Bola.com, Jakarta - Kekalahan telak Persik saat dihajar Seongnam Ilhwa Chunwa 0-15 pada penyisihan Grup G Liga Champions Asia di Stadion Tancheon Complex Stadium, Korsel, 11 Mei 2004, sangat membekas dalam ingatan Agus Susanto.
Betapa tidak, Agus Susanto terpaksa jadi kiper dadakan Persik karena Ngadiono dan Wahyudi mengalami cedera secara beruntun di lapangan dan tak bisa melanjutkan pertandingan.
Advertisement
Pemain asli Kediri ini masuk pada menit 85 menggantikan Wahyudi saat skor 13-0. Meski tampil limabelas menit, Agus hanya kebobolan dua gol yang dicetak Jasenko Sabitovic 86' dan Kim Do-hun 88'.
"Dua kiper Persik sudah ditarik keluar karena cedera. Saya terpaksa dimasukkan pelatih Jaya Hartono sebagai kiper. Ya, stres juga ketika masuk lapangan. Tapi mau gimana lagi, pertandingan harus diselesaikan sampai menit akhir," kata Agus Susanto.
Apalagi, lanjut Agus, selama lima menit gawangnya terus dibombardir serangan bertubi-tubi oleh Shin Tae-yong dkk.
"Rasanya mau tarik napas saja susah. Tegang sekali. Serangan Persik hanya sampai tengah lapangan. Setelah itu, bola balik lagi ke pertahanan kami. Karena pemain Seongnam terus menekan kami dari segala arah," ujarnya.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tetap Bangga
Namun Agus Susanto tetap bangga, karena hanya kemasukan dua gol. Itu pun, kata Agus Susanto, sebenarnya salah satu gol yang masuk ke jalanya hasil bunuh diri Wawan Widiantoro.
Rekor Agus Susanto lebih baik dibanding dua kiper sebelumnya. Ngadiono yang bermain selama 29 menit kemasukan empat gol yang dicetak Jasenko Sabitovic 3', Adhemar 5', 25', dan Shin Tae-yong 12' (kini jadi pelatih Timnas Indonesia).
Sementara Wahyudi yang tampil selama 56 menit diberondong sembilan gol. Masing-masing diceploskan Lee Seong-nam (38', 42', 45', 65'), Kim Do-hun (60', 71'), Jasenko Sabitovic (73', 74'), Cho Sung-Rae (82').
"Dua gol itu satunya bunuh diri Wawan. Tapi di laporan pertandingan ditulis nama pemain Seongnam. Meski bukan kiper, saya bisa melakukan beberapa kali penyelamatan. Kami benar-benar pontang-panting menahan gempuran lawan. Seumur hidup saya tak akan bisa melupakan momen itu. Meski hasilnya memalukan, tapi saya tetap bangga pernah main di level Asia," ucap Agus Susanto yang kini jadi perangkat di Desa Pamenang, Kabupaten Kediri ini.
Advertisement
Kondisi Tak Ideal
Saat melawat ke Korsel, manajemen Persik hanya memboyong 17 pemain. Komposisi saat itu dua kiper, (almarhum Ngadiono dan Wahyudi), dua penyerang (Solekan dan Bamidele Frank Bob Manuel), dan sisanya pemain tengah serta belakang.
Namun Jaya Hartono hanya memasang Bobby Manuel sebagai penyerang tunggal. "Kondisi tim saat itu sangat tidak ideal. Beberapa pemain cedera, karena kami terlalu banyak tampil di laga pra-musim, seperti JVC Cup di Vietnam, Piala Bang Yos, dan Piala Gubernur Jatim. Striker baru Ekene Ikenwa akhirnya juga tak maksimal di kompetisi karena cedera hamstring akut," tutur Jaya Hartono.
Pada laga itu, kekuatan Persik berkurang karena Suswanto diganjar kartu merah oleh wasit pada menit ke-62. Saat itu skor sudah 7-0 untuk Seongnam.
Jaya Hartono pun menarik keluar Berta Yuwana dan memasukkan stoper Aris Susanto. Namun upaya ini tak mampu meredam keganasan tuan rumah yang butuh banyak gol agar bisa mengejar agregat gol milik Yokohama Marinos untuk merebut juara Grup G.