Bola.com, Jakarta - Desa Tulehu yang terletak di Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah, dikenal sebagai penghasil potensi pesepak bola terbaik yang ada di Indonesia. Satu di antaranya adalah Alfin Tuasalamony, bocah kepulauan yang memiliki andil di sepak bola Indonesia.
Nama Alfin Tuasalamony mulai dikenal ketika masuk ke dalam protek ambisius PSSI pada 2008 dengan mengirimkan pemain muda untuk berkompetisi di luar negeri bernama Sociedad Anonima Deportiva atau sering disingkat SAD Indonesia.
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia
Advertisement
Alfin terpilih bersama beberapa anak Indonesia lainnya untuk diberangkatkan ke Uruguay. Selama dua tahun sampai 2010 Alfin menimba ilmu dan pengalaman di Uruguay bersama SAD Indonesia.
Setelah itu, Alfin Tuasalamony direkrut klub Belgia, CS Vise, karena bakatnya yang mengagumkan di lini belakang. Maklum , CS Vise ketika itu merupakan klub milik pengusaha Indonesia, Nirwan Bakrie.
Tak hanya Alfin, Syamsir Alam, Yandi Sofyan, dan Yericho Christiantoko yang juga alumni SAD Indonesia diboyong ke CS Vise. Penampilan Alfin di klub kasta kedua Belgia itu cukup mengesankan.
Pada musim pertamanya sebagai pemain muda, Alfin berhasil mencatatkan 20 pertandingan, 1 gol, dan 1 assist. Memasuki musim kedua, penampilan Alfin semakin membaik dan mencatatkan 29 penampilan.
Berkat penampilan apik Alfin, klub Eropa lain semisal Bologna dan Benfica sempat tertarik pada jasanya. Bahkan, keduanya ketika itu sudah mengajukan tawaran resmi buat Alfin kepada CS Vise.Â
"Saya bersama Vice President CS Vise, Roberto Regis Milano, sempat membicarakan kemungkinan Alfin ke Bologna atau Benfica. Tawaran resmi telah disampaikan kedua klub," kata petinggi CS Vise ketika itu, Lalu Mara Satriawangsa.
Namun, hingga akhir musim tidak ada satu pun klub-klub tersebut yang benar-benar merekrut Alfin. Sang pemain akhirnya memilih pulang ke Indonesia.
Pengalaman bermain di klub Eropa membuat nama Alfin masuk dalam Timnas Indonesia U-22 asuhan Rahmad Darmawan di SEA Games 2013. Bahkan, ketika itu Alfin mendapatkan kesempatan menggunakan ban kapten.
Kepercayaan itu dibayar Alfin dengan penampilan gemilang di lini belakang. Namun, Alfin gagal membantu Timnas Indonesia U-22 meraih medali emas karena kalah 0-1 dari Thailand.
Alfin kemudian memutuskan bergabung dengan Persebaya Surabaya. Padahal, ketika itu Alfin mendapat tawaran untuk mengikuti trial di Ventforet Kofu (Jepang) dan DC United (Amerika Serikat). Hal itulah yang sampai saat ini masih disesali Alfin.
"Jujur saja, sekarang ini kadang-kadang sering timbul rasa penyesalan. Andaikan bermain di luar negeri, karier saya lebih maju lagi," ucap Alfin.
Selama membela Persebaya Surabaya, Alfin Tuasalamony tampil sebanyak 22 kali. Penampilan apiknya itu pula yang membawanya bergabung dengan Persija Jakarta pada 2014 di bawah asuhan Rahmad Darmawan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ditabrak Mobil
Tahun 2015 bisa dibilang menjadi catatan kelam dalam karier Alfin Tuasalamony. Tak pernah terbayangkan dalam diri Alfin harus mengalami cedera karena faktor non sepak bola.
Buat pesepak bola, mengalami cedera di akibat bertabrakan dengan lawan adalah sesuatu yang biasa. Namun, berbeda ceritanya bila cedera tersebut didapat di luar lapangan sepak bola karena tertabrak mobil.
Cerita bermula pada Kamis (30/4/2015) di mana Alfin baru pulang memenuhi undangan talk show dari televisi swasta bersama rekannya Abduh Lestaluhu. Alfin yang tengah duduk di pelataran ATM Center di Kalibata secara tiba-tiba ditabrak mobil.
