Bola.com, Jakarta - Label predator terlengkap rasanya tak berlebihan bila disematkan kepada Ilija Spasojevic. Menurut data statistik Labbola, bomber Bali United itu tercatat sebagai satu-satunya pemain yang mampu membobol 20 tim berbeda. Ia bisa dibilang penyerang naturalisasi paling ganas di pentas kasta elite saat ini.
Gawang Madura United dan Perseru Badak Lampung menjadi paling favorit untuk dijebol oleh Ilija Spasojevic. Kedua klub tersebut sama-sama dirobeknya sebanyak empat kali.
Baca Juga
Advertisement
Spaso, panggilannya, juga mencetak masing-masing tiga gol ke gawang Persela Lamongan, Semen Padang, Borneo FC, dan Sriwijaya FC. Adapun, penyerang berusia 32 tahun ini dua kali mengekor gawang Persikabo, Persebaya Surabaya, dan Persib Bandung.
Sebelas klub lainnya yang terdiri dari PSIS Semarang, Barito Putera, PSMS Medan, Kalteng Putra, Arema FC, PSM Makassar, Persiba Balikpapan, PSS Sleman, Persija Jakarta, Persegres Gresik United, dan Mitra Kukar sekali merasakan dibobol oleh Spaso.
Spaso hanya gagal mengekor gawang beberapa klub sejak kembali ke Indonesia pada pertengahan 2017. Satu di antaranya adalah mantan timnya, Bhayangkara FC.
Sejak bergabung dengan Bhayangkara FC pada paruh kedua musim 2017 dan hengkang ke Bali United pada 2018, Ilija Spasojevic tampil dalam 76 penampilan. Dari jumlah itu, penyerang naturalisasi ini berhasil mengoleksi 38 gol.
Ilija Spasojevic hanya unggul tipis dari dua pemain dalam daftar tersebut. Penyerang Persija, Marko Simic dan rekan setimnya di Bali United, Lerby Eliandry, membuntutinya di posisi kedua.
Simic dan Lerby sama-sama pernah menjebol gawang 19 tim berbeda di era Liga 1. Namun, nama pertama hanya membutuhkan waktu selama dua musim mengingat ia baru bermain di Indonesia pada 2018.
Sementara Lerby, menorehkannya sejak 2017 saat masih berseragam Borneo FC. Mulai musim ini, pemain berusia 28 tahun itu hengkang ke Bali United.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tak Pernah Berfikir Bermain di Indonesia
Ilija Spasojevic mungkin tidak pernah berpikir akan lama menetap di Indonesia. Setelah melanglang buana di Montenegro, Serbia, Georgia, dan Yunani, bomber berusia 32 tahun tersebu datang ke pulau nan indah, Bali, pada 2011.
Saat di Georgia, Ilija Spasojevic berhasil mencicipi nuansa Liga Champions 2008-2009 bersama Dinamo Tbilisi. Namun, dia hanya dua kali tampil di babak kualifikasi. Spaso juga pernah berseragam Timnas Montenegro U-21 di Piala Eropa U-21 2009 di Swedia.
Lalu, pemain yang akrab disapa Spaso itu malah memilih hijrah ke Indonesia dan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Keputusan yang mulanya membingungkan, namun takdir yang menjawabnya.
Tujuan utama Spaso pergi ke Bali adalah untuk bergabung dengan satu di antara kontestan Liga Primer Indonesia (LPI), Bali Devata. Tubuhnya masih kurus kerempeng waktu itu. Tidak seperti sekarang, Spaso sudah kekar berotot.
Dalam setengah musim LPI, Spaso membukukan delapan gol bagi Bali Devata. Sayang, pundi-pundi golnya tidak bertambah. Bukan karena mandul, melainkan lantaran kompetisi dihentikan. Saat itu, LPI merupakan liga breakaway league alias atau tandingan yang digagas pengusaha Arifin Panigoro.
Spaso lalu pindah ke PSM Makassar untuk dua tahun berikutnya dan mencatatkan 15 gol dari 27 penampilan hingga 2013. Saat memperkuat tim berjulukan Pasukan Ramang itu, Spaso menambatkan hatinya kepada Lelhy Arief, wanita bugis, yang dinikahinya pada tujuh tahun lalu.
Dua musim berkostum PSM dirasa cukup oleh Spaso. Petualangannya berlanjut dengan gabung Putra Samarinda, cikal bakal Bali United, pada 2014. Di sana, Spaso mengemas sepuluh gol dari 20 laga.
Setahun di Putra Samarinda, Spaso menjadi properti panas rebutan banyak klub. Pelita Bandung Raya (PBR) berhasil memenangi perburuan tanda tangannya. Namun, belum juga bermain di kompetisi 2015, Spaso memilih hengkang karena kondisi finansial tim memburuk.
Persib Bandung kemudian meminangnya sebelum kompetisi dimulai Dia diproyeksikan tim asal Kota Kembang itu untuk beraksi di berbagai Liga Indonesia musim 2015, yang berujung batal karena FIFA menjatuhkan hukuman kepada PSSI.
