Bola.com, Makassar - Pandemi virus corona bukan hanya membuat aktivitas kompetisi sepak bola terhenti, tapi ada juga yang urung berlangsung. Satu di antaranya adalah Liga Ramadhan, turnamen antarkampung (Tarkam) di Makassar.
Sejatinya, ajang yang rutin digelar sejak 2003 ini bakal kick-off pada 6 April 2020 dikuti 32 tim di Lapangan Gelora Hasanuddin, Makassar.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Herman Rante, ketua panitia Liga Ramadhan, pihaknya mengikuti aturan pemerintah yang melarang mengadakan kegiatan yang bisa mendatangkan orang dalam jumlah besar.
Seperti diketahui, setiap tahun, Liga Ramadhan selalu disesaki oleh ribuan penonton di setiap laga. Karena selain lokasi pertandingan p yang berada di tengah kota Makassar, penggila sepak bola Kota Daeng bisa menikmati aksi para pemain yang namanya familier sambil menunggu buka puasa tiba.
"Pandemi COVID-19 adalah musibah bersama. Jadi meski Liga Ramadhan misinya adalah ajang silaturrahim terpaksa urung digelar karena kesehatan lebih utama," ujar Herman Rante yang juga eks bek PSM Makassar dan Persiba Balikpapan kepada Bola.com, Jumat (15/5/2020).
Klub amatir, Mitra Variasi tercatat sebagai peraih trofi juara Liga Ramadhan edisi terakhir (2019). Mereka mengalahkan Persisam Takalar 1-0 lewat gol tunggal Hamka Hamzah, sepuluh menit jelang partai final berakhir. Hamka yang saat itu masih menjadi kapten Arema FC tampil sebagai pemain pengganti di babak kedua.
"Saya selalu berusaha untuk berpartipasi di Liga Ramadhan. Bagi saya, ajang ini adalah momen untuk bersilaturrahim dengan masyarakat sepak bola Makassar," ungkap Hamka usai laga final.
Keputusan panitia yang mengurungkan pelaksanaan Liga Ramadhan 2020 diterima oleh tim peserta. Seperti diungkap Ari Hidayat, manejer Bank Sulselbar FC, klub Liga 3 yang rutin berpartisipasi setiap tahun.
"Seperti tahun-tahun sebelummnya, kami sudah menyiapkan dua tim. Bagi Bank Sulselbar FC, Liga Ramadhan adalah ajang yang spesial. Tapi, demi kepentingan bersama, kami memahami keputusan panitia," kata Ari yang juga pernah memperkuat PSM Junior ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Liga Ramadan 2015 Paling Fenomenal
Sesuai dengan waktu kegiatan yang berlangsung pada bulan puasa, aturan yang berlaku di Liga Ramadhan terbilang unik. Durasi pertandingan hanya 2x25 menit dan setiap istirahat usai babak pertama, seluruh pemain dilarang minum.
"Pemain nonmuslim wajib menghormati pemain lain yang sedang berpuasa," terang Syarif Lili, sekretaris panpel yang selalu berduet dengan Herman Rante dalam mengelola turnamen.
Panpel juga membebaskan klub untuk mendatangkan pemain tanpa peduli statusnya.Aturan ini yang membuat popularitas Liga Ramadhan pernah melejit pada 2015. Ketika itu, mayoritas pemain lokal dan asing tampil di Makasssar akibat penghentian Liga QNB 2015 yang kemudian disusul sanksi FIFA kepada PSSI.
Meski berstatus tontonan gratis, perputaran uang di Liga Ramadhan kala itu mencapai milyaran rupiah. Honor pemain pada setiap laga variatif. Mulai ratusan ribu sampai jutaan rupiah.
Satu tim peserta dari Samarinda, Nahusam FC milik Nabil Husein tercatat sebagai klub yang paling banyak diperkuat pemain bintang. Di antaranya, Hamka Hamzah, Zulikifli Syukur, Diego Michiels, Jajang Mulyana, Rizky Pellu, Ferinando Pahabol, Rahmat Latief dan Evan Dimas.
Advertisement
Klub Bentukan Pengusaha
Selain Nahusam FC, ada OTP 37 yang dimodali Febrianto Wijaya, eks PSM Makassar yang kini jadi anggota DPRD Sulawesi Barat. OTP 37 memakai jasa Zulham Zamrun, Isnan Ali, Maldini Pali, Agung Prasetyo,Muchlis Hadi Ning, Faturrahman, Manahati Lestusen dan Paulo Sitanggang.
Lalu ada Putra Banca, tim dari Makassar yang diperkuat Syamsul Chaeruddin, Satrio Syam, Denny Marcel, Diva Tarkas, Hamdi Hamzah dan Rasyid BakriSayang, Liga Ramadhan berakhir antiklimaks.
Keputusan panpel memindahkan lokasi pertandingan ke Stadion Andi Mattalatta Mattoangin dengan alasan keamanan dan kenyamanan pemain sejak Babak 16 Besar justru ditandai dengan keributan di laga final.
Partai puncak yang mempertemukan OTP 37 dengan Raiders FC terpaksa dihentikan karena ulah oknum suporter yang masuk ke lapangan. Panpel pun memutuskan kedua tim menjadi juara bersama.
Video
Advertisement