Sukses


5 Striker Muda Potensial di Kasta Elite Sepak Bola Indonesia

Bola.com, Jakarta - Tidak sedikit pemain sepak bola Indonesia yang berhasil menembus Timnas Indonesia sejak usia muda. Bambang Pamungkas dan Boaz Solossa adalah contoh nyata bagaimana striker terbaik Indonesia sudah terbentuk sejak masih berusia muda. Kini beberapa striker belia juga sudah dicoba untuk bisa bersaing di level elite sepak bola Indonesia.

Bambang Pamungkas adalah sosok legenda sepak bola Indonesia. Namun, kira-kira 21 tahun yang lalu, pemain kelahiran Getas, Jawa Tengah, ini membuat kejutan dengan menjalani debut bersama Timnas Indonesia pada usia 19 tahun.

Dalam laga kontra Lithuania itu, pemain yang akhirnya karib disapa Bepe itu berhasil menyarangkan satu gol. Setelah itu, Bepe kemudian langsung menarik perhatian Persija Jakarta untuk merekrutnya, di mana pada musim pertamanya langsung mencetak 24 gol untuk Macan Kemayoran.

Bukan hanya Bambang Pamungkas. Boaz Solossa adalah contoh pemain andalan Timnas Indonesia yang sudah cemerlang ketika masih usia muda.

Boaz Solossa pertama kali dibawa ke Timnas Indonesia oleh Peter Withe. Pelatih asal Inggris itu mencium bakat Boaz ketika tampil bersama Tim PON Papua 2004, di mana saat itu usianya baru 18 tahun dan berhasil menjadi top scorer dengan 10 gol. Boaz pun langsung dibawa oleh Timnas Indonesia dalam Piala Tiger 2004.

Cemerlang bersama Timnas Indonesia di Piala Tiger 2004, Boaz Solossa membela Persipura Jayapura mulai 2005 dan langsung menjadi juara pada musim pertamanya. Hingga saat ini, Boaz selalu menjadi andalan Mutiara Hitam dan menjadi kapten tim kebanggaan masyarakat Papua itu.

Boaz Solossa sepanjang karier profesionalnya memang sempat dipinjamkan ke Borneo FC. Namun, status pinjaman tersebut hanya dalam sebuah turnamen pramusim. Ketika tampil di kompetisi resmi, Boaz selalu berkostum Persipura, di mana ia berhasil membawa timnya itu menjuarai Liga Indonesia 2005, Indonesia Super League 2008-2009, 2010-2011, dan 2013.

Satu hal yang pasti, keberhasilannya membawa Persipura menjadi juara pada 2005 membuktikan kualitasnya sebagai pemain muda saat itu tak bisa diragukan lagi.

Kini, beberapa striker muda yang menjadi masa depan Timnas Indonesia mulai muncul. Berangkat dari keikutsertaan dalam ajang bertaraf internasional kategori umur, para pemain muda tersebut kini tengah berusaha untuk bersaing dan memiliki potensi untuk bersaing di level elite sepak bola Indonesia seperti dua pendahulunya itu. Siapa saja mereka?

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Mochammad Supriadi

Mochammad Supriadi muncul ke permukaan setelah menjadi striker Timnas Indonesia U-16 asuhan Indra Sjafri. Bersama pemain-pemain seperti Sutan Zico dan Bagus Kahfi, Supriadi pun memperlihatkan kualitas yang luar biasa.

Saat membela Timnas Indonesia U-16, Supriadi kerap kali bermain sebagai penyerang sayap, terutama dari sektor kiri. Namun, posisi striker dan gelandang serang pun mampu dilakoninya dengan baik.

Sama seperti halnya Boaz Solossa yang kerap mampu memperlihatkan permainan apik dan mencuri gol dari sisi kiri lapangan, Supriadi pun punya keunggulan yang sama. Pemain kelahiran Surabaya tersebut tak ragu untuk melakukan penetrasi dan masuk ke dalam area vital pertahanan lawan.

Sejak 2019, Supriadi mulai mendapatkan kesempatan menembus tim senior Persebaya Surabaya. Kini berada di bawah asuhan Aji Santoso yang menangani Persebaya, Supriadi yang baru berusia 18 tahun tengah dimatangkan untuk bisa menjadi striker andalan Bajul Ijo di level tertinggi sepak bola Indonesia.