"Saya bermain di Eropa selama delapan tahun dan pernah bermain di Liga Champion, tapi inilah karier terbesar saya saat bisa bergabung bersama Persib. Dengan pemainnya yang bagus dan suporternya yang luar biasa dan dikenal dengan sejarah timnya,” ujar Spaso, pada Maret 2015.
Kebersamaan Spaso bersama Persib hanya seumur jagung. Setelah membawa tim berjulukan Pangeran Biru itu menjuarai Piala Presiden 2015, dia hijrah ke Malaysia untuk membela Melaka United, kontestan Liga Primer, kasta kedua di Negeri Jiran.
Sebelum angkat kaki dari Bandung, Ilija Spasojevic dianugerahi anak pertama yang berjenis kelamin laki-laki. Namanya Dragan Spasojevic.
Advertisement
Kinclong di Malaysia tapi Memilih Comeback ke Indonesia
Ilija Spasojevic sukses besar pada tahun pertamanya di Malaysia. Dia mengantar Melaka United merengkuh trofi Liga Primer sekaligus menjadi top scorer kompetisi dengan torehan 24 gol. Karena keberhasilan menjadi juara, Melaka United berhak promosi ke Liga Super.
Spaso masih dipertahankan Melaka United untuk Liga Super. Namun, dia hanya bermain selama setengah musim. Spaso dicoret di pertengahan kompetisi. Posisinya digantikan oleh Marko Simic, yang pada 2018 pindah ke Persija Jakarta.
Di tahun terakhirnya bersama Melaka United, Spaso dan Lelhy dikaruniai anak kedua berjenis kelamin perempuan yang diberi nama Irina Spasojevic.
Selama setengah musim itu, Spaso hanya mampu mengemas tiga gol dari sebelas penampilan. Mengingat statusnya pemain bebas, dia menjadi buruan banyak klub Indonesia. Diam-diam, Spaso tengah mengurus pergantian kewarganegaraanya dari Montenegro menjadi Indonesia ketika itu.
Bhayangkara FC kemudian menjadi tim yang beruntung mendapatkan Spaso pada Agustus 2017. Dua bulan kemudian, Spaso resmi menyandang status WNI. Padahal ketika itu, dia mengaku ditawari untuk membela Timnas Montenegro.
Di akhir musim, Spaso mampu mengantar Bhayangkara FC meraih trofi Liga 1 2017. Dalam 16 laga, dia sukses mencatatkan 12 gol. Setengah musim membela tim kepolisian tersebut, Spaso memilih kembali ke tanah perantauan pertamanya di Indonesia, Bali.
Spaso kembali berkostum Bali United pada 2018, klub yang pernah dibelanya pada 2014 dengan identitas Putra Samarinda. Hanya setahun, dia membawa tim berjulukan Serdadu Tridatu itu keluar sebagai kampiun Liga 1 2019.
Total dari 60 penampilannya bersama Bali United di Liga 1 hingga musim ini, Spaso mengoleksi 25 gol.
Melempem di Timnas Indonesia dan Kisah Sedih Ditinggal Istri
Laga debut pertama Spaso bersama Timnas Indonesia adalah ketia membela Timnas U-23 melawan Suriah pada pertandingan persahabatan di Cikarang, Kabupaten Bekasi, pada November 2017. Skuat kelompok umur U-23 ketika itu dipersiapkan untuk bertanding di Asian Games 2018, dengan Spaso menjadi nominasi untuk mengisi tiga slot pemain senior.
Gol pertamanya tercipta pada November 2017 ketika beraksi untuk Timnas Indonesia U-23 melawan Guyana. Dia bahkan mencetak brace untuk mengantar timnya meraih kemenangan 2-1.
Sayang, Spaso tidak terpilih masuk ke skuat Asian Games 2018. Pelatih Luis Milla Aspas lebih memilih Alberto Goncalves dibanding dirinya. Menurut catatan Soccerway, Spaso baru mengoleksi empat caps bersama Timnas Indonesia dan membukukan tiga gol.
Sekitar sebulan sebelum merayakan gelar juara Liga 1 2019 bersama Bali United, Spaso ditinggalkan Lelhy untuk selama-lamanya. Wanita berusia 34 tahun itu meninggal akibat sakit paru-paru.
Hati Spaso begitu tersayat ketika itu. Putri kecilnya, Irina, tidak henti-hentinya menangisi kepergian Lelhy. Namun, Spaso berhasil melewati ujian tersebut dengan baik. Tidak lama setelah istrinya meninggal, Spaso kembali bergabung dengan skuat Bali United dan mengangkat trofi Liga 1 2019 bersama-sama.
Selain menjadi kepala keluarga, Spaso juga berstatus sebagai single parent untuk Dragan dan Irina.
Sebelum istrinya berpulang, Spaso sempat mengatakan kepada Bola.com bahwa keluarga kecilnya ini merupakan sumber semangatnya dalam mencari nafkah.
"Mereka semangat saya. Jadi, setiap kali saya bermain. Saya selalu ingat dengan anak-anak saya. Mereka dua-duanya orang Indonesia kan. Jadi saya, khususnya ketika bermain di Timnas Indonesia selalu ingin membuat mereka bangga," kata Spaso, Maret 2019.
Advertisement