Bola.com, Jakarta - Perayaan Idul Fitri kali ini terasa tidak lengkap bagi kiper senior Persikabo, Dwi Kuswanto. Dwi menegaskan Lebaran kali ini terasa sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Dwi Kuswanto mengatakan selain tidak bisa berkumpul dengan keluarga besarnya, lebaran kali ini tidak lengkap karena makanan yang paling ia sukai dan sudah menjadi tradisi tidak ada di meja makannya.
Baca Juga
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Maarten Paes Bawa Level Berbeda di Bawah Mistar Timnas Indonesia: Perlu Pesaing yang Lebih Kuat?
Advertisement
Makanan yang selalu diburu Dwi saat lebaran tiba adalah kupang lontong yang ada di Sidoarjo. Sayang tahun ini, Dwi tidak bisa pulang lantaran pemerintah setempat memberlakukan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) karena merebaknya pendemi COVID-19 di Jawa Timur.
"Saya lebaran sakarang di Tuban. Tidak pulang ke Sidoarjo. Padahal soto buatan mertua dan Kupang Lontong paling dinanti saat lebaran. Namun, tidak bisa pulang ke Sidoarjo karena PSBB di Gresik," kata Dwi Kuswanto kepada Bola.com, Minggu (24/05/2020).
Meski tak ada makanan kesukaannya, makna lebaran tidaklah berubah. Pada momen lebaran, menurut kiper Persikabo ini adalah saat yang paling tepat melebur dosa dengan saling memaafkan.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Makna Lebaran Tetap Sama
Tak ada ritual khusus yang dilakukan pada saat perayaan Idul Fitri. Hanya dua kegiatan yang dilakukannya yaitu bersilaturahmi dengan saudara-saudaranya dan orang tua, serta mengunjungi makam keluarga.
Sayangnya untuk tahun ini, aktivitas silaturahmi hanya dilakukan lewat telepon seluler mengingat himbauan pemerintah untuk tidak berkumpul untuk memutus pemyebaran COVID-19.
"Yang pasti makna lebarannya tetap sama. Bagi saya lebaran adalah waktunya melebur kesalahan yang disengaja ataupun tidak disengaja. Persiapan khusus lebaran tidak ada karena kami tidak mudik ke Sidoarjo. Silaturahmi hanya lewat telepon karena kalau saya mudik kasihan orang tua," ungkapnya.
"Mungkin nanti pas mau kembali ke Bogor, baru mampir ke orang tua. Sekarang ditunda aja dulu. Minalaidzinwalfaidzin untuk pembaca Bola.com. Mohon maaf lahir dan batin dari saya dan keluarga," ujar kiper Persikabo itu mengakhiri pembicaraan
Advertisement