Bola.com, Solo - Dua pemain Persis Solo, Tri Handoko dan Joko Susilo menjadi pelatih dadakan di desa tempat tinggalnya, Pacitan, Jawa Timur. Keduanya menggembleng anak-anak muda dari kampung halamannya, Desa Punung, Pacitan.
Baik Tri Handoko dan Joko Susilo sama-sama berdomisli di Pacitan. Aktivitasnya kali ini tak lepas dari kompetisi Liga 2 musim 2020 yang masih berhenti sejak dua bulan terakhir akibat pandemi virus corona. Otomatis skuat Persis Solo tidak memiliki kegiatan.
Advertisement
Keduanya berbagi ilmu kepada para pemuda di desanya. Mereka memberikan materi latihan layaknya pemain profesional. Sebut saja keseimbangan, kelenturan badan, mengontrol bola, umpan hingga taktikal sederhana.
Bagi keduanya, selain menularkan pengalaman, menjadi pelatih dadakan juga bagian dari menjaga kebugaran. Mengingat skuat Persis sudah tidak pernah berlatih bersama sejak pertengahan bulan Maret 2020.
"Kondisi merebaknya wabah virus corona memang sempat membuat semangat pemuda-pemuda di desa saya habis. Tapi sekarang mulai ramai lagi dengan kegiatan yang kami lakukan," tutur Joko Susilo kepada Bola.com, Senin (11/5/2020).
"Tidak hanya anak-anak pelajar atau para pemuda saja, sebagian bapak-bapak juga ikut. Untuk mencari keringat dan mengisi kesibukan saja, saat kompetisi off seperti sekarang ini," tambahnya.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sejak Awal April
Kedua penggawa Persis Solo tersebut telah menjalani kegiatan pelatih dadakan sejak awal bulan April lalu.
Meskipun banyak mengumpulkan orang dalam satu tempat, kegiatannya tetap mematuhi arahan social distancing. Latihan ini juga bisa digelar karena kondisi wilayah relatif kondusif.
Kemudian juga ada peraturan yang dapat ikut latihan adalah mereka yang benar-benar warga di desa Punung, Pacitan.
"Semuanya orang desa asli sini, tidak ada pendatang. Kalaupun ada, mereka tidak boleh ikut. Kami ingin kegiatan ini terus berlanjut daripada anak-anak ikut kegiatan yang tidak jelas," jelas Joko Susilo.
Advertisement