Bola.com, Jakarta - Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot S. Dewabroto, mengatakan telah berjumpa perwakilan PSSI, yakni Yunus Nusi. Ada tiga hal utama yang jadi pembahasan, mulai dari rencana kelanjutan Liga 1 hingga persiapan Piala Dunia U-20 2021.
PSSI dan PT LIB sepekan belakangan memang getol melakukan koordinasi terkait kelanjutan Liga 1. Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai payung organisasi olahraga di Indonesia juga aktif memberikan masukan dan saran mengenai rencana-rencana tiap cabor, dalam konteks ini, sepak bola.
Baca Juga
Kike Linares: Cadangan di PSM, Kini Jadi Pahlawan Kemenangan Filipina atas Thailand di Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024
4 Korban Kartu Merah di BRI Liga 1 Musim Ini, 3 di Antaranya Langganan Timnas Indonesia
3 Fakta Menarik dari Pekan ke-18 Premier League, Panasnya Boxing Day: Kartu Merah Bruno Fernandes dan Kekalahan MU Paling Nyesek
Advertisement
Satu hal yang menjadi isu pokok yakni perihal boleh atau tidaknya penonton dan bagaimana mekanismenya menyusul wacana kelaziman baru (new normal) yang digagal pemerintah Indonesia. Mengenai hal ini, Gatot S. Dewabroto menyatakan otoritas sepak bola Indonesia harus mematuhi anjuran pemerintah.
"Ikuti protokol kesehatan yang sudah di tanda tangan Menteri. Itu sudah diatur, kapan itu protokolnya, itu sudah di tanda tangani, tapi memang belum kami edarkan saja," kata Gatot.
"Yang jelas ikuti apa yang tertulis dalam surat edaran kemenpora."
"Penonton yang masuk harus mematuhi aturan, yakni soal suhu badan, masker, jaga jarak. Contoh, GBK berkapasitas 70 ribu, tapi nanti hanya setengahnya saja. Supaya ada transparas publik, panpel harus menyiapkan minimal big screen. Itupun harus dijaga, pengumpulan massa dengan protokol kesehatan agar jangan semua ngotot ke dalam. Harus dipastikan ini disiarkan langsung di mana. Itu akan berlaku ke pemain dan panpel. Jadi dibagi, panpel gimana, penonton gimana, atlet gimana," katanya lagi.
Kemenpora secara khusus menyebut langkah PSSI untuk membuat protokol kesehatan sebagai sesuatu yang bagus. Sebab, federasi olahraga yang bersangkutan mestinya lebih paham apa-apa yang dibutuhkan.
"Tidak apa-apa, tiap cabor kan memang bikin. Bahkan mungkin aturan protokol pssi lebih ketat. Kenapa kami lega? Karena Kemenpora tidak mengatur PSSI saja, tapi ada cabor lainnya. Federasi yang lebih paham," katanya lagi.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Soal Piala Dunia U-20
Seperti sudah disebutkan di awal, ada tiga bahasan pokok antara Sesmenpora dengan PSSI. Gatot S. Dewabroto sebetulnya tidak menjadikan Liga 1 sebagai bahasan paling penting, sebab masih ranahnya PSSI dan operator liga.
Adapun dua hal lain dibahasa yakni terkait perkembangan Piala Dunia U-20 2021 mendatang. Ini menjadi uurgensi semua pihak terkait mengingat besarnya event olahraga tersebut.
"Pertama, PSSI melapor tentang update kegiatan PSSI karena ini baru pertama kali ketemu Pak Yunus Nusi setelah ada pergantian. Kami biasanya hanya lewat WhatsApp," kata Gatot.
"Kedua, persiapan untuk melaporkan rencana kompetisi. Kami sampaikan kompetisi ranahnya cabor dan itu terserah PSSI dan protokol itu hukunya wajib. Detailnya, tinggal surat edaran dari Pak Menteri. Surat edaran Pak Menteri soal protokol kesehatan di era new normal."
"Ketiga, persiapan Piala Dunia. Persiapan disebutkan kita sudah kehilangan waktu cukup panjang, mereka harus melakukan percepatan, dan masalah anggaran kami akan membantu sejauh tersedia di kami dan ketentuan yang berlaku," ujarnya lagi.
Advertisement