Bola.com, Semarang - Dalam perjalanannya mengarungi persepakbolaan Indonesia, PSIS Semarang beberapa kali memiliki striker yang begitu berkualitas, seperti Emanuel De Porras yang begitu subur sebagai bomber maut Laskar Mahesa Jenar. Namun, ada nama lain yang tidak kalah tenar, yaitu Julio Lopez.
Pria yang dikenal dengan sebutan J-Lo ini memiliki hubungan yang spesial dengan PSIS. Mahesa Jenar menjadi klub Indonesia pertama dalam kariernya pada 2003.
Baca Juga
Advertisement
Julio Lopez dibekali kemampuan hebat sebagai seorang striker, seperti menggocek bola, meliuk-liuk mengelabui lawan, dan berlari dengan cepat. Musim perdananya pada 2003, Julio Lopez mencetak 13 gol untuk PSIS.
Julio Lopez tak dapat dilupakan oleh para penggemar Mahesa Jenar. Ia berpindah-pindah klub pada tahun berikutnya, seperti Persib Bandung, hingga pulang ke negaranya di Chile.
Pada musim 2007, Julio Lopez kembali bernostalgia dengan PSIS. Ia menjadi pengganti Emanuel De Porras sebagai striker mematikan. Ternyata ketajamannya belum habis, bahkan ia mampu melesakkan 20 gol.
Namun, lagi-lagi Julio Lopez hanya semusim bertahan. Kemudian ia hijrah ke beberapa tim lain, seperti PSM Makassar, Persiba Balikpapan, Persisam Samarinda, Persijap Jepara, dan terakhir Persikabo Bogor.
Satu diantara eks rekan setim, Kahudi Wahyu, bertutur kisah mengenai sosok Julio Lopez di atas lapangan. Kahudi tidak menampik jika Julio Lopez memang pemain dengan kemampuan lengkap dan tajam untuk ukuran pemain asing.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Striker dengan Kemampuan Komplet
Julio Lopez kental dengan kultur sepak bola Amerika Latin, mengingat asalnya dari Chile. Skill dalam mengolah si kulit bundar tidak dapat terbentahkan lagi.
J-Lo begitu luwes dalam menggiring bola dan melewati banyak pemain lawan, terutama para defender yang dibuatnya kalang kabut setiap kali berusaha menghentikannya.
"Dia pemain yang skillfull, tidak aneh-aneh, fokus dengan pertandingan, terhadap penampilannya. Skill-nya di atas rata-rata. Termasuk pemain terbaik di antara beberapa pemain asing," terang Kahudi Wahyu dalam obrolan dengan Bola.com, Kamis (21/5/2020).
Kahudi menceritakan bahwa setiap bola yang dibawa Julio Lopez, begitu lengket di kakinya. Stamina yang dia miliki juga sangat baik, susah direbut, kalaupun dapat direbut, berakhir dengan pelanggaran.
"Staminanya oke, kuat ototnya, susah direbut. Termasuk pemain cerdas dia, seorang goal getter andalan untuk tim. Plus dia ahli bola mati. Memang komplit Julio Lopez," bebernya.
Advertisement
Punya Jiwa Kepemimpinan
Selain kemampuan mengolah bola di lapangan, Julio Lopez juga memiliki jiwa leadership yang tinggi, yakni saat dirinya pernah ditunjuk menjadi kapten tim terutama pada musim 2007.
Kahudi mengakui kemampuan komplet seorang J-Lo tidak hanya ada pada skill saja. Jiwa kepemimpinan juga ada dalam dirinya, dengan pernah menggantikan peran kapten tim.
"Tidak terlalu banyak aneh-aneh, dia selalu fokus ke pertandingan, berkawan juga baik. Sempat menjadi kapten, dan dia bisa mengemban tugas dengan baik," tuturnya.
Meski dikenal sebagai striker ganas dengan banyak gol yang dicetak, Julio Lopez tetap memiliki kelemahan. J-Lo bisa mempertontonkan permainan ciamik di atas lapangan, tergantung kepada suasana hatinya.
Hal itu diakui Kahudi, dengan menyebut bahwa mantan kompatriotnya tersebut cukup angin-anginan. Meski begitu, momen-momen Julio Lopez tampil di performa sangat jarang terjadi.
"Ada satu kelemahan dia, yaitu angin-anginan, tergantung mood. Kalau lagi tidak mood ya asal saja mainnya, tapi jarang sih. Kalau mood lagi bagus pasti luar biasa di lapangan, main bolanya istimewa," kelakarnya.
"Secara umum Julio Lopez orangnya baik. Cenderung tertutup soal kepribadiannya, tapi untuk interaksi di lapangan bersama kawan-kawan memang bagus," ujar Kahudi.
Lebih Cocok Jadi Second Striker
Sebagai pemain berposisi penyerang, pundi-pundi gol berhasil dicetak dengan jumlah banyak. J-Lo sangat piawai untuk menebar ancaman di area pertahanan lawan.
Kahudi Wahyu mengakui model permainan Julio Lopez jika dibandingkan dengan era sepak bola saat ini mirip dengan Carlos Tevez atau Sergio Aguero. Dengan postur tidak terlalu tinggi, tapi dibekali skill yang baik.
"Dia bisa jadi targetman bisa jadi second striker, dan sama-sama tajamnya. Lebih keren dia di posisi second striker, tidak tau kenapa dia lebih gacor di posisi itu. Banyak potensi menciptakan gol," kata Kahudi yang kini menjabat asisten pelatih Persis Solo.
"Julio Lopez bukan tipikal pemain yang hanya menunggu, namun dia mau jemput bola dan bisa melewati banyak pemain lain," jelasnya.
Advertisement