Bola.com, Jakarta - Mantan Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla Aspas, mengkiritik kebijakan penghentian Liga Prancis dan Belanda di tengah pandemi virus corona. Musim 2019-2020 dua kompetisi tersebut telah resmi berakhir lebih cepat.
Akibat penyetopan tersebut, Liga Prancis mengumumkan Paris Saint-Germain (PSG), kontestan yang menjadi pemuncak klasemen sementara, sebagai juara. Sebaliknya, Liga Belanda memutuskan untuk membatalkan kompetisi sehingga tidak ada klub yang keluar sebagai kampiun.
Baca Juga
Maarten Paes Bawa Level Berbeda di Bawah Mistar Timnas Indonesia: Perlu Pesaing yang Lebih Kuat?
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Rapor Pemain Lokal pada Dua Laga Home Timnas Indonesia di Kualifiaksi Piala Dunia 2026: Ridho Tak Tergantikan, Marselino Jadi Pahlawan
Advertisement
Selain Prancis dan Belanda, Liga Belgia juga terpaksa menghentikan kompetisi di tengah jalan dengan melahirkan Club Brugge sebagai jawara.
"Saya merasa Liga Prancis dan Liga Belanda sedikit terburu-buru dengan keputusannya menghentikan kompetisi. Belanda juga," ujar Luis Milla dikutip dari wawancaranya dengan BangBes di YouTube.
Menurut Luis Milla, Bundesliga dapat menjadi patokan untuk menentukan nasib sejumlah kompetisi di Eropa, termasuk untuk La Liga. Kasta teratas Liga Jerman tersebut telah kembali dimulai pada Sabtu (17/5/2020) dengan memberlakukan protokol yang ketat.
"Bagaimana cara Jerman mengatur organisasi dan hal lainnya. Spanyol akan mengikuti gaya Jerman. Di Spanyol sekarang sejumlah klub sudah mulai latihan dengan protokol yang berlaku," imbuh Luis Milla.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Puji Liga Korea Selatan
Luis Milla juga memerhatikan nasib kompetisi di Asia ketika wabah virus corona. Arsitek asal Spanyol itu memuji Liga Korea Selatan yang bisa kembali digulirkan setelah pemerintah setempat cakap dalam menanggulangi penyakit berbahaya tersebut.
"Di Korea Selatan, penyakitnya menjangkiti lebih dulu. Mereka menjadi satu di antara negara yang melakukan pencegahan dengan baik. Penting untuk Eropa bagaimana melihat perkembangan kompetisi di Asia," ucap Luis Milla.
"Apakah ada kasus baru di sana, ada korban baru di sana. Dalam hal ini Spanyol, mesti belajar ke Korea Selatan dan Jerman. Bagaimana reaksi mereka memulai kembali kompetisi saat pandemi virus corona," tuturnya.
Advertisement