, Andy Setyo, Rezaldi Hehanussa, Ricky Fajrin, Hansamu Yama, Evan Dimas, Muhammad Hargianto, Saddil Ramdani, Hanif Sjahbandi, Febri Hariyadi, dan Septian David.
Selain itu juga ada Irfan Jaya, Ilham Udin Armaiyn, Zulfiandi, dan Bagas Adi Nugroho. 20 pemain tersebut dibawa oleh Luis Milla untuk bisa memenuhi target menembus empat besar Asian Games 2018.
Tim Garuda Muda yang menjadi tuan rumah tergabung di Grup A bersama Palestina, Hong Kong, Laos, dan Chinese Taipei. Banyak yang menilai langkah Timnas Indonesia U-23 di fase grup tidak terlalu berat.
Benar saja, Timnas Indonesia langsung menang telak 4-0 atas Chinese Taipei di laga pertama mereka. Stefano Lilipaly mencetak dua gol dalam laga itu, sementara dua gol lain dicetak oleh Alberto Goncalves dan Muhammad Hargianto.
Namun, Tim Garuda Muda tersandung di laga kedua. Menghadapi Palestina, tim asuhan Luis Milla ini kalah 1-2, di mana satu gol Timnas Indonesia dicetak oleh Irfan Jaya.
Timnas Indonesia U-23 bangkit di laga ketiga. Dua gol Alberto Goncalves plus satu gol dari Ricky Fajrin mengantar Tim Garuda Muda menang 3-0 atas Laos.
Sementara di laga terakhir, Timnas Indonesia menang 3-1 atas Hong Kong, di mana gol diciptakan oleh Irfan Jaya, Stefano Lilipaly, dan Hanif Sjahbandi. Tim Garuda Muda pun melangkah ke 16 besar Asian Games 2018 sebagai juara Grup A.
Berlaga di babak 16 besar, Timnas Indonesia U-23 harus menghadapi Uni Emirat Arab. Laga ini sudah diprediksi sangat berat untuk Hansamu Yama dkk. tapi Luis Milla tetap optimistis menghadapi laga ini.
Sempat tertinggal 0-1 pada babak pertama, Timnas Indonesia U-23 mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 lewat gol Alberto Goncalves pada menit ke-52. Namun, UEA mampu kembali unggul 2-1 dalam tujuh menit berselang. Beruntung gol Stefano Lilipaly pada masa injury time menyelamatkan Indonesia dari kekalahan.
Dalam kedudukan imbang 2-2 hingga babak tambahan waktu, laga antara Indonesia dan UEA pun harus ditentukan melalui drama adu penalti. Kegagalan Septian David Maulana dan Saddil Ramdani untuk memaksimalkan peluang dari titik putih membuat Indonesia pun tersingkir karena kalah 3-4 dalam drama tersebut.