Sukses


Kisah Pahit PSM di Liga Indonesia 2001, Hampir Ulangi Memori Manis Era Perserikatan

Bola.com, Makassar - Sejak berdiri pada 2 November 1915, sepak terjang PSM Makassar kental mewarnai perjalanan sepak bola Indonesia. Tak hanya meraih trofi juara tapi juga penyuplai pemain ke Timnas Indonesia.

Pada era Perserikatan pada tahun 1950-an dan 1960-an, PSM pernah dua kali meraih trofi juara secara beruntun yakni musim 1956–1957 dan 1957–1959 di era 1950-an. Serta berjaya pada musim 1964–1965 dan 1965–1966.

Sampai saat ini, rekor PSM belum disamai sampai saat ini di era Liga 1. Juku Eja tercatat dua kali berpeluang menyamai pencapaian itu. Pertama, ketika mereka meraih Piala Perserikatan 1991-1992 dengan mengalahkan PSMS Medan 2-1 pada laga final yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan.

Tapi, PSM gagal mempertahankan gelarnya itu pada musim berikutnya setelah takluk ditangan Persib Bandung 0-2 di partai puncak.

Kedua, di era Liga Indonesia. Setelah juara pada musim 1999-2000 dengan mengalahkan PKT Bontang 3-2 di final, Juku Eja kembali gigit jari di musim berikutnya. Pada laga final, PSM kalah dengan skor sama oleh Persija Jakarta, seteru mereka di era Perserikatan.

Sosok Syamsuddin Umar sebagai pelatih kepala tak bisa dipisahkan pada pencapaian PSM Makassar pada dua edisi ini. Dalam buku biografinya 'Bola Itu Bundar', Syamsuddin mengungkapkan penampilan timnya mengalami antiklimaks saat mengalami kegagalan pada dua laga final tersebut.

"Sebaliknya, penampilan Persib dan Persija justru menunjukkan grafik menaik. Itulah sepak bola. Meski sakit, kita harus menerima hasilnya," tulis Syamsuddin.

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Menyakitkan

Kegagalan di edisi terakhir yang paling menyakitkan karena PSM melangkah ke 8 Besar musim itu dengan kepala tegak. Selain menjadi penguasa Wilayah Timur, PSM juga berhasil menembus 8 Bersama Liga Champions Asia dan meraih trofi juara pada turnamen Ho Chi Minh City Cup di Vietnam.

Materi pemain PSM juga masih dihuni oleh mayoritas pemain yang sukses meraih trofi juara musim 1999-2000. Seperti Hendro Kartiko, Ortizan Solossa, Bima Sakti, Alibaba, Carlos de Mello, Yusrifar Dajar, Ronny Ririn, Yuniarto Budi, Josep Lewono, Kurniawan Dwi Yulianto dan Miro Baldo Bento. Musim itu, manajemen PSM mendatangkan pemain baru, di antaranya Suwandi HS, Alexander Pulalo dan Fouda Ntsama (Kamerun).

 

3 dari 3 halaman

Sinyal Buruk di Stadion AMM

Status sebagai juara Wilayah Timur membuat PSM Makassar mendapatkan jatah sebagai tuan rumah Grup 2 Babak 8 Besar di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin. Selain PSM, grup ini juga dihuni oleh Persija Jakarta, Persita Tangerang dan Arema Malang.

Meski bertindak sebagai tuan rumah tak membuat PSM otomatis menjadi dominan. Pada laga perdana 26 September 2001, PSM hanya menang tipis 1-0 atas Persita lewat gol Kurniawan pada menit ke-37.

Penampilan PSM tak kunjung membaik saat menghadapi Persija di laga kedua, dua hari kemudian. Meski lawan tampil dengan 10 pemain menyusul kartu merah Joko Kuspito, PSM dipermalukan Pwrsija dengan skor 0-1.

Striker Budi Sudarsono jadi pahlawan Persija dengan golnya pada menit ke-87. PSM akhirnya tetap lolos ke semifinal mendampingi Persija setelah mengalahkan Arema 3-0 lewat dua gol Kurniawan dan satu gol Carlos.

Tapi, dengan status peringkat dua Grup 2 seakan menjadi sinyal buruk PSM musim itu.Terbukti, menghadapi PSMS Medan pada 4 Oktober 2001 di Stadion Gelora Bung Karno Senayan, Juku Eja meraih tiket final setelah menang adu penalti 3-2.

Sebelumnya, sampai babak tambahan waktu berakhir, kedua tim bermain imbang 2-2. Pada laga final menghadapi Persija di stadion yang sama pada 7 Oktober 2001, penampilan PSM kian menurun. Pada laga itu, Juku Eja malah sempat tertinggal tiga gol lebih dulu. Persija mendapatkan golnya lewat aksi Bambang Pamungkas (2 gol) dan Imran Nahumarury (1 gol).

PSM mencoba menggeliat lewat dua gol balasan yang dicetak Bento dan Kurniawan. Skor bisa jadi imbang 3-3 andai gol Kurniawan tidak dianulir wasit Aris Munandar, dan Persija yang mengalahkan PSM di Makassar akhirnya tetap keluar sebagai pemenang dengan skor akhir 3-2.

Video Populer

Foto Populer