Sukses


Perjalanan Karier Jayus Hariono, Sempat Tak Direstui Main Bola hingga Menembus Arema

Bola.com, Malang - Perjalanan karier gelandang Arema FC, Jayus Hariono, bisa dibilang baru dimulai. Baru dua tahun sejak 2018 dia dikontrak tim berjuluk Singo Edan pada usia 21 tahun.

Jayus bisa dilang cukup cepat menembus Liga 1. Namun di balik kiprahnya di lapangan hijau, ternyata dia pernah tidak direstui orang tuanya di awal bermain bola.

“Dulu orang tua sempat melarang waktu saya masih kecil. Takut saya kenapa-kenapa. Seperti jatuh, cedera atau yang lainnya. Sepatu sempat disembunyikan. Lalu dilarang ikut turnamen. Saya sempat nangis waktu itu,” kenang pemain yang mengawali kariernya di Persekam Metro FC itu, Rabu (3/6/2020). 

Dari sisi karakter bermain, Jayus berisiko dapat cedera lebih besar. Dia jadi gelandang bertahan dan senang berduel dengan lawan.

Pelatihnya saat di sekolah sepak bola (SSB) yang perlahan bisa meyakinkan orang tua Jayus. Sang pelatih sempat datang ke rumahnya untuk memberikan penjelasan.

“Pelatih waktu itu sampai datang ke rumah. Memberikan pengertian sekaligus meyakinkan orang tua. Terutama ibu yang sempat khawatir. Sekarang Alhamdulillah selalu memberikan dukungan penuh,” jelas pemain Arema FC itu.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Tidak Trauma Cedera

Sejak dapat dukungan dari orang tua, Jayus lebih tenang bermain. Dia dikontrak klub profesional pertama, Persekam Metro FC pada 2016. Hanya butuh dua tahun bermain di kasta kedua, dia sudah berhasil menembus skuad Arema.

Tahun lalu dia juga sempat beberapa kali jadi pemain inti dan menerima panggilan Timnas Indonesia U-23 untuk pemusatan latihan.

Cara main Jayus memang murni sebagai gelandang jangkar yang senang berduel dengan lawan. Tak jarang pelanggaran keras dilakukan. Akhir tahun lalu dia sempat mengalami cedera lutut dan membuatnya absen hingga akhir musim.

Tapi dia tidak trauma. Menurutnya, cedera sudah dianggap risiko pesepak bola dan bisa menimpa siapa saja. “Karakter main saya dari dulu ya seperti ini. Mau gimana lagi,” sambungnya.

Saat ditanya pemain yang menginspirasinya untuk main spartan di lapangan, Jayus malu-malu memberi jawaban. Pemain idolanya adalah legenda Liverpool, Steven Gerrard. “Saya suka lihat Gerrard bermain. Suka juga lihat Liverpool,” lanjutnya.

 

Video Populer

Foto Populer