Bola.com, Jakarta - Kurniawan Dwi Yulianto termasuk pemain yang beruntung pernah merasakan tampil di kompetisi Eropa. Setelah satu musim bermain di kompetisi Primavera, ia ditawari bergabung oleh manajemen FC Luzern jelang musim 1994-1995.
Di klub Liga Utama Swiss itu, ia tampil 12 kali dengan koleksi 3 gol. Kurniawan juga tampil di Piala Intertoto.
Baca Juga
Hasil Liga Spanyol: Kylian Mbappe dan Rodrygo Impresif, Real Madrid Bungkam Sevilla dan Geser Barcelona dari Peringkat Kedua
Hasil Liga Inggris: Dipaksa Imbang Everton, Chelsea Gagal Kudeta Liverpool dari Puncak
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
Advertisement
Menurut Kurniawan pada channel youtube SportOne, ia mendapat banyak pengalaman berharga selama karier singkatnya di Eropa. "Di sana saya belajar banyak arti seorang profesional. Setiap pemain dituntut fokus meningkatkan kemampuan diri untuk tim. Termasuk mempersiapkan diri secara detail saat mau berlatih apalagi saat hendak bertanding," ujar Kurniawan.
Kurniawan Dwi Yulianto merujuk contoh kecil. Misalnya sepatu yang akan dipakai saat latihan atau bertanding. Sepatu yang dipakai harus disesuaikan dengan kondisi dan permukaan lapangan.
"Kalau ada pemain yang kerap terjatuh karena lapangan licin, pasti akan mendapat teguran dari pelatih. Dari hal kecil saja seperti sepatu sudah tidak benar. Gimana mau menjadi pemain profesional," terang Kurniawan.
Pengalaman yang paling berkesan saat berstatus pemain Luzern adalah bermain di Piala Intertoto. Setelah lolos dari putaran pertama, Luzern menghadapi Tottenham Hotspur yang diperkuat bintang tim nasional Jerman, Juergen Klinsmann.
Luzern memang gagal melangkah ke babak selanjutnya setelah menelan kekalahan dalam dua pertemuan. Tapi, bagi Kurniawan, duel itu justru menjadi pengalaman berharga. Ia sempat dimainkan saat Luzern bertindak sebagai tuan rumah.
"Kebangaan tersendiri bisa satu lapangan dengan pemain sekelas Klinsmann," ungkap Kurniawan.
Di luar kompetisi resmi, Kurniawan sebelumnya malah sudah terbiasa bermain dengan deretan pemain bintang di Sampdoria. Sebagai pemain yang dinilai menonjol di PSSI Primavera, Kurniawan kerap dipanggil untuk latihan bersama Ruud Gullit, Sinisa Mihajlovic, David Platt, Christian Karembeu, Attilio Lombardo dan Roberto Mancini.
Kurniawan Dwi Yulianto juga pernah dimainkan saat Sampdoria beruji coba dengan klub lokal setempat. "Saya lupa nama klubnya. Waktu itu, saya masuk menggantikan Ruud Gullit. Sebelum masuk ke lapangan, pelatih membisiki saya agar main lepas. Saya pun tampil dan mencetak gol saat mendapat peluang."
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ikut Tur Asia Sampdoria
Jelang musim 1994-1995, Sampdoria melakoni tur Asia yakni ke Indonesia, Thailand dan Hong Kong. Pelatih Sampdoria saat itu, Sven Goran Eriksson, memasukan nama Kurniawan Dwi Yulianto dalam daftar pemain yang berangkat.
Sebelum ke Asia, Kurniawan ikut latihan reguler tim. Ia menginap di sebuah hotel yang juga ditempati tim muda Sampdoria yang bermain kompetisi Primavera dan Baretti.
"Di hotel saya mendapat pelajaran. Bagaimana sikap para pemain muda di Italia. Mereka sangat disiplin dan profesional. Karena mereka yakin sepak bola adalah jalan hidup dan masa depan," ungkap Kurniawan.
Latihan bersama tim senior Sampdoria jelang tur Asia jadi pengalaman tersendiri. Kurniawan menceritakan suasana ruang ganti Sampdoria. Posisi pemain senior agak terpisah dari juniornya.
"Saya lebih banyak diam. Jangankan itu, pemain muda Italia pun tak berani menyapa senior. Kami baru buka mulut kalau mereka yang menyapa," kenang Kurniawan.
Tapi dalam latihan, suasananya cair. Seluruh pemain berbaur mengikuti program latihan yang diberikan Eriksson.
"Apalagi jelang berangkat tur Asia. Mereka kerap menyapa saya karena Sampdoria akan bermain di Indonesia."
Pada ujicoba Sampdoria mennghadapi Indonesia Selection di Stadion Gelora Bung Karno, Kurniawan membuat penonton bergemuruh saat mencetak gol di babak kedua. Setelah pertandingan di Jakarta, Sampdoria melanjutkan perjalanan ke Thailand dan Hong Kong.
"Suasana tim lebih akrab. Malah waktu di Thailand, Roberto Mancini mengajak saya dan beberapa pemain muda lainnya makan bersama. Dia yang bayar," kenang Kurniawan.
Advertisement