Bola.com, Makassar - CEO PSM Makassar, Munafri Arifuddin, mengungkapkan hasil pertemuan klub Liga 1 dengan Ketua Umum PSSI, Mochammad Iriawan, yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (2/6/2020). Menurut Munafri, pada pertemuan itu tidak ada keputusan yang ditetapkan meski ada usulan dari sejumlah klub.
"Ada rencana kompetisi akan dilanjutkan pada September atau Oktober. Tapi, saya kembali tegaskan, belum ada keputusan karena hasil pertemuan ini hanya masukan untuk dirapatkan oleh komite eksekutif PSSI," ujar Munafri dalam diskusi sepak bola secara virtual dengan suporter dan pengamat sepak bola bola serta diikuti oleh anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hasani Abdulgani.
Advertisement
Munafri menambahkan andai Liga 1 dilanjutkan, semua aturan kompetisi tetap diterapkan di tengah Pandemi COVID-19. Perbedaannya, bakal tidak ada promosi atau degradasi pada musim ini.
"Intinya kompetisi hanya untuk menentukan wakil Indonesia di Piala AFC dan Liga Champions musim depan," ujarnya.
Penyelenggaraannya, lanjut Munafri, kemungkinan dipusatkan di Pulau Jawa. Pertimbangannya, infrastruktur, akomodasi, dan transportasi lebih baik.
"Hanya memang harus melihat situasi dan kondisi. Aturan atau protokoler kesehatan harus lebih diperketat karena bila satu atau dua pemain yang terkena COVID-19, semua elemen tim harus dikarantina,"kata Appi, sapaan akrab Munafri.
Usulan Liga 1 berlanjut bertujuan untuk menjaga status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Kelanjutan kompetisi juga dibutuhkan bukan hanya pemain, pelatih, suporter, dan manajemen, tapi juga elemen lain seperti tukang parkir, penjual merchandise, dan lain-lain.
Sementara itu, Hasani mengaku secara pribadi ingin kompetisi tetap berlanjut dengan persyaratan tertentu yang disesuaikan dengan kondisi.
"Opsi Liga 1 dilanjutkan lebih baik daripada dihentikan dan membuat turnamen pengganti. Tidak mudah membuat turnamen, karena harus mulai dari nol lagi," papar Hasani.
Kalau dilanjutkan maka klub dan operator lebih mudah meneruskan kesepakatan dengan pihak sponsor dan pemegang hak siar.
"Ingat, sepak bola bukan sekadar mengadakan pertandingan. Tapi, yang utama adalah dana yang harus disiapkan untuk operasional klub. Dan sekali lagi itu tidak mudah," tegas Hasani.
Sementara itu, Husain Abdullah, mantan GM PSM Makassar di era LPI berharap klub-klub bisa menyesuaikan diri dengan situasi Kelaziman Baru nanti. "Pemasukan klub hanya bertumpu kepada sponsor atau tiket penonton. Tapi, juga dari yang lain di antaranya media sosial seperti youtube dan lain-lain," ungkap Husain.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Dukungan Suporter
Kalangan suporter memberikan dukungan agar kompetisi tetap dilanjutkan. Meski dengan konsekuensi mereka tak bisa menyaksikan secara langsung di stadion saat tim kesayangan bertanding.
"Jelas kami kecewa tak bisa masuk ke stadion. Tapi, saya berharap rekan-rekan suporter bisa bersikap dewasa demi kepentingan bersama," ungkap Daeng Uki, Panglima Laskar Ayam Jantan, kelompok suporter PSM Makassar.
Dukungan serupa dikatakan Galih Ndog, Ketua DPP Panser Biru, kelompok suporter PSIS Semarang. Kalau kompetisi lanjut tanpa penonton, ia berharap operator kompetisi menyiapkan dua layar lebar dalam stadion untuk mengakomodasi suporter yang mengekspresikan dukungan.
"Memang kesannya jadi aneh. Tapi, kami berharap dengan yel-yel atau teriakan dari kami, pemain tetap merasa mendapat dukungan dari suporter," tutur Galih.
Sementara itu, Ocha Alim, Presiden The Maczman mengungkapkan sudah melakukan berbagai terobosan untuk membantu keuangan klub, di antaranya meminta anggotanya yang berjumlah puluhan ribu di seluruh Indonesia mengikuti media sosial resmi PSM, baik di Youtube maupun di Instagram.
"Kami tentu ingin keuangan klub tetap terjaga yang dampaknya ke prestasi PSM," pungkas Ocha.
Advertisement