 

3 dari 6 halaman

Osvaldo Haay

Osvaldo Haay merupakan pemain asal Papua yang dibesarkan oleh Persipura Jayapura mulai dari Torabika Soccer Championship 2016. Saat itu, Angel Alfredo Vera yang menjadi pelatih Mutiara Hitam, memberikan kesempatan kepada Osvaldo untuk masuk ke tim utama dan bersaing sebagai gelandang serang ataupun striker.

Osvaldo Haay kemudian memperlihatkan permainan yang kian menarik di Liga 1 2017. Namun, aktivitas bersama Timnas Indonesia U-22 yang mempersiapkan diri menuju SEA Games 2017 membuatnya kurang mendapatkan menit bermain bersama Persipura.

Namun, bersama Timnas Indonesia U-22 asuhan Luis Milla itu, Osvaldo Haay yang diplot sebagai penyerang sayap kerap membuat kejutan lewat akselerasi kecepatan dan penetrasi ke pertahanan lawan.

Penampilan menarik Osvaldo pun mengundang Persebaya Surabaya untuk merekrutnya pada 2018. Osvaldo Haay pun menjadi pemain muda yang cemerlang bersama Bajul Ijo. Ia bahkan berhasil menjadi pemain muda terbaik Liga 1 2018 pada akhir musim.

Performa Osvaldo makin matang. Ia menjadi bintang ketika Timnas Indonesia U-22 tampil di SEA Games 2019 di Filipina. Bahkan Osvaldo beberapa kali dimainkan oleh Indra Sjafri sebagai penyerang tengah. Meski Tim Garuda Muda hanya meraih medali perak, Osvaldo Haay berhasil keluar sebagai top scorer sepak bola SEA Games 2019 dengan delapan gol.

Penampilan apik Osvaldo Haay di bawah asuhan Indra Sjafri itu pun memancing Persija Jakarta untuk coba mendapatkannya untuk Liga 1 2020. Osvaldo Haay pun datang ke ibu kota dan memperlihatkan permainan yang apik dalam tiga laga pertama Persija Jakarta, termasuk laga uji coba kontra klub Singapura, Geylang Internasional, di mana ia berhasil mencetak gol.

Selalu tampil apik bersama Timnas Indonesia kategori umur maupun tiga klub yang dibelanya, mulai dari Persipura, Persebaya, hingga Persija, Osvaldo Haay jelas mampu bersaing di level elite kompetisi Indonesia. Bermain sebagai striker murni, gelandang serang, ataupun pemain sayap, bukan masalah bagi Osvaldo.

 

4 dari 6 halaman

Ezra Walian

Nama Ezra Walian pertama kali muncul di Indonesia adalah sebagai calon pemain naturalisasi untuk Timnas Indonesia U-22 yang tampil di SEA Games 2017. Saat itu, PSSI yang diketuai oleh Edy Rahmayadi, mempecepat proses naturalisasi pemain kelahiran Belanda yang punya darah Indonesia dari ayahnya itu.

Singkat cerita, Ezra Walian akhirnya mendapatkan kewarganegaraan Indonesia dan bisa ikut membela Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, dengan hasil meraih medali perunggu. Namun, saat itu, Ezra tetap memilih untuk berkarier di Belanda untuk level klub.

Pemain yang sempat mencicipi karier internasional bersama Timnas Belanda kategori U-15 hingga U-19, termasuk membela Belanda di Piala Eropa U-17 2013, merupakan jebolan akademi Ajax dan sempat bermain bersama Jong Ajax pada 2016 hingga 2017.

Ezra dalam perjalanannya sempat mencoba untuk trial ke klub-klub Premier League, seperti Bolton Wanderers, Hull City, dan West Ham United. Namun, akhirnya Ezra bergabung bersama Almere City dan Sempat dipinjamkan ke RKC Waalwijk.

Pada akhirnya Ezra pun memilih untuk berkarier di Indonesia bersama PSM Makassar mulai dari pertengahan musim 2019. Ezra mendapatkan 16 kali kesempatan bertanding, di mana 12 di antaranya sebagai starter. Dalam perjalanannya di Liga 1 2019, Ezra berhasil mencetak tiga gol untuk Juku Eja.

Ezra tetap mendapatkan kepercayaan di PSM pada Liga 1 2020. Bojan Hodak mempercayakan Ezra sebagai starter dalam tiga laga yang sudah dimainkan oleh PSM, meski tidak ada satu pun yang berakhir dengan tampil selama 90 menit penuh.

