Bola.com, Semarang - Suporter memiliki peranan penting bagi tim yang bertanding di lapangan hijau. Mereka sering disebut sebagai pemain ke-12 dan menjadi nyawa tersendiri, seperti halnya Snex yang setia memberikan dukungan kepada PSIS Semarang.
Dengan jumlah ratusan bahkan ribuan, mereka tak henti-hentinya bernyanyi dan melantangkan chant dukungan kepada tim kesayangan. Termasuk memberikan teror kepada lawan.
Baca Juga
Advertisement
Perjalanan panjang dan berliku juga dilalui oleh kelompok suporter. Mulai dari awal dibentuk, perjalanan selama mendukung, hingga suka dan dukanya mengawal tim kebanggaan.
Hal itu turut dirasakan oleh kelompok suporter PSIS Semarang, Semarang Exteme (Snex). Satu di antara kelompok suporter fanatik dan resmi milik PSIS, selain Panser Biru.
Perjalanan panjang diceritakan oleh sesepuh sekaligus Ketua Snex, Edy Purwanto, kepada Bola.com. Terutama mengenai perjalanan dan eksistensi Snex dalam memberikan dukungan total kepada Laskar Mahesa Jenar yang merupakan julukan PSIS.
Edy Purwanto merupakan ketua Snex yang sudah memimpin selama tiga periode. Selain menjadi pemimpin di Snex, ia juga membidani lahirnya kelompok suporter garis keras PSIS.
Ia menceritakan sejarah lahirnya Snex, tepatnya pada 20 Maret 2005. Itu merupakan musim di mana PSIS mampu menyegel peringkat ketiga Liga Indonesia kala itu. Snex lahir sebagai wadah menampung suporter arus bawah di kalangan pendukung Mahesa Jenar.
"Snex bisa berdiri atas dasar arus bawah teman-teman di Panser Biru, yang suka tour tapi di luar koordinasi. Berangkatnya agak semi-liar, hal itu sempat tidak diterima oleh Panser Biru," ungkap Edy dalam obrolan, Rabu (17/6/2020).
Terbentuknya Snex terjadi ketika organisasi suporter tertua PSIS, Panser Biru, menggelar kongres ketiga. Suara dari arus bawah sekitar 20 korwil Panser Biru mendukung sosoknya untuk mendirikan organisasi baru dengan nama Semarang Extreme atau Snex.
"Sempat ada nama Semarang Nekat, tapi nanti kok kesannya seperti Bonek. Akhirnya kami memperhalus menjadi Semarang Extreme. Namun tidak dengan model nekat, agar tidak dipandang negatif oleh masyarakat," terang Ketua Snex itu.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Diterima Manajemen PSIS
Snex lahir 15 tahun lalu di sebuah keluarahan di Semarang Timur. Edy Purwanto mengaku saat itu keberadaan Snex sebagai pendukung PSIS tidak ditanggapi oleh manajemen PSIS dan Panser Biru.
Snex yang awalnya dianggap kelompok garis keras, liar, dan sulit untuk diatur, perlahan image negatif itu memudar. Anggota Snex yang punya jumlah yang banyak, lambat laun bisa diterima oleh Panser Biru dan juga manajemen klub.
Snex menjadi kekuatan besar lainnya bagi PSIS. Terutama semangat para anggotanya untuk menunjukkan eksistensi dalam mendukung PSIS, menjadi alasannya. Kesetiaan Snex untuk PSIS sering diacungi jempol.
"Awalnya tidak direspons manajemen karena dianggap garis kerasnya Semarang. Tapi, dengan semangat teman-teman, terutama karena yang paling sering dan berani away itu Snex, akhirnya kami diakui setelah PSIS lolos ke babak 8 besar di Senayan pada 2005," ungkapnya.
"Mas Yoyok Sukawijaya (petinggi PSIS) menyetujui. Kami pun diakomodasi sebagai kelompok suporter PSIS dan didaftarkan ke PSSI. Kami di tribune utara, sementara Panser Biru di selatan. Responsnya justru postif dalam hal memberikan teror kepada tim lawan dari dua sisi stadion," lanjut Edy Purwanto.
Tugu muda di Kota Semarang cukup berkesan bagi Snex. Selain sebagai ikon dan tempat favorit di kota Lumpia, Tugu Muda adalah tempat bersejarah bagi Snex. Kelompok suporter itu mendeklarasikan diri pada 20 Maret 2005 silam di Tugu Muda Semarang.
Selain itu, semangat kepahlawanan dengan dibangunnya Tugu Muda di Semarang, menjadi inspirator bagi Snex. Meski bergulat dengan sepak bola, aura kepahlawanan menjadi penyemangat Snex.
"Momen semangat pahlawan di Semarang ada sejarah pertempuran lima hari. Untuk itu setiap kegiatan kami, termasuk malam tirakatan juga dilaksakan di Tugu muda," kata Edy Purwanto.
"Untuk Alanggota Snex sekitar 4500 orang sesuai KTA sejak awal saya di Snex. Anggota sekarang mungkin sekitar 15 ribu," bebernya.
Advertisement
Pionir Suporter Berhaluan Ekstrem
Lahir pada 2005, Snex bisa disebut sebagai pelopor kelompok suporter berhaluan ekstrem di Indonesia. Bahkan sebelum berkembangnya aliran ultras atau Hooligan masuk ke Indonesia.
Secara tidak langsung Snex menjadi trend-setter bagi kelompok di luar "mania" yang muncul. Seperti Benteng Viola (Persita Tangerang), The Maident (PSIM Yogyakarta), serta beberapa kelompok suporter ultras seperti di Sleman.
Satu di antara buktinya adalah Snex begitu familiar dengan warna hitam sebagai simbol kebesaran sejak dibentuk pada 2005. Warna yang kemudian menjadi perwakilan kelompok suporter ultras atau di luar mania.
"Wana hitam Snex karena mengalir dari arus bawah. Teman-teman menentukan corak warna dengan diskusi. Panser Biru dengan warna biru, sedangkan kami cenderung hitam. Teman-teman sering produksi warna hitam, terus terang kami pencetus warna hitam di kalangan suporter Indonesia," ungkap Edy Purwanto.
"Kami tetap sering berkoordinasi dengan kawan-kawan di Panser Biru. Seperti ikut mengkoordinasikan suporter tamu yang datang. Kalau soal kreativitas kembali ke masing-masing," jelasnya menutup perbincangan.