Bola.com, Jakarta - Pada 2010 lalu, secara mengejutkan, Syamsul Chaeruddin membelot dari PSM Makassar ke Persija Jakarta. Kepindahan mantan pemain berusia 37 tahun ini tentu mengejutkan publik sepak bola nasional kala itu.
Pasalnya, Syamsul tidak pernah berganti kostum selain PSM sejak 2001. Apalagi di tim tersebut, pemain kelahiran Gowa, Sulawesi Selatan itu telah menjadi ikon klub dan posisinya tidak tergantikan.
Baca Juga
Advertisement
Syamsul mengaku tergiur dengan ajakan dari pelatih Persija Jakarta saat itu, Rahmad Darmawan. Karena tidak dapat menolak godaan tersebut, mantan pemain dengan ciri khas rambut gondrong ini memilih meninggalkan PSM.
"Saya pindah ke Persija Jakarta pada 2010. Lalu pindah ke Sriwijaya FC pada 2011. Saat di Persija, saya dihubungi langsung oleh Pak Rahmad Darmawan (pelatih Persija saat itu) untuk meminta saya karena saya sudah keluar dari PSM. Saya terima waktu itu karena beliau pelatih favorit saya juga," imbuh Syamsul dinukil dari wawancaranya di YouTube FERDINAND SINAGA Story.
"Tanggapan suporter, mereka mengerti alasan saya pindah dari PSM. Sebagai pesepak bola, kalau tidak dibutuhkan dalam tim, mau tidak mau harus keluar walaupun itu berat," tutur Syamsul, yang kini berlabel legenda PSM tersebut.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Masih Ingin Bermain di PSM
Kala itu sebenarnya, Syamsul masih ingin mengabdi untuk PSM. Namun, tim berjulukan Pasukan Ramang itu disebutnya sudah tidak ingin lagi menggunakan tenaganya.
"Kenyataannya, karena di dalam tim pelatih punya karakter. Waktu itu saya sudah tidak dibutuhkan PSM. Makanya saya pindah ke Persija Jakarta. Pindah pasti berat. Kalau dibutuhkan di PSM, saya masih di PSM. Di sepak bola, tidak selamanya begitu," imbuh Syamsul.
Kendati demikian, takdir mengantar Syamsul pulang ke Makassar. Setelah hengkang dari Persija ke Sriwijaya FC pada akhir 2011, pada pertengahan 2012, mantan tandem sehati Ponaryo Astaman di lini tengah Timnas Indonesia ini kembali ke pelukan PSM pada 2012-2017.
Kembalinya Syamsul ke Tim Ayam Jantan dari Timur karena rasa cintanya yang besar ke klub kampung halamannya. "Setelah berkelana ke luar Sulawesi, akhirnya saya dipanggil lagi untuk mudik. Saya mau karena rasa cinta. Sama sekali tak pernah ada rasa sakit hati walau pernah dibuang beberapa tahun sebelumnya," ujar Syamsul yang hingga pensiun berstatus kapten PSM.
Advertisement