Namun, dengan awal karier yang cukup baik di Indonesia bersama PSM dalam usia baru 22 tahun, bukan tidak mungkin Ezra bakal menjelma menjadi striker andalan yang bersaing di level tertinggi sepak bola Indonesia.

5 dari 6 halaman

Marinus Wanewar

Seperti halnya Osvaldo Haay, Marinus Wanewar merupakan pemain asal Papua yang mulai dikenal ketika membela Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2017 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia. Namun, berbeda dengan Osvaldo yang mampu bermain sebagai pemain sayap, Marinus adalah tipe striker murni yang berada di dalam kotak penalti lawan.

Saat itu, Marinus Wanewar harus berbagi peran dengan Ezra Walian yang juga memiliki karakter sebagai striker murni. Pemain asal Papua ini mampu mempersembahkan medali perunggu untuk Tim Garuda Muda saat itu.

Sementara bersama Persipura pada 2017 itu, Marinus mengemas 19 pertandingan dengan mencetak empat gol. Pemain yang mengidolakan Boaz Solossa itu kemudian sempat dipinjamkan ke Bhayangkara FC pada 2018 dan tampil cukup baik dengan mencetak tiga gol dalam 18 pertandingan.

Marinus kemudian kembali ke Persipura pada musim 2019. Namun, sebelum berlaga di Liga 1 2019, aktivitasnya lebih banyak dipakai bersama Timnas Indonesia U-22 asuhan Indra Sjafri.

Marinus menjadi striker yang sempat memancing kekesalan pendukung dan jurnalis asal Vietnam di Piala AFF U-22 2019. Namun, Marinus tetap santai dan selalu mengumbar senyum meski mendapatkan perlakuan rasis dari penonton di tribune.

Hasilnya, gelar juara Piala AFF U-22 2019 dipersembahkannya bersama Timnas Indonesia U-22, di mana ia menjadi top scorer bersama dua pemain lain, yaitu Saringkan Promsupa dari Thailand dan Tran Danh Trung dari Vietnam.

Dalam Liga 1 2020, Marinus Wanewar belum sekalipun mendapatkan kesempatan dari pelatih Jacksen Tiago untuk tampil dalam tiga laga pertama sebelum kompetisi terhenti karena pandemi COVID-19.

Namun, Marinus digadang-gadang bakal menjadi penerus Boaz Solossa sebagai striker haus gol asal Papua yang menjadi andalan sepak bola Indonesia, di mana sang idola saat ini memang masih menjadi andalan di lini depan Mutiara Hitam.

6 dari 6 halaman

Muhammad Rafli

Muhammad Rafli merupakan pemain yang kini sudah berusia 21 tahun dan telah membela Arema FC sejak Liga 1 2017. Dalam musim pertamanya bersama Singo Edan, Rafli mengemas tujuh pertandingan.

Kemudian ketika menjalani musim 2018, Rafli mendapatkan kepercayaan bermain sebanyak 19 kali, tujuh di antaranya sebagai starter. Namun, dalam awal kariernya sebagai pemain Arema, Rafli kerap dimainkan sebagai gelandang serang.

Hal tersebut juga terlihat ketika Rafli mendapatkan panggilan memperkuat Timnas Indonesia U-22 asuhan Indra Sjafri yang dipersiapkan untuk Piala AFF U-22 2019 dan SEA Games 2019. Namun, Indra Sjafri tak hanya menjajalnya sebagai gelandang serang.

Memanfaatkan postur tubuh yang tinggi besar, Rafli kerap ditempatkan sebagai striker, terutama setelah berhasil menjadi top score di Merlion Cup yang merupakan ajang pemanasan sebelum SEA Games 2019. Sejak saat itu, Rafli tak lagi hanya memiliki satu opsi posisi saat bermain, tapi menjadi dua, antara gelandang serang maupun sebagai striker.

Arema pun menjajal peran striker kepada Rafli pada musim 2019. Pada putaran kedua, Rafli mampu mencetak dua gol bagi Singo Edan, masing-masing ke gawang PSM Makassar dan Bali United.

Kini, Rafli menjadi andalan Mario Gomez di lini depan Arema. Sikap sang pelatih asal Argentina yang menyukai pemain berkarakter pekerja keras membuat jalan Rafli untuk menembus tim utama Arema kian terbuka. Dalam tiga pertandingan pertama Liga 1 2020, Rafli selalu bermain, meski dua di antaranya sebagai pemain pengganti.

Video Populer

Foto Populer