Bola.com, Makassar - Ada 17 pemain asal Amerika Selatan yang pernah membela PSM Makassar dalam sepanjang Liga Indonesia. Empat di antaranya berasal dari Chile, yakni Cristian Carrasco, Oscar Aravena, Julio Lopez, dan Luis Pena. Tiga nama pertama berposisi sebagai striker. Sementara Pena berperan sebagai gelandang jangkar Juku Eja.
Meski tidak banyak, peran pemain asal Chile di PSM Makassar terbilang lumayan, Oscar misalnya. Meski hanya semusim berkostum PSM di Liga Indonesia 2003, sosoknya menjulang dengan raihan penghargaan top scorer musim itu dengan koleksi 31 gol.
Baca Juga
Reaksi Media Vietnam terhadap Lancarnya Proses Naturalisasi Kevin Diks: Pemain Berkualitas Nih, Bek tapi Cukup Tajam
Pakai Pemain Muda di Piala AFF 2024, PSSI Masih Tunggu Daftar Nama Pemain dari Shin Tae-yong
Lewat Rapat Paripurna 9 Menit, DPR Setujui Naturalisasi Kevin Diks untuk Timnas Indonesia: Tinggal Keppres, Sumpah, Perpindahan Federasi
Advertisement
Duet bersama Cristian Gonzales yang mengemas 28 gol jadi momok menakutkan pemain belakang lawan. Sayang, PSM hanya bertengger di peringkat kedua di akhir musim. Kalah bersaing dengan tim kuda hitam, Persik Kediri.
Menurut Herman Kadiaman, staf pelatih di PSM musim itu, Oscar dan Cristian adalah tipikal striker yang saling melengkapi.
"Keduanya juga tajam, termasuk dalam duel bola atas. Oscar dan Cristian pun sama-sama piawai dalam eksekusi bola mati," kata Herman kepada Bola.com, Rabu (10/6/2020).
Seperti diketahui, selepas dari PSM, ia melanjutkan kariernya di Persela Lamongan. Sedang Pena dan Carrascao dikenang oleh suporter PSM sebagai penyelamat Juku Eja dari ancaman degradasi.
Pena didatangkan manajemen PSM pada putaran kedua Liga Super Indonesia 2009-2010. Ia diplot menggantikan peran Daniel Baroni, pemain asal Brasil yang dinilai gagal beradaptasi dengan atmosfer sepak bola Indonesia.
Saat itu, PSM tengah berkutat di papan bawah yang berimbas pergantian pelatih dari Hanafing ke Tumpak Sihite.
Duet bersama Shin Hyun-joon dari Korea Selatan mampu mendongkrak penampilan Juku Eja. Begitu pun dengan Carrascao yang datang ke PSM bersama Pena di putaran kedua. Carrascao yang sempat memperkuat PSMS Medan, Persebaya Surabaya, Persipura Jayapura dan Persma Manado, ini mampu mengemas 15 gol buat PSM Makassar.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Memahami Kondisi Tim
Meski tidak lama memperkuat PSM Makassar, keempat pemain asal Chile itu meninggalkan kesan baik. Itu karena mereka tidak banyak menuntut dan mengerti kondisi tim.
Seperti diungkap Raja Isa, pelatih asal Malaysia yang menangani Juku Eja pada musim 2007-2008. Saat itu, PSM diperkuat Julio Lopez yang sebelumnya jadi bintang di PSIS Semarang dan Persib Bandung. Menurut Raja, Lopez adalah pemain yang disiplin mengikuti program latihan yang diberikannya. Padahal saat itu, PSM tengah bermasalah pada finansial tim, di mana gaji pemain sempat tertunggak.
"Di lapangan, Lopez menunjukkan sikap profesionalnya. Kalau sudah bertanding, tidak ada kesan tim lagi bermasalah," terang Raja Isa.
Begitu pun dengan Oscar. Menurut Herman, Oscar termasuk pemain yang selalu fokus dalam latihan maupun saat tim bertanding. "Sesekali ia memang menyempatkan diri bercanda dengan rekan setimnya. Ia pun patuh dengan instruksi pelatih. Itulah mengapa Oscar menjadi pencetak gol terbanyak sesuai posisinya sebagai striker," tutur Herman.
Sementara Carrascao kerap membuat suporter larut dalam euforia kala dirinya mencetak gol. Selebarasi dengan memakai topeng spiderman adalah ciri khas yang melekat kental dari pemain yang membela Persita Tangerang selepas dari PSM.
Advertisement