Bola.com, Jakarta - Satu dari sedikit prestasi membanggakan Timnas Indonesia di level internasional terjadi pada SEA Games 1987. Saat itu, Ribut Waidi dkk. mengecap manisnya emas pertama cabang olahraga sepak bola.
Yang membuat raihan tersebut terasa sangat spesial adalah itu merupakan kali pertama buat Timnas Indonesia cabor sepak bola meraih emas di SEA Games. Selain itu, kemenangan atas Malaysia di final sekaligus membalaskan kekalahan.
Baca Juga
Hamburg Pertimbangkan Ruud van Nistelrooy Jadi Pelatih Baru Gantikan Steffen Baumgart
Yang Harus Dilakukan Pep Guardiola untuk Memperbaiki Manchester City, Perhatikan 7 Hal Ini
Sembuh dari Cedera di Timnas Indonesia, Kevin Diks Main 90 Menit dan Cetak 1 Assist dalam Kemenangan FC Copenhagen di Liga Denmark
Advertisement
Ya, pada edisi 1979, Timnas Indonesia sebetulnya juga lolos ke final SEA Games. Akan tetapi, Tim Merah Putih tumbang menyesakkan dengan skor 0-1. Terlebih, kekalahan tersebut didapat di kandang sendiri.
Saat itu, 20 September 1987, langit Senayan siap menyambut juara SEA Games cabor sepak bola. Sudah jauh hari Rully Nere, gelandang elegan Timnas Indonesia kala itu, optimistis bahwa negaranya bisa melaju dengan langkah pasti.
"Kami melangkah ke SEA Games 1987 dengan percaya diri. Persaingan sangat ketat pada waktu itu. Ada keyakinan dalam diri kami untuk meraih juara," kata Rully Nere.
Langkah Indonesia menuju partai final sebenarnya amat berliku. Pada fase penyisihan, Ricky Yakobi dkk. maju ke semifinal dengan status runner-up di bawah juara bertahan Thailand. Saat penyisihan, kedua tim bermain imbang 0-0. Indonesia memastikan satu tempat di empat besar setelah meraih kemenangan 2-0 atas Brunei Darussalam.
Pada babak semifinal, Garuda bersua Burma (sekarang Myanmar) dan menang telak 4-1. Pada laga lain, Malaysia menghantam Thailand 2-0. Uniknya, Tim Harimau Malaya saat itu pun juga melaju ke semifinal dengan status runner-up Grup A.
Menghadapi Malaysia pada laga final membuat pemain Timnas Indonesia sempat tak bisa tidur. Rivalitas kedua negara dan tuntutan meraih juara 'menghantui' para pemain. Namun, hal itu justru menjadikan mental mereka tangguh dan sukses melewati pertandingan melelahkan serta menang lewat gol (alm) Ribut Waidi pada menit akhir.
Â
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sang Pendeta dan Bapak buat Para Pemain
Performa menawan Timnas Indonesia pada SEA Games 1987 tak bisa dilepaskan dari pengaruh Bertje Matulapelwa. Om Bertje, begitu sapaan akrabnya, berhasil meramu kekuatan tiap individu pemain menjadi satu tim yang solid.
Pembentukan Timnas Indonesia saat itu tidaklah mudah. Adu gengsi antara pelaku kompetisi Galatama dan Perserikatan, membuat pelatih selalu kesulitan menggabungkan bakat-bakat terbaik yang berasal dari dua kompetisi tersebut.
"Pada era itu baik Galatama dan Perserikatan sedang bagus-bagusnya. Banyak pemain berbakat lahir dari kompetisi yang digelar reguler dengan persaingan tinggi," kata Rully Nere.
Kemampuan Om Bertje dalam meracik tim dari komposisi yang ada inilah yang membuat Timnas Indonesia mampu tampil solid. Saat itu, kepribadian tiap pemain memang sulit ditebak. Ada yang polos, ada pula yang menggebu-gebu.
"Kalau dengan Om Bertje latihannya lebih kepada kerja sama tim dan kolektif, sementara era Wiel Coerver fokus pada kemampuan individu," tegas Rully lagi.
Herry Kiswanto, kapten skuat timnas pada Asian Games 1986, tampil sebagai juru bicara yang bertugas mengusulkan peninjauan uang saku dan bonus kepada PSSI. Herry belum naik gaji sejak masuk timnas pada 1979 hingga 1980.
Ada juga pemain yang 'bandel' dan tidak bisa diam, seperti Rully Nere. "Bang Rully yang paling tidak bisa diam, tapi dia memang jago. Lini tengah lawan bisa diacak-acak sama dia," kata Patar Tambunan, junior Rully Nere.
Dalam skuat 1987 juga ada dua pelawak. Menurut Patar, Ricky Yacob dan kiper Ponirin Meka suka membuat semua pemain terpingkal-pingkal. "Pokoknya kalau berdua itu sudah bercanda, ramai betul. Tapi kami walau serius juga tetap bercanda," ucapnya.
"Semua punya karakter beda-beda. Satu yang membuat kami kompak dan kuat adalah faktor pelatih. Kami sangat respek kepada Om Bertje, apalagi beliau pendeta dan bisa jadi bapak kami di luar lapangan," ucap Rully Nere.
Advertisement
Data dan Fakta
Babak penyisihan Grup B:
Thailand Vs Brunei 3-1
Indonesia Vs Brunei 2-0
Indonesia Vs Thailand 0-0
Semifinal:
Indonesia vs Myanmar (Burma) 4-1
Gol: Rully Nere (54’), Herry Kiswanto (61’), Ricky Yacob (68’), Robby Darwis (73’)
Final:
Indonesia vs Malaysia 1-0
Gol: Ribut Waidi (91’)
Skuat Timnas Indonesia SEA Games 1987:
- Kiper:Â Ponirin Meka, I Gusti Putu Yasa
- Belakang:Â Muhammad Yunus, Marzuki Nyak Mad, Robby Darwis, Jaya Hartono, Sutrisno, France Marcus Wenno
- Tengah:Â Patar Tambunan, Azhari Rangkuty, Rully Rudolf Nere, Herry Kiswanto, Tiastono Taufik
- Depan:Â Budi Wahyono, Ribut Waidi, Ricky Yakob, Nasrul Koro, Adityo Darmadi