Kejadian yang begitu cepat tak sempat membuatnya menghindar. Masih dalam kondisi sadar, Alfin mendapati kakinya patah dan pikirannya langsung pada karier sepak bola dan bayangan pensiun dini.
"Saya masih sadar seusai kecelakaan. Melihat kaki yang patah, hati saya tercabik-cabik. Bayangan kalau karier sepak bola saya tamat langsung ada di kepala. Alamak, saya punya dosa apa sehingga harus mengalami kejadian seperti ini?" kenang Alfin.
Setelah itu, Alfin langsung dibawa ke rumah sakit. Pemeriksaan menunjukkan kakinya tak sekadar patah, melainkan ada beberapa urat yang terputus.
Alfin kemudian dilarikan ke RSCM. Namun, kondisi pendanaan membuatnya harus menunggu waktu untuk bisa dioperasi. Maklum, pihak penabrak hanya mampu membayar Rp20 juta dari total biaya operasi yang menembus angka Rp45 juta.
Walhasil, Alfin haurs merogoh kocek pribadi sebesar Rp 25 juta yang berasal dari hasil patungan dengan pihak penabrak untuk biaya operasi pada Jumat (31/4). Rahmad Darmawan dan Ramdani Lestaluhu ikut membantu menutup biaya rawat inap sang pemain.
Bahkan, ketika itu diselenggarakan laga amal untuk membantu penggalangan dana Alfin di Lapangan Pertamina, Simprug pada 28 Juni 2015. Laga bertajuk 'Alfin Bisa' itu melibatkan sejumlah pesepak bola tenar.
"Saya tidak tahu kapan akan bermain lagi. Akan tetapi, saya akan berjuang sekuat tenaga untuk bisa pulih. Semoga Yang Di Atas mendengar doa saya," tutur Alfin.
Alfin juga mengaku beruntung masih mendapat dukungan dari keluarga dan sahabat-sahabatnya. Dukungan materiil dan moriil yang didapat Alfin akhirnya membantu dirinya untuk bangkit dari keterpurukan.
"Banyak orang-orang yang membantu saya. Kehadiran mereka itu yang lebih penting. Beruntung saya punya mereka, karena saat melihat kaki hancur terlindas, di pikiran saya cuma satu: Tamatlah sudah karier saya," ucap Alfin Tuasalamony.
Advertisement
Menggila Kembali di Arema
Lama menghilang karena pemulihan cedera, Alfin Tuasalamony kemudian kembali menjajal sepak bola dengan bergabung dengan Bhayangkara Surabaya United (cikal bakal Bhayangkara FC) pada 2016.
Pada 2017, Alfin Tuasalamony berhasil membantu Bhayangkara FC menjuarai Liga 1 2017. Meskipun peran Alfin tak terlalu besar karena hanya bermain selama 720 menit dalam delapan laga.
Alfin Tuasalamony kemudian bergabung dengan Sriwijaya FC pada 2018. Namun, pada pertengahan musim Sriwijaya FC mengalami kendala finansial sehingga Alfin dan beberapa pemain bintang lainnya memutuskan untuk hengkang.
Alfin kemudian memilih bergabung dengan Arema FC. Di sinilah, titik balik karier berhasil diraih Alfin.
"Sudah lama juga saya ingin bermain untuk Arema. Kebetulan sekarang bisa tercapai dan sudah punya banyak teman di sini," ucap Alfin.
Pemain berusia 27 tahun itu mendapatkan banyak kesempatan bermain. Alfin bahkan membantu Arema FC menjuarai Piala Presiden 2019. Sejauh ini, Alfin sudah mengemas 39 pertandingan bersama klub berjulukan Singo Edan tersebut.
Pada 2020, Alfin dipinjamkan Arema ke Madura United. Pelatih Rahmad Darmawan yang pernah bekerja dengan Alfin di Persija tentu sudah mengetahui kualitasnya.
"Alfin bisa dijadikan pelatih yang tepat buat Marckho Sandy dan Rendika Rama. Alfin bisa bermain di bek kiri dan kanan," ujar Rahmad Darmawan.
Sumber:Â Berbagai Sumber